Tuesday, July 15, 2008

PENJELASAN RESMI PKS SOAL SIKAP ABSTAIN DI PILKADA RIAU

Selasa, 15 Juli 2008 11:03
PENJELASAN RESMI PKS SOAL SIKAP ABSTAIN DI PILKADA RIAU

Meskipun telah dijelaskan sebelumnya mengenai sikap abstain PKS pada Pilkada Riau, namun belakangan isu yang berkembang PKS dituding gagal berkualisi karena uang. PKS membantah dan berikut penjelasan resminya.




Riauterkini-PEKANBARU-




Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirahmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam atas Nabi Muhammad Saw. Bagi kita, semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmad dan hidayahnya. Amin.

Izinkan kami, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Propinsi Riau mengawali penjelasan ini dengan permohonan maaf atas keputusan politik yang telah kami ambil terkait Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) di Riau. Kami sadar, keputusan ini mengejutkan, mengecewakan banyak pihak dan cukup sulit dapat dipahami. Hal itu tercermin dari banyaknya tanggapan yang kami terima dari berbagai pihak, baik disampaikan langsung, maupun melalui telepon dan SMS. Juga sebagaimana diberitakan berbagai media massa .

Semula kami tidak ingin menanggapi berbagai isu yang berkembang, namun setelah mencermati opini yang berkembang pasca keputusan abstain di Pilkada Riau, kami melihat ada sebuah kondisi yang mengancam kredibilitas dan nama baik PKS sebagai sebuah institusi politik. Ada kecenderungan opini berkembang ke arah pembunuhan karakter, kampanye hitam yang menyesatkan. Secara umum kami menangkap ada sekelompok pihak yang sengaja mengarahkan opini masyarakat ke satu kesimpulan, berupa anggapan gagalnya PKS berkualisi dengan salah satu dari tiga pasangan tersebut semata-mata karena cost politik atau karena uang. Dalam hal ini adalah, PKS terlalu tinggi mematok tarif cost politik.

Melalui penjelasan ini, kami menegaskan bahwa persepsi di atas tidaklah benar. Keliru, namun sengaja belakangan disebarkan kelompok yang tak bertanggung jawab untuk merusak citra PKS!

Dari beberapa pilkada yang diikuti, kami menyimpulkan ada tiga faktor penentu kemenangan, yaitu :

1. Calon. Calon haruslah memiliki ekuitas yang cukup untuk memenangkan pertarungan. Ekuitas dimaksud antara lain popularitas yang dibuktikan dengan survey, citra diri, dan kemampuan berkompetisi, yang dengan ini diharapkan mampu menggerakkan orang untuk memilih dirinya.

2. Dukungan politik. Calon tidak mungkin bisa maju dalam pemilihan kepala daerah jika tidak memiliki dukungan politk yang paling minimal, yaitu 15 % suara atau kursi di DPRD, jika melalui jalur parpol, atau dukungan 5% dari jumlah penduduk, jika melalui jalur perorangan. Ini baru dukungan untuk bisa maju. Sudah tentu, bahwa setiap calon pasti ingin menang. Bukan sekedar berpartisipasi. Oleh karenanya, yang bersangkutan harus memiliki dukungan politik yang lain, berupa mesin yang bisa bekerja memenangkannya.

3. Dukungan dana. Suka atau tidak, dana adalah salah satu faktor yang bisa menentukan kemenangan calon. Mulai transportasi sampai saksi, logistik hingga upaya melawan isu-isu dan intrik-intrik, memerlukan dana yang tidak sedikit.

Ketiga faktor di atas saling terkait. Jika poin 1 dan 2 tidak dimiliki, atau tidak mencapai batas minimal, berapa pun dana yang akan diberikan oleh kandidat, itu tidak akan berpengaruh bagi kami untuk memberi dukungan kepadanya.

Sangat disayangkan, bahwa poin 3 dianggap menjadi bagian yang berdiri sendiri dan kemudian menjadi sangat penting. Sehingga seolah-olah bahwa karena faktor inilah PKS gagal berkomunikasi dan berkoalisi dengan calon-calon yang ada.

Jika hanya faktor yang ketiga, faktor uang yang menjadi pertimbangan, maka kami tentu akan memilih kandidat yang secara tertulis di atas materai berkomitmen memberi dukungan dana sebesar Rp 50 miliar. Jumlah yang sangat jauh lebih besar jika dibandingkan dengan komitmen dari ketiga pasangan yang sempat meminta dukungan kepada PKS.

Terakhir kami ingin mengatakan, bahwa keputusan tidak ikut Pilkada memang sebuah keputusan sulit dan tidak populer, bahkan bisa jadi juga tidak strategis, namun kami menilai itulah keputusan terbaik dalam situasi serba sulit dan buruk yang berkembang selama proses prakoalisi.

Hanya kepada Allah kami mengembalikan keputusan tersebut. Semoga Allah memberikan menjadikan jalan terbaik bagi PKS untuk terus mengembang amanah melalui jalur politik. Kepada semua kader dan simpatisan, kami mengharapkan dukungan atas keputusan tersebut dengan tetap tak bosan memberikan saran dan kritik membangun. Kepada kader dan simpatisan kami berikan kebebasan menentukan dukungan sesuai hati nurani. Berikan dukungan secara pribadi, tanpa membawa nama dan atribut PKS. Sedangkan kepada seluruh masyarakat Riau kami mohon maaf jika keputusan ini mengecewakan.***

sumber: http://riauterkini.com/politik.php?arr=19953



Beri tanggapan | Baca tanggapan

No comments: