Monday, August 25, 2008

UPDATE CALEG DPR PKS RIAU DAN KEPRI

Riau - 01
1 Chairul Anwar, Drs., Apt. (L) Komisi IX (A-246)
2 Veny Zano (L)
3 Aida Malikha, S.Psi (P)
4 Alfaisal Jayuska (L)
5 Ir. H. Abdul Ghafar (L)
6 Ir. H. Erwandy Saleh, MM (L)
Riau - 02 1 Abdul Jabbar, MA (L)
2 Hidayat Rohim (L)
3 Ir. H. Arkeno (L)
4 Asih Drajad Lumintu, S.Pd (P)
5 Tyas Soekarsono Utomo, Dr. (L)


Kepulauan Riau - 01
1 Ruly Tisna Yuliansa, Ir. (L)
1 Herlini Amran, MA. (1) (P)
2 Janawir, dr (L)
2 Sa'id Iqbal (L)
3 Khusnul Inayati (P)
3 Desy (P)
4 Suryadi, Lc.S.Ag (L)
5 Rina Novita, Amd (P)
6 Drs. Abu Mandaha (L)

SUMBER : WWW. PK-SEJAHTERA.ORG

Sunday, August 24, 2008

Profil Bakal Calon Angggota Dewan DPD PKS INHU










Pemilu tahun 2009 terdapat kenaikan jumlah "kursi" di DPRD Kabupaten Indragiri Hulu menjadi 35, sebelumnya -tahun 2004- hanya 30 kursi dengan jumlah Dapil tetap (4 Dapil).

Dapil 1 (Kuala Cenaku, Rengat, Rengat Barat)
Dapil 2 (Seberida, Batang Cenaku, Batang Gangsal)
Dapil 3 (Peranap, Batang Peranap, Kelayang, Rakit Kulim)
Dapil 4 (Lirik, Pasir Penyu, Lubuk Batu Jaya, Sei Lala)

Tersisa 35 orang kader dan tokoh yang bersedia diajukan sebagai BCAD -Bakal Calon Anggota Dewan- dari 43 yang sebelumnya diajukan. Karena BCAD adalah tugas dan amanah yang berat dan bukan "suatu kemuliaan".

H-2 (tanggal 17 Agustus 2008) jam 02.30 WIB tim DPD berhasil menyelesaikan hampir semua berkas persyaratan Caleg, besoknya dibawa ke KPUD. Alhamdulillah PKS INHU 1 diantara 2 partai awal yang menyerahkan berkas.

Rekapitulasi Profil BCAD Pemilu 2009 PKS INHU:
1. Berdasarkan Pendidikan BCAD
S2: 3%
S1: 67%
Diploma:8%
SLTA: 22%

2. Berdasarkan Gender / Keterwakilan Perempuan
laki-laki: 60%
Perempuan: 40%

Dapil-1 : 36%
Dapil-2 : 50%
Dapil-3 : 33%
Dapil-4 : 44%

3. Usia BCAD
<25 tahun: 6%
25-40 tahun: 83 %
>40 tahun: 11%


Admin

Friday, August 22, 2008

Nomor Urut Caleg dan Upaya Memelihara Keikhlasan

Tulisan lama yang masih sangat relevan dengan situasi sekarang:

http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=6&storyid=2316
Rabu, 11 Pebruari 2004 11:04 WIB (Taujih Pemilu 2004)

Nomor Urut Caleg dan Upaya Memelihara Keikhlasan

Sampai hari ini, berita tentang ungkapan ketidakpuasan dan kekecewaan
soal nomor urut caleg di partai-partai masih terus saja bergulir. Sejak
29 Desember 2003 sebagai batas akhir partai peserta pemilu menyerahkan
daftar calegnya ke KPU, sejak hari itulah protes yang berbuah
kekecewaan, kecaman hingga pengerahan massa yang memicu api kerusuhan
dan tindak brutal terjadi. Para kader 5 partai besar di daerah-daerah
menyoal nomor urut caleg keputusan DPP yang mereka anggap tidak
aspiratif dengan suara bawah.

Mereka kecewa lantaran tokoh-tokoh yang mereka jagokan di lapangan
ternyata menempati posisi nomor sepatu alias posisi penggembira yang
logikanya sulit bisa lolos ke kursi legislatif. Kita tidak tahu, pengerahan massa yang melakukan aksi protes itu murni muncul secara spontanitas dari kader partai di daerah, atau dimotivasi oleh para caleg yang mendapat nomor tidak jadi itu.

Bagaimana dengan PK Sejahtera? Segala puji hanya milik Allah SWT, hingga
hari ini PK Sejahtera sunyi dari pergolakan yang menerpa partai-partai iu.

PK Sejahtera, bila dilihat dari raihan suara yang diperoleh hinga
termasuk partai yang menduduki 6 besar pada pemilu 1999 lalu, sebenarnya
juga bisa mengundang kekisruhan sebagaimana partai-partai besar lainnya.
Terlebih untuk pemilu 2004 mendatang, PK Sejahtera dinilai banyak
pengamat bakal mengalami peningkatan perolehan dukungan. Sekjend PK
Sejahtera, M Anis Matta, pernah mengatakan ada beberapa tafsiran
penyebab ribut-ribut soal caleg. Pertama, motivasi orang berpolitik
adalah untuk menjadi kaya, bukan untuk beribadah. Dan kenyataan saat
ini, dalam lima tahun terakhir orang kaya baru di Indonesia, lahir dari
jalur politik. Kemudian penyebab lainnya adalah system administrasi,
atau system internal partai. Kebanyakan partai tidak memiliki mekanisme
penetapan caleg. Hal ini dikarenakan sebagian besar partai tenggelam
oleh kebesaran nama ketua partai. Sehingga penentuan caleg, tidak
didasarkan pada mekanisme organisasi yang jelas. Hal yang berbeda
terjadi di PK Sejahtera, motif umum para caleg adalah untuk beribadah.
Sehingga jadi caleg atau pun tidak, ongkos pemilu untuk Partai akan
ditanggung bersama-sama. Benarkah seperti itu? Mari kita renungi masing-masing.

Benarkah tak ada pergolakan apapun terkait nomor urut caleg PK yang
makin banyak menjadi tambatan harapan rakyat Indonesia ini? Sebagai
sebuah taushiyah, tema itu tentu layak kita jadikan bahan sebagai bahan tadzkirah.

Abaikan sementara anggapan bahwa para kader yang menjadi caleg PK Sejahtera itu adalah orang-orang yang sudah sekian lama terbina dalam
mekanisme pendidikan yang intensif. Karena berdasarkan petunjuk Al Quran
dan hadits Rasulullah SAW, manusia mempunyai kecenderungan terhadap
harta, wanita dan kekuasaan atau jabatan. Di zaman Rasulullah SAW pun,
sejumlah sahabat diceritakan ada yang terpeleset dan tergiur saat
berurusan dengan salah satu dari tiga titik kritis itu. Dalam urusan
politik dan kekuasaan seperti sekarang, mungkin saja ada perasaan hubbur
riasah, hubbul jah (cinta jabatan dan cinta kedudukan) yang mulai
menghampiri kita. Ruang interaksi kita yang mulai menyentuh titik-titik
kritis itu, sangat rentan bagi penyimpangan niat.

Apa indikasi penyimpangan niat? Mari kita ambil salah satu saja dari
sabda Rasulullah SAW tentang hal ini. "Maukah kalian saya beritahu
tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya takuti daripada Al Masih Ad Dajjal?

Kami katakan: Ya," Ia berkata: "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Syirik khafiyy (yang tersembunyi) yaitu seseorang
mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki shalatnya karena ia mengetahui
ada orang yang melihatnya." (Shahih Sunan Ibni Majah 2/310).

Dalam konteks pencalegan dan nomor urut caleg, ketergelinciran dan
penyimpangan orientasi itu bisa muncul bagi mereka yang kebetulan berada
di papan nomor caleg jadi, maupun bagi mereka yang berada di papan nomor urut bawah.

Bagi kelompok pertama, yakni untuk mereka yang berada di nomor urut
atas, penyimpangan yang terjadi terkait dengan hadits Rasulullah SAW,
adalah ketika amal-amal dakwah mereka menguat hanya saat mereka
mengetahui bahwa amal-amalnya kini diperhatikan dan menjadi sorotan
orang banyak. Merasa bangga dengan posisinya menjadi nomor urut jadi.
Merasa berada di atas caleg-caleg yang lain yang ada di bawahnya. Merasa
amal-amalnya selama ini ternyata berbuah pada posisinya berada pada
nomor urut atas. Memajukan dirinya, bukan organisasinya dan bukan jamaah
dakwahnya, sebagai orang yang memang layak dipilih. Menganggap bahwa
posisinya sebagai caleg jadi, adalah gerbang yang akan membawanya pada
lembar kehidupan yang baru, yang paling tidak mapan secara finansial dan
dihormati orang. Sensitif sekali memang, dan sulit sekali sekali membedakannya.

Bagi mereka yang kebetulan berada di posisi caleg nomor urut tidak jadi.
Konteks hadits ini bisa bermakna penyimpangan mereka tatkala mereka
menjadi lemah dalam bergerak, berdakwah, dan beramal secara umum untuk
kepentingan dakwahnya. Merasa hasil kerja dakwahnya selama ini nyaris
sia-sia karena tidak berada di urutan caleg jadi. Merasa bahwa
orang-orang yang berada di atasnya, sebenarnya tidak layak menempati
posisi itu. Merasa sungkan untuk lebih banyak berjuang dan berdakwah
karena suaranya akan masuk pada mereka yang ada di atasnya. Mulai
hitung-hitungan dalam berkorban karena menilai diri sendiri yang kurang
mendapat apresiasi yang seharusnya. Menganggap bahwa posisinya yang
tidak pada nomor urut caleg jadi, sebagai masalah yang menjadikan
peluang kehidupannya tidak membaik sebagaimana mereka yang akan menjadi
anggota legislatif. Sensitif sekali memang, dan sulit sekali membedakannya.

Apa jalan keluar yang paling penting kita lakukan? Terus menerus
memperbaharui niat dan memantau keikhlasan dalam beramal dan bekerja.
Itu juga yang menjadi inti pesan panjang Presiden Partai Keadilan
Sejahtera Dr. Hidayat Nurwahid saat berbicara di hadapan para caleg di
gedung YTKI kurang lebih satu bulan lalu. Berulangkali beliau menasihati
para caleg untuk sama sekali tidak memandang soal nomor urut. Beliau
menjelaskan betapa dalam sejarahnya Partai Keadilan Sejahtera tidak
pernah mengenal yang bernama karir politik. Karena pada dasarnya motif
masuknya PK Sejahtera dalam lapangan politik adalah masalah pertanggung
jawaban terhadap publik. Dan, itu merupakan amanah yang sangat berat.
Lalu siapa sebenarnya orang yang mau menanggung amanah berat ini? Di
situlah pentingnya keikhlasan.

Ketergelinciran hati, penyimpangan orientasi itu memang sangat tipis dan
sulit membedakannya. Rasulullah SAW bahkan pernah menyebut riya itu
seperti seekor semut hitam yang ada di dalam gelap malam. Yusuf bin Al-
Husain berkata. "Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas.
Berapa banyak aku mengenyahkan riya' dari hatiku, tapi seakan-akan ia
tumbuh dalam rupa yang lain." Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata,
"Ikhlas artinya membersihkan amal dari segala campuran." Dengan kata
lain, amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya karena
kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin memperlihatkan amal itu
tampak indah di mata orang-orang, mencari pujian, tidak ingin dicela,
mencari pengagungan dan sanjungan, karena ingin mendapatkan harta dari
mereka atau pun alasan-alasan lain yang berupa cela dan cacat, yang
secara keseluruhan dapat disatukan sebagai kehendak untuk selain Allah,
apa pun dan siapa pun."

Ingat, takut tidak ikhlas tidak akan pernah menjadikan kita berhenti
dari bekerja. Kekhawatiran tidak ikhlas harus menambah amal dan kerja
dakwah kita lebih besar lagi agar kekhawatiran tidak ikhlas itu luruh.

Karenanya, mari saling bantu meluruskan dan mengikhlaskan niat. Karena
keikhlasan adalah inti kekuatan dan ketidakikhlasan adalah inti kelemahan
dan kekalahan. [M Lili Nur Aulia]



Berita terkait:
• Nomor Urut Turun, YUDI CHRISNANDI Ancam Mundur Jadi Caleg
suarasurabaya.net| YUDI CHRISNANDI anggota Partai Golkar, mengancam mundur dari pencalegan, kalau nomor urut pencalegannya diturunkan tanpa alasan yang jelas. http://www.suarasurabaya.net/v05/politik/?id=3b2fe3c9924750c6128444342ab2bbb1200855321

• Medan (SIB) Kisruh Nomor Caleg Sekretaris PDIP Medan disandera
Kisruh dalam penetapan nomor urut calon legsilatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Medan berbuntut penyanderaan. Sekretaris PDIP Kota Medan, Arifin, disandera massanya sendiri.
Aksi penyanderaan yang berlangsung, Selasa (19/8) itu merupakan bagian dari demonstrasi yang dilakukan puluhan kader PDIP di Kantor PDIP Medan, Jl. Sekip Baru, Medan. Massa merupakan kader dari pimpinan anak cabang PDIP di Medan.
Massa mengaku kecewa dengan hasil penetapan nomor urut caleg yang sudah disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan. Ada indikasi, kecurangan di internal partai dalam penetapan nomor tersebut dan berkaitan dengan permintaan uang. http://hariansib.com/2008/08/20/kisruh-nomor-caleg-sekretaris-pdip-medan-disandera/

• Sejumlah Caleg PDIP Mengundurkan Diri
Rabu, 20 Agustus 2008 - 14:07 wib
Rahmat J - Okezone
KUPANG - Sejumlah calon anggota DPRD di Nusa Tenggara Timur dari PDI Perjuangan memilih untuk mengundurkan diri dari daftar pencalonan yang telah di serahkan ke KPUD.

Pengunduran diri ini dilakukan karena ada dugaan terjadi kolusi dalam penentuan nomor urut yang dilakukan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT Frans Leburaya yang juga Gubernur NTT dengan pengurus DPP di Jakarta. http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/20/1/138414

• Drs Muh Yahya Dituding Jual Nomor Urut Partai Hanura Kota .:. Nomor Urut 1 Dihargai Sebesar Rp 30 Juta
Kendari, KP
Harapan Jend (Purn) Wiranto untuk membesarkan partai hati Nurani Rakyat (Hanura) bentukannya nampaknya bakal kandas di Kota Kendari. Pasalnya, dalam penentuan nomor urut Calon Legislatif (Caleg) partai tersebut, tidak lagi berpedoman pada sepuluh poin penting yang digariskan partai. Tetapi, yang menjadi pertimbangan utama adalah besarnya kontribusi materi yang diberikan setiap Caleg.
Salah satu Caleg Partai Hanura Kota Kendari Ir Teddy Ticoalu kepada Kendari Pos mengatakan, tim seleksi di bawah komando Drs Muh Yahya, tidak lagi mempertimbangkan 10 kriteria yang sudah digariskan partai. Misalnya di poin pertama adalah jabatan di partai serta latar belakang intelektual.
http://www.kendaripos.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=4542
• DI PEKANBARU TIGA PARTAI BERCALEG GANDA
Pekanbaru, TR.Com - Perseteruan internal sejumlah partai yang memicu terjadinya kepengurusan ganda berlanjut hingga saat penyerahan daftar bakal calon legislatif (Bacaleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kepengurusan ganda hingga ke Bacaleg ganda tak terjadi di tingkat pusat, tetapi juga sampai ke teingkat daerah.

Di KPU Provinsi Riau terdapat satu partai, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sama-sama menyerahkan daftar Bacaleg. Satu kubu dibawa pimpinan M Rizal Akbar dan kedua di Riki Hariansyah.

Jika di KPU Riau hanya terdapat satu partai dengan Bacaleg ganda, justru di KPU Kota Pekanbaru ada tiga partai, uniknya dari tiga partai tersebut tidak termasuk PKB.

Ketiga partai tersebut adalah Partai Demokrat (PD), Partai Penegak Demokrasi Indoensia (PPDI) dan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB).

Untuk mengatasi kepengurusan ganda tersebut, KPU akan mengirimkan surat kepada pengurus pusat masing-masing partai. "Jawaban DPP masing-masing partai akan kita jadikan dasar untuk memutuskan kepengurusan yang mana yang sah dan berhak mengikuti Pemilu," ujar ketua KPU Pekanbaru Yusri Manaf kepada wartawan kemarin.(riauterkini). http://www.transparansi-riau.com/cutenews/example2.htm?subaction=showfull&id=1219285250&archive=&start_from=&ucat=15&category=15

• Kamis, 21 Agustus 2008 17:23 WIB. Kader PPP Malang Bakar Atribut Parpol
Penulis : Bagus Suryo

MALANG--MI: Puluhan kader dan simpatisan Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Malang, Jatim, membakar atribut partai sebagai protes atas ditempatkannya calon anggota legislatif dari Medan di nomor urut satu pada daerah pemilihan 4.

Pembakaran atribut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dilakukan, Kamis (21/8), di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Malang. Sedangkan penempatan calon anggota legislatif (caleg) dari Mrdan, Sumtra Utara, itu diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP.

"Kami protes terhadap DPP karena caleg DPR untuk daerah pemilihan 4 (Malang dan sekitarnya) diisi Asrul Harahap dari Medan. Padahal sejumlah kiai merekomendasikan Syaifuddin untuk menempati urutan pertama," kata Dahri, Ketua Angkatan Muda Ka'bah, organisasi sayap PPP, Kabupaten Malang, Kamis. http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MjQ3ODA=

• Kader PDIP Malang Protes Nama Caleg
Selasa, 06 Januari 2004 | 17:25 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Puluhan kader PDIP dari DPC Malang, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/1). Mereka memprotes daftar nama calon legislatif (caleg) yang disusun oleh DPP, yang menempatkan Pramono Anung di nomor urut pertama caleg dari Malang Raya.

Ditemui di sela aksi, Koordinat wilayah Peduli Konstitusi Malang, Gatot, mengatakan penempatan nama Pramono Anung itu tidak sesuai dengan aspirasi kader PDIP Malang. Sebab, mereka telah memutuskan dua nama untuk diajukan sebagai caleg, yaitu Kus Haryadi dan Marsudi Fandi Negara.

Menurut Gatot, kedua nama itu merupakan hasil keputusan konfercab. Namun, setelah diajukan ke DPP, nama-nama tersebut justru dicoret. Karena itu, mereka menuntut agar konstitusi partai ditegakkan dalam penyusunan caleg, berdasarkan aspirasi dari bawah. "Biarkan semua bottom up, bukan top down," kata dia. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/01/06/brk,20040106-29,id.html

• Selasa , 19 Agustus 2008 , 21:04:18 wib
Caleg Hanura Protes Minta Suara Terbanyak
Johnson Simanjuntak
JAKARTA, TRIBUN-Sedikitnya 109 orang calon legislatif (caleg) dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menyampaikan surat 'protes' kepada Ketua Umum DPP Hanura Wiranto.


Mereka mendesak agar Hanura menetapkan kebijakan suara terbanyak untuk menjadi legislatif (DPR/DPR RI) dan bukan berdasarkan nomor urut.

Protes tersebut disampaikan melalui surat tertanggal 7 Agustus 2008 dan ditandatangani oleh 109 caleg Hanura dari berbagai daerah pemilihan (dapil).

"Kami sebagai kader Hanura menyampaikan beberapa masukan dalam rangka rekrutmen bakal calon legislatif baik DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, dimana semua kader berharap mendapat nomor urut satu, namun hal itu tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu solusinya apabila dimungkinkan Partai Hanura menentukan kebijakan internal dengan menghilangkan nomor urut dan menggantinya dengan suara terbanyak pada setiap dapil, sehingga kader yang mendapatkan suara terbanyaklah yang berhak duduk sebagai anggota legislatif tanpa batasan kuota minimal," demikian bunyi surat tersebut.

http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=17952&kategori=13
• Penempatan Caleg PAN Disorot
RENGAT-Penempatan nama calon legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) Inhu mendapat sorotan dari pengurus DPAC. Hal itu disebabkan penempatan tersebut dinilai tidak demokratis.
Seperti dituturkan Ketua DPAC PAN Rengat Barat, Kasrinal, Senin (18/8). Pihaknya menilai, penempatan Caleg tersebut tidak memenuhi keadilan, karena menempatkan orang yang baru saja bergabung dengan partai menempati nomor urut pertama di setiap daerah pemilihan (Dapil). Sementara anggota PAN yang sudah sejak 2004 lalu berjuang, ditempatkan pada nomor sesudahnya. Selain itu, penempatan tersebut dinilai tidak berdasarkan musyawarah dengan DPAC.
"Beberapa DPAC seperti Rengat Barat, Seberida dan lainnya telah sepakat untuk membuat mosi tidak percaya. Hal ini telah kita rapatkan hari ini (Senin kemarin)," ungkap Kasrinal.
Kasrinal menganggap jika hal ini dibiarkan terjadi sama saja dengan mengajarkan proses pencalonan menjadi tidak bersih, selain keputusan yang tidak sesuai dengan aturan juga tidak melalui kesepakatan anggota partai itu sendiri. Pihaknya juga berencana membawa persoalan ini ke DPW PAN Riau agar ditindaklanjuti. Menurutnya, hal ini perlu dituntaskan untuk menjaga kepercayaan kader partai. (eka)
http://www.riaumandiri.net/indexben.php?id=25900

• Biang Ribut Nomor Urut

REPUTASI Pramono Anung Wibowo, 40 tahun, sebagai politikus tangkas, energik, dan sepi gosip miring, diseruduk di kandang sendiri. Sekumpulan aktivis partai dari Malang, Jawa Timur, datang ke Jakarta dan melabraknya.

"Ir. Pramono Anung, Selamat Menikmati Kekuasaan dan Menginjak-injak Perasaan Orang Seperjuangan."
PDI Perjuangan Kabupaten Malang

Ungkapan nyinyir berhuruf hitam itu terpampang pada spanduk warna merah. Selasa siang lalu, 48 kader asal Malang membentangkan kain lima meteran itu pada dua tiang di lapangan parkir yang menghadap kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Siang itu bertepatan dengan rapat rutin pengurus pusat, yang dipimpin langsung oleh Megawati Soekarnoputri.
http://www.gatra.com/artikel.php?id=33008&pil=23





• Merasa Dizalimi, Kader PDIP Protes
Jumat, 01 Agustus 2008|08:29:59WIB
BATAM (BP) - Belasan orang dari unsur anak ranting PDIP se-Kecamatan Nongsa mendatangi Kantor DPC PDIP Batam, Kamis (31/7) sore. Mereka protes atas keputusan partai yang dianggap menzalimi Ketua PAC PDIP Nongsa, Ernawati. Pasalnya, Erna hanya ditempatkan pada nomor urut empat di Daerah Pemilihan (Dapil) II Lubukbaja, Batam Kota dan Nongsa.
Ketua Anak Ranting PDIP Batubesar, M Pahala menjelaskan, meski belum resmi diumumkan, namun pihaknya sudah mengetahui Ernawati hanya menempati nomor urut IV, di bawah Rekaveny Soerya, Angelinus dan Supriadi.
http://batampos.co.id/Metropolis/Merasa_Dizalimi_Kader_PDIP_Protes

Sunday, August 10, 2008

Bersiaga Menanti Tugas

22/4/2008 | 15 Rabiul Akhir 1429 H | Hits: 1.360

Bersiaga Menanti Tugas

http://www.dakwatuna.com/2008/bersiaga-menanti-tugas-istidad-lil-amal/

Oleh: Drs. DH Al Yusni

dakwatuna.com - Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al Anfal: 60)

Kemenangan merupakan anugerah Allah swt. yang sangat berharga. Ia juga menjadi harapan orang yang sedang berjuang. Bagi mereka yang berada di medan juang kemenangan amat dinanti-nanti segera tiba. Mereka ingin kemenangan itu jadi dekat. Akan tetapi perlu diketahui bahwa kemenangan tidak akan datang secara ujug-ujug. Melainkan ada beberapa persoalan yang patut untuk dilakukan agar bisa menghadirkannya.

Kemenangan bagian dari ketentuan Allah swt. atas urusan hamba-Nya (Qudratullah). Dia yang Maha Tahu akan nasib yang dialami ciptaan-Nya. Dia pula yang berhak untuk memberikan kemenangan ataupun menundanya. Kemenangan dari Allah swt. pasti datangnya baik di dunia ataupun akhirat. Sehingga tidak ada kamus kekalahan di hati para pejuang.

Namun kemenangan itu datang dengan jalan-jalan yang akan memuluskan kehadirannya. Melalui upaya maksimalitas manusia (ikhtiyar basyariyah). Adapun mereka yang telah melakukan upaya yang maksimal untuk mencapai prasyarat kemenangan, maka kemenangan menjadi haknya. Oleh karena itu ikhtiyar basyariyah juga menjadi bagian yang harus diperhitungkan oleh mereka yang menunggu-nunggu kemenangan. Ikhtiyar basyariyah yang optimallah yang perlu dibangun dalam perjuangan ini agar kememangan itu menjadi hak yang mutlak.

Bila para dai yang sedang berada di barisan terdepan dalam medan perjuangan ini memahami akan hakikat kemenangan dari dua hal di atas, maka sikap utama dari diri mereka tidak lain adalah sikap siap untuk digerakkan dalam menunaikan sebuah operasionalisasi dakwah ini (isti’dad lil amal). Adapun upaya yang mesti dilakukannya sebagai berikut:

1. Kesanggupan untuk dimobilisasi (Al Qudrah li tanfidz)

Kesanggupan dimobilisasi dengan cepat dalam berbagai keadaan merupakan watak para pahlawan Islam dalam memenangkan dakwah di medan peperangan. Sikap ini secara umum memang perilaku prajurit sejati. Kesanggupan diri membuat mereka berani maju menghadapi tugas dan amanah dakwah sekalipun berat rasanya. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kemenangan yang hakiki. Hidup mulia atau mati syahid.

Bagi seorang prajurit yang siap, memikul tugas dan tanggung jawab adalah kemuliaan. Sehingga mereka akan mengerahkan segenap kemampuan untuk tetap berada di garis tugasnya. Berbalik ke belakang sama artinya dengan mewariskan keburukan dan kekalahan. Karena itu mereka berupaya untuk menunaikannya dengan sebaik-baiknya.

Semangat Abdullah bin Rawahah RA. yang berapi-api di Perang Muktah memacu keberanian para sahabat sehingga mampu mengobarkan kepahlawanan mereka. Membuat jiwa para sahabat lebih mencintai harumnya syurga dari pada pulang kembali ke Madinah. Padahal mereka harus menghadapi musuh dengan jumlah dan kekuatan yang besar. Kecintaan pada hari akhirat menjadi landasan sikap mereka menyongsong tugas mulia. Dan modal itulah kaum muslimin memenangkan pertarungan dan mewariskan perilaku keimanan yang sebenar-benarnya kepada generasi berikutnya.

Hari yang kita lalui saat ini tampak sangat jelas. Karena jelasnya tugas dan amanah yang mesti kita tunaikan. Bila kita runut tugas itu satu persatu maka akan kita dapati begitu banyak tugas yang menanti kita. Tugas itu sedang antri untuk diselesaikan. Masalahnya adalah siapakah gerangan yang akan menunaikannya. Apalagi jika ditinjau dari waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya, maka ia memerlukan kader dakwah yang amat banyak.

Dalam situasi dan kondisi yang pelik dimana tugas dan waktu saling berlomba. Maka perilaku dai sejati untuk selalu siap dimobilisasi harus dikedepankan dari pada sikap gamang untuk menunaikannya. Karena kegamangan dalam melaksanakan tugas sering menghambat kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam menunaikan tugas mulia tersebut. Sikap gamang bagi kader dakwah merupakan batu sandungan yang harus segera disingkirkan. Dan yang perlu dihidupkan adalah sikap untuk selalu sanggup dimobilisasi dengan cepat dalam berbagai situasi. Selanjutnya menempati pos-pos yang lowong dengan sabar dan disiplin.

Pada jihad siyasi banyak pos-pos dakwah yang perlu diisi dengan segera. Karena waktu dan tugas yang perlu diselesaikan saling mendahului. Kader dakwah mesti tanggap dengan kemampuannya dan pos yang ada. Sehingga bisa segera mengistijabahi tugas-tugas mulia tersebut.

2. Bersabar berada di pos-pos dakwah (As Shabru fi ‘aba’i ad da’wah)

Berada pada pos dakwah terkadang banyak kendala dan cobaan. Baik yang menyenangkan maupun yang menyulitkan. Ini memang ujian dakwah yang diberikan Allah swt. pada kita untuk menilai sejauh mana tingkat kesabaran dan kesetiaan prajurit sejati pada tugasnya. Serta keberhasilannya dalam menjalankan amanah yang diberikan padanya.

Adakalanya berada pada pos-pos tugas membosankan bahkan menegangkan karena beban yang berat. Namun adakalanya juga menyenangkan karena fasilitas dan pendapatan yang menggiurkan. Tidak jarang kita jumpai orang yang minta dipindahkan ke pos lain karena tidak suka pada tugas yang harus dikerjakan sehari-hari. Ada pula yang minta terus berada pada posnya karena penghasilan dan fasilitas yang ia dapatkan. Akhirnya tugas itu dinilai dari kesenangan material.

Kaum muslimin pernah mengalami pelajaran pahit di medan Uhud. Ini mesti menjadi catatan mahal umat Islam. Tatkala pos-pos tugas itu dinilai dengan pandangan kesenangan material maka berakibat fatal bagi mereka. Sebab pos-pos yang harusnya dijaga dengan sabar dan disiplin, akhirnya ditinggalkan begitu saja. Kekosongan pos tugas itu menjadi peluang musuh untuk mengkocar-kacir barisan kaum muslimin hingga porak poranda. Dan kerugianlah yang diperolehnya.

Padahal Rasululah saw. mengingatkan mereka dengan komandonya: “Berjagalah di pos kalian ini dan lindungilah pasukan kita dari belakang. Bila kalian melihat pasukan kita berhasil mendesak dan menjarah musuh, janganlah sekali-kali kalian turut serta menjarah. Demikian pula andai kalian melihat pasukan kita banyak yang gugur, janganlah kalian bergerak membantu.” (HR. Bukhari)

Kasus Uhud menjadi ibroh (pelajaran) berharga bagi orang-orang beriman. Cukup sekali saja hal itu terjadi. Tidak boleh terulang lagi apalagi sampai berulang-ulang. Oleh karena itu bekal kesabaran dan keteguhan hati perlu terus dipasok jangan sampai berkurang sedikitpun. Panglima Saad bin Abi Waqqas r.a. menyerukan pasukan yang akan menghadapi tentara Persia dengan instruksinya: “Tempati pos kalian dan bersabarlah, karena kesabaran menjadi jalan kemenangan.”

Bagi kader dakwah ketika sudah menempati pos tugasnya, ia akan menjaganya dengan baik. Ia tidak akan tergiur sekejappun untuk meninggalkannya. Ia juga tidak tergoda oleh kesenangan material yang mengganggunya. Namun ia akan terus berada pada posnya dengan penuh kesabaran. Sebagaimana Sang Junjungan telah mengingatkan bahwa, “Prajurit yang baik adalah bila ditugaskan di bagian belakang, maka ia ada di tempatnya. Bila ia ditugaskan di barisan terdepan, maka ia pun ada di tempatnya.” (HR. An-Nasai).

3. Siap siaga menyongsong tugas (Al Istijabah lil amal)

Bila peluit sang komandan telah dibunyikan, berarti tugas-tugas harus segera diselesaikan. Kesiagaan menyongsong tugas menjadi indikasinya. Dari sana kadang menang dan kalah dapat diperkirakan. Mereka yang siap siaga artinya mereka siap menghadapi situasi apapun. Akan tetapi mereka yang lengah berarti mereka akan menjerumuskan dirinya pada jurang kebinasaan.

Kesiagaan kader dakwah indikasi kesiapannya untuk bertarung. Tentunya, siap di segala sektor. Kesiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan nafsiyah. Dengan kesiapan yang demikian, maka dapat dipetakan kekuatan diri dan musuhnya. Dan seberapa besar kendala yang peluang kemenangan yang akan didapatinya.

Manakala kesiapan itu sudah begitu gamblang di hati kaum muslimin dan kader dakwah secara khusus, maka Allah swt. yang akan memback-upnya. Yang Maha Kuat dan Perkasalah yang akan menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki kader dakwah apabila sudah digerakkan sejak awal.

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Anfal: 17)

Yang menjadi persoalannya adalah apakah kader dakwah saat ini seluruhnya sudah siap siaga menyongsong tugas atau masih asyik termangu dengan kebingungannya. Semuanya kembali pada diri masing-masing. Akan tetapi yang perlu diingat adalah bila kader dakwah belum siap siaga menyongsong tugas jangan berharap hari esok lebih baik dari kemarin.

Generasi Qur’ani masa lalu menjadi umat terbaik bukan terletak pada keberadaan Rasul bersama mereka. Melainkan sikap mereka terhadap Qur’an dan sikap mereka secara keseluruhan yang siap siaga menerima tugas dan perintah. Bila saat itu disodorkan amanah tugas, maka saat itu pula mereka kerjakan tanpa reserve. Nah, kalau begitu sikap mereka itulah yang perlu kita ulang pada diri kita saat ini. Karena tugas dan instruksi komandan untuk jihad siyasi saat ini begitu sangat jelas.

4. Pantang Mundur (Adamul dubur)

Bila pertarungan sudah di hadapan, hanya satu sikap saja yang dilakukan, yaitu maju ke depan. Tidak boleh ada kata mundur atau balik ke belakang. Karena mundur artinya kekalahan. Dan kekalahan adalah kehinaan bagi kader dakwah di dunia dan akhirat. Allah swt. sudah menegaskan: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al Anfal: 15 -16)

Bagi kader dakwah tugas mulia menjadi jalan mulus untuk masa depan. Ia tidak akan pernah berpikir balik ke belakang. Ia akan maju terus menyongsong masa depan. Begitulah kemenangan kaum muslimin di berbagai tempat, termasuk di Eropa. Panglima Thariq bin Ziyad menyampaikan pidatonya di hadapan para prajurit, “Wahai kaum muslimin di belakangmu lautan lepas, tidak ada lagi perahu yang akan membawa kalian ke negeri kampung halaman. Dan di depanmu musuh menghadang. Tidak ada pilihan lain untuk kemenangan kecuali maju ke hadapan songsong musuh dengan hati lapang. Sambut tugas dengan ringan.”

Menghadapi kenyataan ini, keberanianlah yang perlu kita perbesar. Berani karena benar dan berani karena membawa misi kesucian. Kader dakwah pemberani dalam melaksanakan tugas dapat menjadi pintu kegemilangan. Khususnya kegemilangan dakwah di negeri dambaan ini.

5. Tidak bermaksiat (Adamul Ma’shiyah)

Kemenangan dan kekalahan yang dialami kaum muslimin sangat dipengaruhi oleh perbuatan para prajuritnya. Kemaksiatankah atau ketaatan. Kemaksiatan dapat menjadi penyebab kekalahan dan ketaatan dapat membawa kemenangan.

Para pemimpin Islam selalu mewasiatkan untuk mewaspadai perilaku kemaksiatan kadernya. Karena kemaksiatan yang dilakukan satu orang dapat berakibat buruk bagi yang lainnya. Kemaksiatan yang dilakukan seorang kader dakwah harus lebih ditakuti daripada besarnya jumlah dan kekuatan musuh. Sebab maksiatan membuat Allah swt. menjauhi mereka. Dan tidak akan memberikan bala bantuan-Nya.

Catatan hitam dari kasus Uhud pun terjadi lantaran kemaksiatan sebagian prajurit muslim. Mereka tidak mematuhi perintah Rasulullah saw. karena tergiur dengan rampasan perang yang berserakan di depan mereka. Lalu mereka meninggalkan bukit Uhud dan mengumpulkan ghanimah tersebut. Akhirnya pos yang kosong itu segera diambil alih musuh sebagaimana yang diingatkan Allah swt.

“Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Iman: 152)

Cukuplah Uhud menjadi pelajaran besar bagi kita. Satu hal yang perlu dicamkan. Jangan pernah bermaksiat sedikitpun ketika pertarungan telah di hadapan. Kemaksiatan lobang jurang kebinasaan dan kehinaan dunia dan akhirat.

Manakala anashir-anashir kemenangan tersebut dapat terealisir di jiwa para kader dakwah, maka pertolongan dan bala bantuan yang dijanjikan Allah swt. akan tampak nyata di depan mata. Kemenangan tersebut menjadi hak bagi para pejuang (nashrullah wal futuhat). Sebagaimana kemenangan dan penaklukan Kota Mekkah, banyak musuh-musuh dakwah yang tunduk terhina di hari itu dan segera menjadi pengikut Nabi saw. dan kemuliaan orang beriman sebagai pakaian para pejuang yang dahulu telah memberikan investasinya pada dakwah ini. Dan kita telah memahaminya bahwa hal itu melalui proses yang panjang dan rumit. Wallahu ‘alam bishshawab.

Bookmark This


Kontribusi Terhadap Dakwah

26/8/2007 | 13 Syaban 1428 H | Hits: 4.268

Kontribusi Terhadap Dakwah

http://www.dakwatuna.com/2007/kontribusi-terhadap-dakwah/

Oleh: Drs. DH Al Yusni
Kirim

Pada dasarnya umat manusia menginginkan perubahan dalam hidupnya. Baik secara individual maupun kolektif. Dan ajaran Islam memberikan konsep yang jelas untuk mencapainya. Yakni perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dari hari ini. Kondisi ke arah itu hanya dapat dilakukan melalui penataan dakwah dengan sebaik-baiknya.

Upaya untuk mencapai perubahan umat ini, dakwah tidak dapat mengandalkan kekuatan di luar kemampuan manusia. Sekalipun orang beriman mengakui adanya kekuatan-kekuatan di luar kemampuan manusia yang dapat mempengaruhi kekuatan dirinya.

Untuk meraih terwujudnya cita-cita perjuangan dakwah, kontribusi aktivis dakwah menjadi kunci utamanya. Dengannya kemudahan-kemudahan dakwah akan datang menyertai perjuangan mulia tersebut. Sehingga kontribusi dalam dakwah merupakan suatu tuntutan atau keniscayaan.

Kontribusi Dakwah Merupakan Keniscayaan Dalam Perjuangan (Hatmiyatun Harakiyah)

Kontribusi dalam dakwah adalah memberikan sesuatu baik jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk sebuah cita-cita. Ini menjadi bentuk pengorbanan seorang kader terhadap dakwah. Perjuangan dan pengorbanan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Kontribusi dakwah, besar atau kecil memiliki kedudukan yang sangat penting dalam menegakkan Islam. Melalui pengorbanan, bangunan ini dapat berdiri tegak dari komponen satu sama lain baik besar ataupun kecil. Demikian pula kedudukan status sosial seseorang yang dipandang rendah tatkala memberikan pengorbanannya maka ia sama kedudukannya dengan yang lain bahkan mungkin lebih tinggi lagi.

Sebagaimana Rasulullah saw. menggangap mulia seorang penyapu masjid. Karena kerjanya masjid menjadi bersih dan menarik. Dari kontribusinya itu beliau memberikan tempat di hatinya bagi tukang sapu tersebut. Beliau mengagumi pengorbanan yang telah diberikannya. Sehingga Rasulullah saw. melakukan shalat ghaib untuknya. Ini karena sewaktu tukang sapu masjid itu meningal dunia beliau tidak mengetahuinya.

Para sahabat memandang apalah artinya seorang tukang sapu bagi Rasulullah saw. Namun tidak demikian bagi Rasulullah saw. Tukang sapu itu telah memberikan pengorbanan yang luar biasa dalam dakwah ini. Semua itu karena ia telah memberikan potensi miliknya untuk dakwah.

Dalam Majmu’atur Rasail, Imam Hasan Al Banna rahimahullah, mengingatkan kepada seluruh kader dakwah untuk selalu berada di barisan terdepan dalam memberikan kontribusi dakwah, “Wahai Ikhwah, ingatlah baik-baik. Dakwah ini adalah dakwah suci, jamaah ini adalah jamaah mulia. Sumber keuangan dakwah ini dari kantong kita bukan dari yang lain. Nafkah dakwah ini disisihkan dari sebagian jatah makan anak dan keluarga kita. Sikap seperti ini hanya ada pada diri kita –para aktivis dakwah– dan tidak ada pada yang lainnya. Ingatlah dakwah ini menuntut pengorbanan. Minimal harta dan jiwa.”

Untuk Meraih Pertolongan Allah swt. (Intisharullah)

Meskipun orang yang beriman meyakini bahwa pertolongan Allah pasti akan datang, tetapi pertolongan-Nya tidak boleh diartikan sebagai sebuah ‘keajaiban dari langit’ yang datang dengan tiba-tiba dan begitu saja. Sekalipun hal itu bisa saja terjadi menurut kehendak Allah swt.

Namun pertolongan Allah itu harus diartikan sebagai respon-Nya terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para hamba-Nya dalam memberikan perhatian dan pengorbanannya kepada dakwah. Firman Allah swt., “Jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Allah akan menolong kamu dan meneguhkan langkah-langkah kamu.” (Muhammad: 7)

Oleh karena itu, untuk meraih pertolongan Allah, perlu mencari penyebab datangnya. Salah satu yang melatarbelakanginya adalah dengan memberikan kontribusi terhadap dakwah ini. Apalagi di saat dakwah ini menghadapi rintangan dari musuh-musuhnya. Situasi seperti inilah kontribusi aktivis dakwah dapat menjadi pintu untuk pertolongan-Nya. Terlebih-lebih dalam situasi yang pelik dan terjepit. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah: 214)

Karakter Aktivis Dakwah (Muwashafatul Jundiyah)

Dalam kaedah syair Bahasa Arab dikatakan bahwa, ‘Fain faqadu syaian lam yu’thi.‘ Siapa yang tidak punya, maka ia tidak akan dapat memberikan sesuatu. Maka mungkinkah seseorang akan memberikan kontribusinya sementara dirinya tidak memiliki apa-apa. Mereka yang tidak bisa memberikan pengorbananan apa-apa sepantasnya merasa malu. Karena telah banyak kebaikan Allah swt. pada kita. Oleh sebab itu seorang aktivis dakwah perlu mengetahui apa yang ia punyai.

Kaum yang beriman, khususnya aktivis dakwah, tidak boleh bakhil. Kontribusi apapun, yang telah ia tunaikan akan sangat bermanfaat bagi dakwah ini. Kemanfaatan pengorbanan itu hanya ada pada saat kehidupan di dunia ini baik bagi orang lain terlebih lagi bagi dirinya sendiri. Setelah mati, tidak ada sesuatu pun yang bisa diberikan oleh manusia untuk menambah timbangan kebaikannya di alam barzah kelak.

Karenanya, karakter aktivis dakwah yang sesungguhnya adalah berwatak merasa ringan untuk berkorban terhadap dakwah. Tidak ada sesuatupun yang merintanginya untuk berkorban. Ia cepat merespon tuntutan dakwah ini.

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”. (Ash-Shaff: 14)

Kelangsungan Dakwah (Istimrarud Da’wah)

Memang kelangsungan dakwah ini telah mendapatkan jaminan dari Allah swt. (At-Taubah: 40). Akan tetapi ia juga berhubungan dengan kontribusi dakwah. Ia ibarat tetesan darah yang memperpanjang usia perjalanan dakwah ini. Oleh karenanya pengorbanan aktivis terhadap dakwah menjadi sangat vital.

Dakwah bisa terus berjalan atau mandeg lantaran pengorbanan aktivisnya. Mereka yang terdepan dalam memberikan kontribusinya, merekalah yang menjadi pelangsung dakwah. Sebaliknya mereka yang tidak berada pada barisan ini, menjadi penyebab mandul atau matinya dakwah. Karena mereka tidak memberikan pengorbanan, Allah swt. akan menggatikannya dengan aktivis yang lainnya. Hal itu terjadi untuk mensinambungkan gerak perjalanan dakwah.

“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)”. (Muhammad: 38)

Adapun kontribusi yang dapat diberikan seorang aktivis sangat banyak, karena seluruh potensi yang dimiliki dapat disumbangkan untuk dakwah. Untuk memudahkan kita memahami kontribusi dalam dakwah ini, al-atha’ ad-da’awy diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Al-Atha’ Al Fikry (Kontribusi Pemikiran)

Jiwa dari perjuangan da’wah adalah kontribusi pemikiran karena nilai-nilai Islam hidup bersama hidupnya pemikiran Islam di tengah-tengah umat. Umat ini tidak boleh sepi untuk mendayagunakan pemikirannya. Agar menghasilkan solusi yang telah diberikan Islam.

Ajaran Islam mampu memberikan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia dari berbagai zaman dan peradaban. Dan solusi yang diberikan mencakup berbagai aktifitas kehidupan manusia. Untuk mendapatkan jawabannya umat Islam harus mampu menggunakan satu senjata yang telah ditunjukkan oleh Allah swt. yakni ijtihad. Karenanya Rasulullah saw. sangat menghargai proses ijtihad yang dilakukan para pemikir ummat Islam sebagaimana pesan yang disampaikannya kepada Mu’adz bin Jabbal ketika akan membuka wilayah Yaman.

Dr. Yusuf Qaradhawi menyatakan dalam buku Fiqhul Aulawiyat : “Yang tampak oleh saya bahwa krisis kita yang utama adalah ‘krisis pemikiran’ (azmah fikriyah). Di sana terdapat kerancuan pemahaman banyak orang tentang Islam. Kedangkalan yang nyata dalam menyadari ajaran-ajarannya serta urutan-urutannya. Mana yang paling penting, mana yang penting dan mana yang kurang penting. Ada pula yang lemah memahami keadaan masa kini dan kenyataan sekarang (fiqh al waqi’). Ada yang tidak mengetahui tentang ‘orang lain’ sehingga kita jatuh pada penilaian yang terlalu ‘berlebihan’ (over estimasi) atau sebaliknya ‘menggampangkan’ (under estimasi). Sementara orang lain mengerti benar siapa kita bahkan mereka dapat menyingkap kita sampai ke ‘tulang sumsum’ kita. Sampai hari ini kita belum mengetahui faktor-faktor kekuatan yang kita miliki dan titik-titik lemah yang ada pada kita. Kita sering membesar-besarkan sesuatu yang sepele dan menyepelekan sesuatu yang besar, baik dalam kemampuan maupun dalam aib-aib kita.’

Kontribusi kaum muslimin dalam bidang pemikiran akan melahirkan sebuah tsaqafah (intelektualitas) dan hadlarah (peradaban) Islam, sebagaimana yang pernah ditunjukkan dalam sejarah peradaban manusia sejak masa Rasulullah saw. sampai dengan pemerintahan Islam sesudahnya. Karena dari sikap inilah muncul kreativitas dan inovasi baru dalam kehidupan ini. Dengan terbiasanya berpikir untuk dakwah maka mereka akan terbiasa melahirkan sesuatu yang belum dipikirkan orang lain. Sehingga manajemen modern sedang menggalakan umat manusia untuk senantiasa berbuat sebelum orang lain sempat berpikir. Hal itu terjadi apabila kita terbiasa berpikir cepat dari yang lainnya. Karenanya seorang aktivis dakwah tidak boleh miskin ide dan gagasan apalagi kikir untuk dikontribusikan terhadap dakwah.

2. Al-Atha’ Fanny (Kontribusi Keterampilan)

Keterampilan merupakan anugerah mahal yang diberikan Allah swt. kepada manusia. Skill ini akan menjadi kekayaan yang tak ternilai. Keterampilan ini dapat pula menjadi eksistensi manusia itu sendiri. Bahkan Allah sangat menghargai keterampilan yang dapat menghantarkannya ke jalan-Nya yang paling baik. Yakni skill yang dapat berguna untuk kepentingan dakwah. Untuk kepentingan inilah skill tersebut mendapatkan penghargaan di sisi Allah swt.

“Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.’ Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (Al-Isra’: 84)

Sesungguhnya semua skill yang dimiliki seseorang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap dakwah. Kemenangan dakwah dalam sepanjang sejarah juga diwarnai oleh keterampilan dari para pahlawan Islam. Ada yang mahir menunggang kuda dari balik perut kuda hingga bisa membuka benteng musuh. Ada yang terampil menggunakan pedangnya hingga tampak bagai tarian. Ada juga yang ahli dalam mengadu domba hingga mematahkan kekuatan barisan musuh dan masih banyak lagi yang lainnya. Karena itu para pengemban risalah dakwah ini mendorong umatnya untuk turut serta dalam mendayagunakan keterampilannya bagi kemenangan dakwah.

“Katakanlah: ‘Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahu.’” (Az-Zumar: 39)

3. Al-Atha’ Al-Maaly (Kontribusi Materi)

Kontribusi materi merupakan kekuatan fisik dari dakwah karena ia akan menggerakkan jalannya perjuangan ini. Berbagai sarana perjuangan diperlukan dan harus diperoleh melalui penyediaan material dan finansial. Oleh karena itu berbagai persiapan dalam hal ini diperintahkan Allah swt. sebagaimana firman-Nya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukuop kepadamu dan kamu tidak akan dianaiaya (dirugikan).” (Al-Anfal: 60)

Para sahabat telah menunjukkan betapa perjuangan dakwah harus diikuti oleh perjuangan mengorbankan harta, bahkan kadangkala dalam jumlah yang tiada taranya. Abu Bakar Shiddiq adalah sahabat yang rela mengorbankan seluruh harta miliknya di jalan Allah, sedangkan Utsman bin Affan yang kaya raya itu juga sangat luar biasa tanggung jawabnya dalam persoalan kontribusi material ini. Ketika pada masa Khalifah Umar bin Khattab terjadi musim paceklik Utsman menyumbangkan gandum yang dibawa oleh seribu ekor unta.

Perjuangan yang dihidupkan tidak hanya dengan semangat dan pemikiran, tetapi juga dengan dukungan materi yang kuat, akan mampu mengimbangi dengan musuh-musuh yang seringkali memiliki sarana yang lengkap dan hebat. Perhatian dalam hal ini adalah sebuah kewajiban yang asasi karena ini merupakan tuntutan sunatullah. Inilah yang ditunaikan Rasulullah saw. ketika memproduksi senjata-senjata perang, yang ditunaikan Umar bin Khattab ketika menciptakan “panser-panser” (dababah) atau Utsman bin Affan ketika membangun angkatan laut yang kuat di bawah pimpinan Muawiyah.

4. Al-Atha’ An-Nafsy (Kontribusi Jiwa)

Kontribusi jiwa (nafs) dapat berbentuk pengorbanan untuk menundukkan dorongan-dorongan nafs-nya yang memerintahkan kepada fujur dan menyerahkannya kepada ketakwaan. Sesungguhnya ini adalah kontribusi yang mendasari seluruh kontribusi lainnya. Seorang harus mengatasi keinginan-keinginan untuk membesarkan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mau berkorban bagi pihak lain. Ia harus membebaskan dirinya dari sifat bakhil yang mengungkung jiwanya baik dalam aspek material maupun non-material.

Kontribusi terbesar diberikan seseorang kepada dakwah apabila ia rela tidak saja menundukkan jiwa kebakhilannya, tetapi bahkan melepas jiwanya itu sendiri dari badannya demi perjuangan dakwah. Inilah cita-cita terbesar dari seorang pejuang dakwah yang diikrarkannya tatkala ia mulai melangkahkan kakinya di jalan dakwah: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan AlQur-an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 111).

Termasuk dalam kontribusi jiwa ini adalah kontribusi waktu (al waqt) dan kesempatan (al furshokh) yang dimiliki seseorang dalam perjalanan kehidupannya. Waktunya tidak akan dibelanjakan kepada hal-hal yang tidak memiliki aspek kedakwahan. Ia juga tidak akan menciptakan atau mengambil kesempatan-kesempatan dalam kehidupannya kecuali yang bernilai akhirat.

5. Al-Atha’ Al-Mulky (Kontribusi Kewenangan)

Kewenangan yang dimiliki seseorang dalam jajaran birokrasi pemerintahan ataupun kemasyarakatan dapat juga bermanfaat untuk kemajuan dakwah. Baik birokrasi tingkat rendah apalagi tingkat yang lebih tinggi. Dengan jabatan dan kewenangannya ia dapat menentukan sesuatu yang dapat dipandang baik atau buruk terhadap pertumbuhan dakwah.

Karenanya jabatan dan kewenangan yang ada padanya harus bisa memberikan pengaruh terhadap geliatnya dakwah. Bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya saja. Tidak jarang kita jumpai banyak orang yang tidak mempergunakannya untuk dakwah malah kadang mempersempit ruang gerak dakwah. Tidak seperti umat lain yang memaksimalkan jabatan dan kewenangannya untuk kepentingan dakwah mereka.

Lihatlah paparan kisah yang Allah swt. ceritakan dalam Al-Qur’an tentang pembelaan pengikut Nabi Musa yang berada di jajaran pemerintahan Fir’aun meski harus menyembunyikan imannya. Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: Tuhanku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu.” Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Al-Mukmin: 28)

Begitu berartinya jabatan dan kewenangan bagi dakwah, sampai-sampai Rasulullah saw. berdoa pada Allah swt. agar memberikan hidayah Islam kepada pembesar Qurasiy, yakni antara dua Umar: Umar ibnul Khaththab atau Amr bin Hisyam.

Kiat untuk dapat memberikan kontribusi dakwah

Untuk dapat mendorong dirinya memberikan kontribusinya dalam dakwah, aktivis dakwah perlu mengupayakan kiat-kiat jitu dalam berkorban. Pertama, biasakan diri untuk memberikan kontribusi setiap hari meskipun dalam jumlah yang kecil. Sedapatnya bisa berkorban baik harta, waktu, dan tenaga setiap hari, pekan ataupun waktu-waktu lainnya. Kalau perlu dengan ukuran yang jelas, misalnya satu hari memberikan kontribusinya untuk dakwah Rp 1.000 atau dua jam dari waktunya atau satu gagasannya. Sehingga apa yang ia berikan dapat terukur. Untuk dapat membiasakannya bila perlu memberikan sanksi jika meninggalkan kebiasaan tersebut. Seperti Umar menyumbangkan kebunnya karena tidak shalat berjamaah. Ibnu Umar memperpanjang shalatnya bila tidak berjamaah. Rasulullah saw. mengerjakan shalat dhuha 12 rakaat bila meninggalkan qiyamullail.

Kedua, meningkatkan kemampuan visualisasi terhadap balasan dan ganjaran dunia dan akhirat. Apalagi balasan yang dijanjikan-Nya sangat besar, Allah swt. akan memberikan kedudukan yang kokoh di dunia atas segala kontribusi yang diberikan (An-Nuur: 55). Allah swt. juga memandang mulia orang yang berkorban, bahkan derajatnya ditinggikan dari orang yang lainnya (An-Nisaa’: 95). Keyakinan akan balasan dan ganjaran yang diberikan akan memudahkan orang akan menyumbangkan apa saja yang dimilikinya.

Ketiga, selalu bercermin pada orang lain dalam berkorban. Orang beriman akan menjadi cermin bagi yang lainnya. Dengan senantiasa melihat apa yang dilakukan yang lain. Paling tidak dapat memberikan dorongan untuk melakukan seperti yang dilakukan orang lain. Tidak jarang para sahabat berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan lantaran bercermin dari sahabat lainnya.

Keempat, selalu meyakini bahwa setiap pengorbanan yang diberikan akan memberikan manfaat yang sangat besar baik bagi dirinya ataupun yang lain. Keyakinan yang demikian akan mendorong untuk selalu berbuat. Sebab, betapa banyaknya orang yang dapat menikmati atau mengambil faedah dari apa yang kita lakukan. Sebagaimana ditemukan sebuah penelitian, para pekerja pembuat obat di pabrik tidak jadi melakukan mogok kerja karena mereka melihat langsung bahwa banyak pasien di rumah sakit yang sangat membutuhkan obat yang mereka buat.

Kelima, senantiasa berdoa pada Allah swt. agar dimudahkan untuk selalu berkorban. Karena Allah swt. pemilik hati orang beriman sehingga dengan berdoa diharapkan hati kita senantiasa berada di barisan terdepan untuk memberikan kontribusi bagi kemenangan dakwah. Dengan berdoa dapat bertahan untuk memperjuangkan dakwah hingga akhir hayat kita.

“Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Al-Maidah: 27)

Caleg Artis Bukti Kader Tak Pintar - Juga Bukti Elit Parpol Gagal-

Caleg Artis Bukti Kader Tak Pintar

INILAH.COM, Magelang - Maraknya artis dan selebritis yang diajukan sebagai caleg dalam Pemilu 2009 menandakan kader-kader partai politik tak memiliki kualitas yang memadai alias tidak pintar.

"Para selebriti itu memanfaatkan pemujaan-pemujaan media, sedang di lain pihak orang-orang partai politik banyak yang tidak pintar," kata Budayawan Arswendo Atmowiloto dalam acara seminar yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) di Magelang, Jateng, Minggu (10/8).

Menurutnya, masyarakat perlu disadarkan, bahwa tidak semua selebriti mempunyai kemampuan dalam memimpin masyarakat, meskipun mereka memiliki pengaruh yang luas sebagai artis. "Harus bisa dibedakan, bahwa popularitas itu bisa diukur, tapi kualitas kemampuan seseorang, tidak bisa," kata pria yang sudah puluhan tahun malang-melintang di dunia jurnalistik itu.

Oleh sebab itu dia mengajak media untuk mengingatkan masyarakat atas terjadinya fenomena ini karena tak sedikit selebriti yang memiliki beberapa persoalan, baik pribadi maupun dengan pihak lain, namun tetap saja maju ke dunia politik.

"Belum lagi mereka yang hanya artis-artisan. Nah, medialah yang berkewajiban mengingatkan masyarakat," kata mantan pemimpin redaksi Tabolid Monitor yang dibredel pemerintah Orde Baru tahun 1990 itu.

Arswendo menambahkan, para selebriti di Indonesia tak bisa disamakan dengan aktor film laga Amerika Serikat, Arnold Schwarzenegger yang menjadi Gubernur California. "Arnold memiliki kemampuan politik karena masih ada hubungannya dengan Kennedy dan sejak lama dia mempelajari cara berpolitik Kennedy itu," cetusnya.[*/L6]

Tags : caleg

BCAD PKS INDRAGIRI HULU RIAU

PKS Ajukan 42 Calon Legislatif
RENGAT-Sebanyak 42 calon legislatif (Caleg) diajukan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Inhu, dalam ajang Pemilu 2009 mendatang. Untuk Pemilu tersebut, PKS Inhu menargetkan bisa meraih lima kursi (satu fraksi) sehingga ke depannya berhak mengajukan seorang calon bupati.

Kepastian tentang para Caleg dari PKS Inhu tersebut terungkap dalam launching yang digelar di Sekretariat DPD PKS Inhu Jalan Sultan Rengat, Jumat Jumat (8/8). Menurut Ketua DPD PKS Inhu Sugeng Prihatin, launching yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia tersebut bertujuan memberitahukan kepada para kader dan simpatisan PKS tentang para Caleg yang akan ikut ambil bagian dalam Pemilu tahun 2009 mendatang. "Para Caleg ini dipilih secara proporsional. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah kader PKS di setiap kecamatan di Inhu," ujarnya.

Ditambahkannya, untuk daerah pemilihan (Dapil) I yang melingkupi Kecamatan Rengat Barat, Rengat dan Kuala Cinaku, pihaknya mengajukan 12 orang Caleg. Jumlah yang sama juga berlaku untuk Dapil III (Pasir Penyu, Lirik, Sei Lalak) dan Dapil IV (Paranap, Batang Peranap dan Kelayang). Sedangkan untuk Dapil II yang melingkupi Kecamatan Batang Cinaku, Batang Gangsal dan Seberida, Caleg yang diajukan hanya enam orang. Hal itu mengingat jumlah kader di daerah tersebut terhitung kecil.

"Launching ini bertujuan untuk perkenalan sekaligus sosialisasi kepada para kader partai. Selanjutnya mereka diharapkan mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama tokoh masyarakat dengan sistem door to door.

Hal ini perlu agar Caleg dan kader partai bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk pembangunan Inhu ke depan. Sebab dari sosialisasi itu kita juga bisa mendapat masukan langsung dari masyarakat," terangnya.

Untuk Pemilu kali ini, DPD PKS Inhu sendiri menargetkan lima kursi agar pada pemilihan bupati tahun 2010 mendatang PKS dapat mengajukan calon bupati dari PKS. (eka)

sumber: http://www.riaumandiri.net/indexben.php?id=25614


Friday, August 8, 2008

PILKADA KOTA BANDUNG

Satu hari sebelum Pilwalkot BANDUNG
======================

Jumat, 08/08/2008 17:24 WIB
LSN Prediksi Dada-Ayi Menang Telak
Eva Asiah - detikBandung


Bandung - Pasangan Dada Rosada-Ayi Vivananda diprediksikan bakal memenangkan Piwalkot pada 10 Agustus mendatang. Dada-Ayi akan menang telak dibandingkan dua kandidat lainnya.

Hal itu berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilaksanakan pada 1 hingga 6 Agustus mendatang. Jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 384 di 30 kecamatan di Bandung.

Menurut Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry survei dilakukan dengan motode systematic random sampling dengan margin error sebesar 5 persen. Artinya, kata dia, tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

"Dada Rosada sebagai calon incumbent lebih populer dibandingkan dua kandidat calon wali kota lainnya," ujarnya saat jumpa pers di Kedai Nyonya Rumah, Jalan Naripan, Jumat (8/8/2008).

Sebanyak 96,3 persen publik Bandung mengaku mengenal Dada. Sementara kandidat wali kota yang diusung PKS Taufikurahman hanya dikenal oleh 68,1 persen. Sedangkan calon wali kota independen Hudaya Prawira dikenal 61,2 persen publik.

Pasangan Dada, yaitu Ayi Vivananda pun lebih dikenal publik dibandingkan dua rival lainnya. Ayi dikenal 68,6 publik Bandung. Sementara Deni Triesnahadi atau Abu Syauqi hanya dikenal oleh 53,6 persen. Nahadi yang merupakan pasangan Hudaya dikenal 51,5 persen publik.

"Mengingat popularitas Dada dan Ayi lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, maka mayoritas 36,1 persen publik memilih Dada-Ayi," ungkap Umar.

Sedangkan pasangan Taufikurahman-Abu Syauqi hanya dipilih oleh 20,6 persen publik. "Yang paling terendah adalah Hudaya-Nahadi yaitu hanya dipilih oleh 1,8 persen publik ," tambah Umar.

Jumlah responden yang mengaku belum mempunyai pilihan atau merahasiakan pilihannya sebanyak 41,4 persen.

"Dengan besarnya suara swing voters ini, maka kami memprediksi Pilkada nanti akan dimenangkan Dada-Ayi dengan kisaran perolehan suara 51,6 persen hingga 61,6 persen," ujar Umar.

Sementara pasangan Taufikurahman-Abu Syauqi hanya memperoleh suara sekitar 33,15 persen hingga 43,15 persen. Pasangan Hudaya-Nahadi memperoleh suara paling rendah yaitu hanya 6,8 persen.

"Kami memperkirakan warga yang tak memilih sebanyak 32,5 persen hingga 42,5 persen," pungkasnya.
(ern/ern)

sumber: http://bandung.detik.com/read/2008/08/08/172412/985443/486/lsn-prediksi-dada-ayi-menang-telak

Thursday, August 7, 2008

JILBAB PADA SKCK CALEG

Caleg Wanita Boleh Gunakan Jilbab Pada Foto SKCK

Jumat, 8 Agu 08 05:15 WIB

http://www.eramuslim.com/berita/nas/8807212032-caleg-wanita-boleh-gunakan-jilbab-pada-foto-skck.htm

Calon legislatif wanita yang mengenakan jilbab, saat ini tak perlu khawatir lagi. Sebab tak perlu membuka jilbabnya saat difoto untuk penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Karena pihak kepolisian memperbolehkan pemakaian jilbab tersebut

"Kapolri telah memerintahkan kepada para Kapolda untuk diteruskan ke semua jajaran, bahwa foto caleg berjilbab boleh dipakai untuk SKCK, " kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/8).

Namun, menurutnya, bagi caleg yang memakai foto berjilbab, akan diberlakukan aturan tambahan yakni ditanya soal bentuk kedua telinga kepada pemohon SKCK.

"Berdasarkan keterangan pemohon, maka seorang polisi wanita (Polwan) akan melakukan cek fisik soal bentuk telinga itu, " jelasnya.

Aturan baru itu untuk mengakomodasi keberatan sejumlah Caleg karena foto SKCK harus memperlihatkan kedua telinga. Dalam aturan yang berlaku saat ini, SKCK harus dilengkapi dengan foto yang terlihat kedua telinga.

"Dengan begitu, wanita berjilbab boleh menggunakan foto tanpa terlihat kedua telinga. Polri tidak akan mempersulit masalah ini. Yang tidak boleh adalah hanya wanita yang memakai cadar, " ujarnya.

Abubakar juga mengatakan Caleg juga boleh memilih lokasi pembuatan SKCK minimal di tingkat Polres. Dengan begitu, SKCK ini dapat diperoleh di Mabes Polri, Polda, Polwil, Polwiltabes, Poltabes, Polres dan Polresta.

Namun, Ia menegaskan, semua Caleg DPR, DPRD I (Propinsi), DPRD II (Kabupaten/Kota) dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapat meminta SKCK di mana saja asalkan sesuai dengan alamat KTP yang dimiliki.

"Yang tidak boleh mengeluarkan SKCK Caleg hanya Polsek saja, " imbuhnya.

Dalam penerbitan SKCK, menurut dia, polisi hanya akan mencantumkan catatan kriminal apa yang pernah dilakukan oleh pemohon, dan tidak pada posisi mengambil keputusan apakah seseorang layak jadi Caleg atau tidak. (novel)

=====================

2008-08-07 19:46:00

Foto Wanita Berjilbab Boleh untuk SKCK Caleg

http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/3223

JAKARTA--Kabar baik bagi muslimah. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengatakan, foto wanita yang menggunakan jilbab dapat dipakai untuk menerbitkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk mendaftar calon legislatif (Caleg).

"Kapolri telah memerintahkan kepada para Kapolda untuk diteruskan ke semua jajaran bahwa foto caleg berjilbab boleh dipakai untuk SKCK," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Bagi caleg yang memakai foto berjilbab maka akan diberlakukan aturan tambahan yakni akan ditanya soal bentuk kedua telinga kepada pemohon SKCK. "Berdasarkan keterangan pemohon, maka seorang polisi wanita (Polwan) akan melakukan cek fisik soal bentuk telinga itu," katanya.

Aturan baru itu untuk mengakomodasi keberatan sejumlah Caleg karena foto SKCK harus memperlihatkan kedua telinga.

Dalam aturan yang berlaku saat ini, SKCK harus dilengkapi dengan foto yang terlihat kedua telinga.

"Dengan begitu, wanita berjilbab boleh menggunakan foto tanpa terlihat kedua telinga. Polri tidak akan mempersulit masalah ini," katanya. Yang tidak boleh adalah hanya wanita yang memakai cadar.

Ia juga mengatakan Caleg juga boleh memilih lokasi pembuatan SKCK minimal di tingkat Polres.

Dengan begitu, SKCK ini dapat diperoleh di Mabes Polri, Polda, Polwil, Polwiltabes, Poltabes, Polres dan Polresta.

Namun, pemberian SKCK itu tetap mengacu ke alamat yang sesuai dengan KTP yang dimiliki seorang Caleg. "Yang tidak boleh mengeluarkan SKCK Caleg hanya Polsek saja," katanya.

Ia menegaskan, semua Caleg DPR RI, DPRD I (Propinsi), DPRD II (Kabupaten/Kota) dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapat meminta SKCK di mana saja asalkan sesuai dengan alamat KTP yang dimiliki.

Dalam penerbitan SKCK, menurut dia, polisi hanya akan mencantumkan catatan kriminal apa yang pernah dilakukan oleh pemohon dan tidak pada posisi mengambil keputusan apakah seseorang layak jadi Caleg atau tidak.ant/ya

()
=======================

Foto Berjilbab Boleh untuk SKCK
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/07/18242282/foto.berjilbab.boleh.untuk.skck

Kamis, 7 Agustus 2008 | 18:24 WIB

JAKARTA, KAMIS- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Abubakar Nataprawira menegaskan bahwa foto wanita yang menggunakan jilbab dapat dipakai untuk menerbitkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang akan dipakai untuk mendaftar sebagai sebagai calon anggota legislatif (Caleg).

"Kapolri telah memerintahkan kepada para Kapolda untuk diteruskan ke semua jajaran bahwa foto caleg berjilbab boleh dipakai untuk SKCK," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/8).

Bagi caleg yang memakai foto berjilbab, maka akan diberlakukan aturan tambahan yakni akan ditanya soal bentuk kedua telinga kepada pemohon SKCK. "Berdasarkan keterangan pemohon, maka seorang polisi wanita (Polwan) akan melakukan cek fisik soal bentuk telinga itu," katanya.

Aturan baru itu untuk mengakomodasi keberatan sejumlah caleg karena foto SKCK harus memperlihatkan kedua telinga. Dalam aturan yang berlaku saat ini, SKCK harus dilengkapi dengan foto yang terlihat kedua telinga.

"Dengan begitu, wanita berjilbab boleh menggunakan foto tanpa terlihat kedua telinga. Polri tidak akan mempersulit masalah ini," katanya. Yang tidak boleh adalah hanya wanita yang memakai cadar.

Ia juga mengatakan Caleg juga boleh memilih lokasi pembuatan SKCK minimal di tingkat Polres. Dengan begitu, SKCK ini dapat diperoleh di Mabes Polri, Polda, Polwil, Polwiltabes, Poltabes, Polres, dan Polresta. Namun, pemberian SKCK itu tetap mengacu ke alamat yang sesuai dengan KTP yang dimiliki seorang Caleg. "Yang tidak boleh mengeluarkan SKCK Caleg hanya Polsek saja," katanya.

Ia menegaskan, semua Caleg DPR RI, DPRD I (Propinsi), DPRD II (Kabupaten/Kota) dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapat meminta SKCK di mana saja asalkan sesuai dengan alamat KTP yang dimiliki.

Dalam penerbitan SKCK, menurut dia, polisi hanya akan mencantumkan catatan kriminal apa yang pernah dilakukan oleh pemohon dan tidak pada posisi mengambil keputusan apakah seseorang layak jadi Caleg atau tidaK.

==============================

07/08/08 18:02

Foto Wanita Berjilbab Boleh untuk SKCK Caleg

http://www.antara.co.id/arc/2008/8/7/foto-wanita-berjilbab-boleh-untuk-skck-caleg/

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengatakan, foto wanita yang menggunakan jilbab dapat dipakai untuk menerbitkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk mendaftar calon legislatif (Caleg).

"Kapolri telah memerintahkan kepada para Kapolda untuk diteruskan ke semua jajaran bahwa foto caleg berjilbab boleh dipakai untuk SKCK," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Bagi caleg yang memakai foto berjilbab maka akan diberlakukan aturan tambahan yakni akan ditanya soal bentuk kedua telinga kepada pemohon SKCK.

"Berdasarkan keterangan pemohon, maka seorang polisi wanita (Polwan) akan melakukan cek fisik soal bentuk telinga itu," katanya.

Aturan baru itu untuk mengakomodasi keberatan sejumlah Caleg karena foto SKCK harus memperlihatkan kedua telinga.

Dalam aturan yang berlaku saat ini, SKCK harus dilengkapi dengan foto yang terlihat kedua telinga.

"Dengan begitu, wanita berjilbab boleh menggunakan foto tanpa terlihat kedua telinga. Polri tidak akan mempersulit masalah ini," katanya. Yang tidak boleh adalah hanya wanita yang memakai cadar.

Ia juga mengatakan Caleg juga boleh memilih lokasi pembuatan SKCK minimal di tingkat Polres.

Dengan begitu, SKCK ini dapat diperoleh di Mabes Polri, Polda, Polwil, Polwiltabes, Poltabes, Polres dan Polresta.

Namun, pemberian SKCK itu tetap mengacu ke alamat yang sesuai dengan KTP yang dimiliki seorang Caleg.

"Yang tidak boleh mengeluarkan SKCK Caleg hanya Polsek saja," katanya.

Ia menegaskan, semua Caleg DPR RI, DPRD I (Propinsi), DPRD II (Kabupaten/Kota) dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapat meminta SKCK di mana saja asalkan sesuai dengan alamat KTP yang dimiliki.

Dalam penerbitan SKCK, menurut dia, polisi hanya akan mencantumkan catatan kriminal apa yang pernah dilakukan oleh pemohon dan tidak pada posisi mengambil keputusan apakah seseorang layak jadi Caleg atau tidak.(*)

COPYRIGHT © 2008

============================

Kamis, 07/08/2008 18:16 WIB
Bikin SKCK, Caleg Tak Perlu Buka Jilbab
Didit Tri Kertapati - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2008/08/07/181640/984790/10/bikin-skck-caleg-tak-perlu-buka-jilbab

Jakarta - Bagi calon anggota legislatif wanita yanng berjilbab tidak perlu membuka jilbab bila ingin membaut surat keterangan catatan kepolisian (SKCK). Pihak kepolisian membolehkan pemakaian jilbab.

"Untuk perempuan berjilbab hanya cukup memberikan foto nampak dari depan tapi tidak pake cadar," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira saat konferensi pers di mabes polri kamis (7/8/2008).

Abu bakar menerangkan bahwa setelah memberikan foto berjilbab tampak depan, maka caleg berjilbab nantinya akan diberi pertanyaan mengenai bentuk kupingnya dan kemudian akan dilihat oleh polwan mengenai kecocokannya.

Menurut abubakar langkah ini merupakan solusi dari kesimpang-siuran berita yang beredar di daerah-daerah bahwa pada saat pembuatan SKCK caleg berjilbab harus memperlihatkan tampak samping kiri dan kanan sehingga kupingnya juga terlihat.

"ini merupakan jalan keluar yang diambil oleh mabes polri dengan memerintahkan kepada seluruh kapolda sampai kapolres," pungkas jenderal bintang dua ini.(ddt/ndr






Tuesday, August 5, 2008

Sydney Jones: Kader PKS Solid dan Cerdas

Rabu, 06/08/2008 01:32 WIB
Sydney Jones: Kader PKS Solid dan Cerdas
Didit Tri Kertapati - detikNews

Jakarta - Senior Adviser International Crisis Group Sydney Jones, Selasa (5/8/2008), berkunjung ke kantor DPW PKS Aceh. Dalam pertemuan tersebut, wanita berkebangsaan Amerika itu memuji kader dan simpatisan PKS.

"Kader dan simpatisan PKS solid dan cerdas," ujar wanita berkacamata itu dalam rilis DPW PKS Aceh yang diterima detikcom.

Kunjungan Sidney ke kantor DPW Aceh adalah dalam rangka untuk berbagi informasi tentang pelaksanaan pemilu 2009 yang damai di Aceh.

Pengamat independen asal Amerika itu mengungkapkan rasa optimisnya bahwa PKS bisa menjadi peserta pemilu yang baik, sepanjang para kader PKS dapat mengedepankan kampanye simpatik dan bersih tanpa ada intimidasi dan kekerasan.

Menanggapi pernyataan Sydney, Ketua Umum DPW PKS Aceh Tgk H Ghufran Zainal Abidin MA mengatakan, PKS akan berusaha mengadakan komunikasi secara intens dengan para pemimpin Partai dan Partai Nasional di Aceh. Hal itu untuk menciptakan situasi yang kondusif dan tenang sebelum dan menjelang perhelatan akbar rakyat Indonesia.

"PKS siap menjadi pelopor Kampanye Pemilu Damai," kata Ghufran.
(ddt/irw)

sumber: http://www.detiknews.com/read/2008/08/06/013204/983550/10/sydney-jones-kader-pks-solid-dan-cerdas

PKS Usung Hidayat Nur Wahid

05/08/2008 13:30
PKS Usung Hidayat Nur Wahid
Ahluwalia
Hidayat Nur Wahid
(inilah.com/Bayu Suta)
INILAH.COM, Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengusung Hidayat Nur Wahid sebagai calon presiden. Dia memenuhi syarat partai. Selain dianggap berjasa membesarkan partai, Nurwahid juga menyandang gelar Doktor. Bakal sukseskah?

Dari kalangan internal partai, tampaknya Hidayat takkan mendapat ganjalan berarti lagi. Satu-satunya ganjalan adalah dari persoalan ‘eksternal’, yakni perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2009. Artinya, jika meraih suara minimal 20%, PKS akan mengajukan calon sendiri.

Gelar doktor (PhD) memang menjadi salah satu syarat bagi calon presiden PKS, kecuali berusia balita (bawah 50 tahun). Selain Hidayat, kader partai lain yang memenuhi syarat itu adalah Adhyaksa Dault yang kini menjawab Menpora. Tapi, dari konstelasi politik di kalangan dalam PKS, dukungan tampaknya mantap mengajukan Hidayat.

Hidayat dipandang sudah banyak berkorban untuk PKS. Dia termasuk salah satu pembangun partai dari awal. Menurut Zulkieflimansyah, anggota Fraksi PKS di DPR, hasilnya pun menggembirakan.

Di era kepemimpinan Hidayat, PKS merebut suara meyakinkan pada Pemili 2004 dengan 7% suara. Angka itu melonjak tajam dibanding sekitar 1,5% suara Partai Keadilan (PK) pada Pemilu 1999. PKS kian percaya diri berkat keberhasilan Hidayat memimpin parpol ini.

"Jika PKS meraih 20% suara dalam pemilu, maka rasanya PKS bulat mengajukan nama Hidayat Nur Wahid sebagai capres. Ini suatu amanah dan kepercayaan," kata Zulkieflimansyah PhD, dosen Pasca sarjana FEUI dan anggota DPR PKS.

PKS telah menetapkan syarat titel Doktor untuk calon presidennya pada Pemilu 2009. Tapi, menurut Effendi Gazali, doktor FISIP-UI, tanpa bermaksud mengecilkan semua pihak yang bergelar S-3, syarat ini dinilai tidak memandang pengalaman bangsa Indonesia. SBY yang menjadi presiden saat ini bertitel PhD. "Tapi publik tahu SBY tetap mengecewakan rakyat," kata pakar komunikasi politik itu.

Mengenai usia di bawah 50 tahun sebagai capres, meski menyambut baik, Dr Daniel Dhakidae berpendapat, pencalonan presiden bukanlah persoalan umur. Tetapi bila ada orang muda dengan pemikiran yang hebat, akan lebih baik lagi. Masyarakat harus memahami bahwa presiden yang dipilih dalam Pilpres 2009 adalah yang dapat memecahkan persoalan bangsa ini.

"Intinya, dibutuhkan sesorang yang punya visi, misi yang jelas, kemauan dan energi untuk mengambil suatu keputusan dan memecahkan permasalahan Indonesia. Pemimpin muda akan kelihatan nantinya saat mereka bersosialisasi dan berkampanye. Sekarang belum tahu siapa orang yang mampu dan bermutu," kata pengamat politik itu.

Namun, banyak juga pengamat yang menyambut baik jika PKS mengajukan capres dari partainya sendiri sehingga tak perlu ‘menumpang kapal’ lain atau partai lain. Dan, itu merupakan upaya menuju kemandirian politik sekaligus keberanian mengambil sikap dan keputusan.

"PKS memang perlu mengajukan capres atau cawapresnya sendiri. Memang semua itu terpulang kepada perolehan suara PKS dalam Pemilu 2009," kata pengamat politik. AE Priyono, dari Demos dan Reform Institute. [I4]


sumber: http://www.inilah.com/berita/2008/08/05/42084/pks-usung-hidayat-nur-wahid/

Friday, August 1, 2008

DANA PARPOL

Saweran Saudagar, Jumputan Beras, Hingga Jual Kambing

Jusuf Kalla & Akbar Tandjung (Antara/Fouri Gesang Sholeh)Golkar: Bertabur Saudagar

Partai Golkar telah melewati problem dasar pencarian dana. Anggaran Rp 200 milyar sudah disiapkan untuk menopang kampanye. Ada kabar lain, logistik kampanye malah sudah dikirim ke berbagai pelosok Nusantara setahun lalu. Sebab, bila dikirim pada hari-hari kampanye, dipastikan muatan kapal sedang penuh.

Sumber dana Golkar, dikatakan, juga digali dari kader andalan. Bukan sekadar jumputan beras, tapi jumputan belasan milyar. "Istilahnya, di Golkar banyak saudagarnya," kata Firman Soebagyo, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Golkar. "Para pengusaha menyadari, ekonomi tidak boleh dipisahkan dari politik. Kepentingan bersama kami bangun di sini," katanya.

Digalakkannya sumbangan dari kader saudagar itu seiring dengan menyusutnya sumbangan negara. Dengan model bantuan lama, Golkar dengan perolehan 24 juta suara bisa mendapat Rp 24 milyaran. Hitungannya, per suara Rp 1.000. Kali ini, Golkar dengan 127 kursi hanya memperoleh sekitar Rp 13 milyar, karena bantuan dihitung tiap kursi Rp 21 juta per tahun.

Tentang adanya sejumlah kader Golkar yang terlilit perkara aliran dana ilegal, Firman menyatakan, Golkar tidak pernah menginstruksikan pada kader di legislatif untuk mencari uang buat partai. "Golkar akan menggunakan dana halal, bukan yang haram," katanya.

PAN: Tak Seret, Tak Juga Berlimpah

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN, Totok Daryanto, mengaku tidak mengalami kesulitan dalam pengumpulan dana kampanye. "Insya Allah aman," ujarnya. "PAN itu dananya normal. Dibilang berlimpah nggak, seret juga nggak." Banyak kalangan percaya, partai pimpinan pengusaha asal Pekalongan, Sutrisno Bachir, ini bisa mengatasi problem keuangan. Sutrisno sendiri jorjoran membelanjakan uangnya untuk iklan.

Total anggaran yang disiapkan PAN untuk saksi saja mencapai Rp 300 milyar. Hitungannya, per TPS ada lima orang, masing-masing diberi uang transpor, konsumsi, dan rokok Rp 100.000. Total Rp 300 milyar. Kalau anggaran tak cukup, honor saksi diturunkan menjadi Rp 50.000. Total tinggal Rp 150 milyar.

Faktor yang membuat biaya membengkak adalah berkembangnya daerah pemilihan (dapil) menjadi 79. Kalau tiap partai mengajukan 10 calon anggota legislatif (caleg) per dapil, dan masing-masing caleg menghabiskan Rp 300 juta, maka totalnya bisa Rp 237 milyar.

Salah satu strategi penggalangan dana PAN adalah mengorganisasi para pengusaha yang bersimpati pada PAN dengan membentuk organisasi "Sejahtera Anggotaku". Ketuanya adalah Asman Abnur, Bendahara Umum PAN. Kebanyakan anggotanya adalah pengusaha kelas menengah. "Kelas konglomerat belum ada. Kalau ada yang mau gabung, silakan," kata Totok.

Anggota legislatif asal PAN kebetulan banyak juga dari kalangan pengusaha. Minimal 20% pendapatan anggota legislatif disetorkan pula ke partai. Itu sumber pokok. Ditambah bantuan pemerintah per kursi Rp 21 juta per tahun itu. "Kebetulan Ketua Umum PAN juga pengusaha. Jadi, adalah sumbangan dari dia," ia menambahkan.

PDI Perjuangan: Modal Gotong Royong

PDI Perjuangan diprediksi tak kesulitan menggalang dana. Pada saat sejumlah survei politik belakangan banyak mengunggulkan peluang kemenangannya, diperkirakan banyak penyandang dana yang terpikat untuk berinvestasi politik. Tapi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI-P, Tjahjo Kumolo, sulit menghitung total anggaran.

"Sulit dihitung habis berapa karena kebutuhan tiap daerah pemilihan sudah ditutup caleg di semua tingkatan secara gotong royong," kata Tjahjo. Yang bisa direkap adalah sewa pesawat untuk juru kampanye nasional, Megawati Soekarnoputri, perencanaan iklan media, baliho, dan spanduk. Tapi Tjahjo tak menyebut angka.

Untuk modal gotong royong itu, salah satu caleg PDI-P yang kini anggota DPR, Ganjar Pranowo, mengaku mengumpulkan dana dengan menabung dari honor pansus, perjalanan luar negeri, dan lain-lain.

Mengacu pada Pemilu 2004, Ganjar menghabiskan dana Rp 300 juta. Separuh untuk iuran ini-itu, sisanya untuk tiket pesawat, hal-hal non-teknis, atau menyambut tokoh besar parpol yang datang. Pengeluaran terbesar adalah biaya tak terduga. Pada waktu itu, peserta kampanye massal mengalami kecelakaan satu truk. Ganjar harus merogoh kocek tak kurang dari Rp 15 juta untuk biaya pengobatan.

PKB: Paceklik Sepanjang Musim

Seorang pengusaha menyayangkan konflik internal PKB karena membuat banyak donatur enggan menyumbang. Padahal, ada sejumlah orang berduit yang cocok dengan tampilan Islam model Gus Dur. Tapi Bendahara PKB, Aris Djunaidi, menyatakan bahwa bukan saat konflik saja PKB susah cari duit. "Dari dulu kami sudah biasa paceklik," katanya. Dana partai biasanya dikumpulkan dari iuran pendukung dan saweran para caleg.

"Ada caleg yang sampai jual kambing atau menggadaikan warisan," katanya kepada M. Nur Cholish Zaein dari Gatra. PKB mengandalkan loyalitas pendukung. Aris merujuk pada pilkada di Wonosobo dan Demak, Jawa Tengah: meski dengan dana kecil, PKB memenangkan pemilihan bupati.

PKB pernah punya beberapa menteri di kabinet. Tapi, menurut Aris, mereka pelit menyumbang PKB. Tapi menteri asal PKB periode ini, Erman Soeparno, menjadi Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu PKB kubu Muhaimin Iskandar. Aris menaksir, kebutuhan biaya politik kali ini mencapai Rp 500 milyar.

Sejauh ini, sumber yang sudah kelihatan adalah dari caleg. Ketika mengambil formulir, mereka menyerahkan Rp 5 juta. Tapi biaya kampanye diserahkan kepada tiap caleg untuk mencari sendiri. Sumber lain adalah bantuan pemerintah per kursi. Upaya merapat ke konglomerat pernah dijajaki ketika menawari Artalyta Suryani alias Ayin menjadi Bendahara PKB. Namun Ayin keburu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sumber terbesar dana PKB, kata Aris, adalah dari jaringan Gus Dur. Banyak orang tahu, Gus Dur disukai banyak pengusaha Tionghoa karena konsistensinya membela kaum minoritas. Menurut Aris, bagi PKB, uang itu penting, tapi bukan segalanya. Lalu, soal strategi penggalangan dana di tengah konflik internal dan munculnya kasus Yusuf Amir Faishal, anggota DPR asal PKB, Aris menjelaskan singkat, "Kami mengalir saja, Mas."

PKS: Partai Kantong Sendiri

PKS mengaku bukan partai dengan kekuatan finansial besar. "PKS itu kan 'Partai Kantong Sendiri'," kata M. Razikun, Ketua Tim Pemenangan Pemilu PKS. Mereka hanya mengandalkan dukungan dana para kader. Sejak Pemilu 1999, kontribusi finansial terbesar PKS adalah dari kader. Mereka mencetak kaus, stiker, dan atribut sendiri. Kalau mereka tak mampu, kaus apa pun yang warna putih akan dicat logo PKS. Tak mengherankan, pada pemilu lalu, atribut PKS beragam karena dicetak masing-masing.

Ada pula tradisi jumputan beras. Dari rumah ke rumah, beras dikumpulkan, lantas digunakan untuk biaya kegiatan. "Para kader menganggap bahwa ini adalah sedekah," kata Razikun. Para caleg juga berusaha mendanai kampanye sendiri. "Fund raising yang kami lakukan halal secara hukum, agama, dan politik," katanya. Dalam musyawarah kerja nasional di Makassar, Selasa lalu, para caleg dibaiat agar tidak menggunakan dana haram.

Karena PKS tak memiliki pendukung finansial, Razikun tidak bisa menaksir total biaya yang diperlukan. Selain saweran kader, PKS akan mengumumkan pembukaan fund raising melalui pesan singkat (SMS). Dibuka pula rekening partisipasi. Berikutnya, akan digelar malam pengumpulan dana.

Kampanye tak hanya dilakukan di musim kampanye. Sekitar 1 juta kader telah digerakkan untuk melakukan kampanye permanen. "Ini sudah tradisi PKS," ia memaparkan. Kampanye permanen dilakukan dengan cara interaksi langsung di tengah masyarakat. Beragam kegiatan sosial digelar.

Ada pengobatan gratis dan bazar murah. Ada pula pos Wanita Keadilan untuk mengedukasi para ibu rumah tangga. Kampanye door to door pun dilakukan. Kader dikerahkan untuk berkampanye kepada masyarakat sekitar, keluarga, teman kantor, dan sebagainya.


PBR: Semalam Rp 2 Milyar

Partai Bintang Reformasi (PBR), meski digolongkan sebagai partai mungil, tak sulit menggalang dana. Ketua PBR, Ade Daud Nasution, merujuk pada pengalaman tahun 2004, ketika PBR baru berdiri. Pada malam penggalangan dana bisa terkumpul uang Rp 2 milyar. Donatur yang digalang biasanya teman dekat fungsionaris partai. "Misalnya, caleg kami di Jawa Barat punya teman direktur utama sebuah bank, ya, dibawa," kata Ade kepada Mukhlison S. Widodo dari Gatra.

Acaranya juga mendatangkan artis terkenal agar menarik. "Pada waktu itu, saya bawa Ayu Azhari," kata Ade mengenang. Bagaimana peluangnya kini? Ade mengaku, masyarakat sedang antipati pada parpol karena kasus korupsi para anggota dewan. "Ini memang ada impact-nya," tutur Ade. Tapi ia akan tetap mencoba menggelar lagi malam penggalangan dana.

Untuk efektivitas kampanye, Ade akan berkampanye bersama artis dan melalui film. "Saya sekarang produser film di Astro, jadi punya artis muda yang banyak. Nanti pada waktunya saya bilang, 'Eh, Saudara kan sudah saya bantu kerja, sekarang bantu saya kampanye'," ujar Ade. Selain itu, dana juga digalang dari caleg.

Asrori S. Karni, Rach Alida Bahaweres, Anthony Djafar, Basfin Siregar, dan Bernadetta Febriana
[Laporan Utama, Gatra Nomor 37 Beredar Kamis, 24 Juli 2008]

sumber: http://www.gatra.com/artikel.php?id=117005