Sunday, December 21, 2008

Inspiring women dari bumi Lancang Kuning Riau

Bidang Pendidikan : Hj Wahdiar Wahid
Bidang IPTEK : Dra Hj Jusma Karim
Bidang Kesehatan : Hj Asra Yustiti
Bidang Pemberdayaan Ekonomi : Ir Hj Irma H Rachman MBA
Bidang Seni dan Budaya : Elvisrina SPd
Bidang Sosial Dan Kemasyarakatan : Dra Hj Rosda Darwis MM
Bidang Birokrasi : Elmawati
Bidang Politik : Hj Maimanah Umar MA

===========
sumber: http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=2&id=7763

DARI PKS INSPIRING WOMEN
Hari Ini 8 Perempuan Riau Diberi penghargaan
21 Dec 2008 13:46 wib
Muchtiar
PEKANBARU (RiauInfo) - Bertempat di hotel Ibis Pekanbaru, 8 perempuan terbaik Riau diberi penghargaan. Selain itu, sosok guru sejati, Muslimah yang lebih dikenal lewat inspirasi ceritra Laskar Pelangi juga didaulat memberikan pengalamannya untuk memberikan motivator kepada masyarakat Pekanbaru, khususnya yang hadir pada saat itu.

Mereka yang mendapatkan penghargaan adalah mereka yang dianggap mampu berkiprah, baik untuk dirinya maupun bagi orang banyak yang ada di lingkungannya.

Delapan perempuan yang mendapatkan penghargaan tersebut dibagi dalam berbagai kategori bidang, diantaranya, Bidang Pendidikan Hj Wahdiar Wahid, dari Kabupaten Bengkalis. Bidang IPTEK Dra Hj Jusma Karim dari Kota Pekanbaru. Bidang Kesehatan Hj Asra Yustiti, dari Kabupaten Bengkalis. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Ir Hj Irma H Rachman MBA dari kota Pekanbaru. Bidang Seni dan Budaya Elvisrina SPd dari Kabupaten Siak. Bidang Sosial Dan Kemasyarakatan Dra Hj Rosda Darwis MM dari Kabupaten Indragiri Hulu. Bidang Birokrasi Elmawati dari Kabupaten Bengkalis. Bidang Politik Hj Maimanah Umar MA dari Kota Pekanbaru.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh beberapa pimpinan DPW PKS Riau, diantaranya Ketua DPW PKS Riau Amin Triawan, Ketua MPW PKS Riau Nurdin, dan Ketia Bidang Kewanitaan Asih Drajad Lumintu.

Acara yang dilaksanakan dalam rangka menyambut hari ibu tersebut, dihadiri seribuan tamu undangan dengan mayoritas berbagai kalangan dari kaum perempuan.

Menurut Ketua Bidang Kewanitaan DPW PKS Riau, Asih Drajad Lumintu, dengan suksesnya penyelenggaraan acara ini diharapkan akan menjadikan motivator yang luar biasa, khususnya kalangan perempuan dalam bidangnnya masing-masing.

Bahkan kedepan diharapkan akan ada Muslimah-Muslimah lainnya yang siap berkorban tanpa kenal pamrih demi kemajuan dunia pendidikan, harapnya Minggu (21/12). (muchtiar)

Monday, November 17, 2008

TAUJIH: BERSIAGA MENANTI TUGAS

Bersiaga Menanti Tugas
Oleh: Drs. DH Al Yusni

dakwatuna.com - Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al Anfal: 60)

Kemenangan merupakan anugerah Allah swt. yang sangat berharga. Ia juga menjadi harapan orang yang sedang berjuang. Bagi mereka yang berada di medan juang kemenangan amat dinanti-nanti segera tiba. Mereka ingin kemenangan itu jadi dekat. Akan tetapi perlu diketahui bahwa kemenangan tidak akan datang secara ujug-ujug. Melainkan ada beberapa persoalan yang patut untuk dilakukan agar bisa menghadirkannya.

Kemenangan bagian dari ketentuan Allah swt. atas urusan hamba-Nya (Qudratullah) . Dia yang Maha Tahu akan nasib yang dialami ciptaan-Nya. Dia pula yang berhak untuk memberikan kemenangan ataupun menundanya. Kemenangan dari Allah swt. pasti datangnya baik di dunia ataupun akhirat. Sehingga tidak ada kamus kekalahan di hati para pejuang.

Namun kemenangan itu datang dengan jalan-jalan yang akan memuluskan kehadirannya. Melalui upaya maksimalitas manusia (ikhtiyar basyariyah). Adapun mereka yang telah melakukan upaya yang maksimal untuk mencapai prasyarat kemenangan, maka kemenangan menjadi haknya. Oleh karena itu ikhtiyar basyariyah juga menjadi bagian yang harus diperhitungkan oleh mereka yang menunggu-nunggu kemenangan. Ikhtiyar basyariyah yang optimallah yang perlu dibangun dalam perjuangan ini agar kemenangan itu menjadi hak yang mutlak.

Bila para dai yang sedang berada di barisan terdepan dalam medan perjuangan ini memahami akan hakikat kemenangan dari dua hal di atas, maka sikap utama dari diri mereka tidak lain adalah sikap siap untuk digerakkan dalam menunaikan sebuah operasionalisasi dakwah ini (isti'dad lil amal). Adapun upaya yang mesti dilakukannya sebagai berikut:

1. Kesanggupan untuk dimobilisasi (Al Qudrah li tanfidz)

Kesanggupan dimobilisasi dengan cepat dalam berbagai keadaan merupakan watak para pahlawan Islam dalam memenangkan dakwah di medan peperangan. Sikap ini secara umum memang perilaku prajurit sejati. Kesanggupan diri membuat mereka berani maju menghadapi tugas dan amanah dakwah sekalipun berat rasanya. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kemenangan yang hakiki. Hidup mulia atau mati syahid.

Bagi seorang prajurit yang siap, memikul tugas dan tanggung jawab adalah kemuliaan. Sehingga mereka akan mengerahkan segenap kemampuan untuk tetap berada di garis tugasnya. Berbalik ke belakang sama artinya dengan mewariskan keburukan dan kekalahan. Karena itu mereka berupaya untuk menunaikannya dengan sebaik-baiknya.

Semangat Abdullah bin Rawahah RA. yang berapi-api di Perang Muktah memacu keberanian para sahabat sehingga mampu mengobarkan kepahlawanan mereka. Membuat jiwa para sahabat lebih mencintai harumnya syurga dari pada pulang kembali ke Madinah. Padahal mereka harus menghadapi musuh dengan jumlah dan kekuatan yang besar. Kecintaan pada hari akhirat menjadi landasan sikap mereka menyongsong tugas mulia. Dan modal itulah kaum muslimin memenangkan pertarungan dan mewariskan perilaku keimanan yang sebenar-benarnya kepada generasi berikutnya.

Hari yang kita lalui saat ini tampak sangat jelas. Karena jelasnya tugas dan amanah yang mesti kita tunaikan. Bila kita runut tugas itu satu persatu maka akan kita dapati begitu banyak tugas yang menanti kita. Tugas itu sedang antri untuk diselesaikan. Masalahnya adalah siapakah gerangan yang akan menunaikannya. Apalagi jika ditinjau dari waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya, maka ia memerlukan kader dakwah yang amat banyak.

Dalam situasi dan kondisi yang pelik dimana tugas dan waktu saling berlomba. Maka perilaku dai sejati untuk selalu siap dimobilisasi harus dikedepankan dari pada sikap gamang untuk menunaikannya. Karena kegamangan dalam melaksanakan tugas sering menghambat kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam menunaikan tugas mulia tersebut. Sikap gamang bagi kader dakwah merupakan batu sandungan yang harus segera disingkirkan. Dan yang perlu dihidupkan adalah sikap untuk selalu sanggup dimobilisasi dengan cepat dalam berbagai situasi. Selanjutnya menempati pos-pos yang lowong dengan sabar dan disiplin.

Pada jihad siyasi banyak pos-pos dakwah yang perlu diisi dengan segera. Karena waktu dan tugas yang perlu diselesaikan saling mendahului. Kader dakwah mesti tanggap dengan kemampuannya dan pos yang ada. Sehingga bisa segera mengistijabahi tugas-tugas mulia tersebut.

2. Bersabar berada di pos-pos dakwah (As Shabru fi 'aba'i ad da'wah)

Berada pada pos dakwah terkadang banyak kendala dan cobaan. Baik yang menyenangkan maupun yang menyulitkan. Ini memang ujian dakwah yang diberikan Allah swt. pada kita untuk menilai sejauh mana tingkat kesabaran dan kesetiaan prajurit sejati pada tugasnya. Serta keberhasilannya dalam menjalankan amanah yang diberikan padanya.

Adakalanya berada pada pos-pos tugas membosankan bahkan menegangkan karena beban yang berat. Namun adakalanya juga menyenangkan karena fasilitas dan pendapatan yang menggiurkan. Tidak jarang kita jumpai orang yang minta dipindahkan ke pos lain karena tidak suka pada tugas yang harus dikerjakan sehari-hari. Ada pula yang minta terus berada pada posnya karena penghasilan dan fasilitas yang ia dapatkan. Akhirnya tugas itu dinilai dari kesenangan material.

Kaum muslimin pernah mengalami pelajaran pahit di medan Uhud. Ini mesti menjadi catatan mahal umat Islam. Tatkala pos-pos tugas itu dinilai dengan pandangan kesenangan material maka berakibat fatal bagi mereka. Sebab pos-pos yang harusnya dijaga dengan sabar dan disiplin, akhirnya ditinggalkan begitu saja. Kekosongan pos tugas itu menjadi peluang musuh untuk mengkocar-kacir barisan kaum muslimin hingga porak poranda. Dan kerugianlah yang diperolehnya.

Padahal Rasululah saw. mengingatkan mereka dengan komandonya: "Berjagalah di pos kalian ini dan lindungilah pasukan kita dari belakang. Bila kalian melihat pasukan kita berhasil mendesak dan menjarah musuh, janganlah sekali-kali kalian turut serta menjarah. Demikian pula andai kalian melihat pasukan kita banyak yang gugur, janganlah kalian bergerak membantu." (HR. Bukhari)

Kasus Uhud menjadi ibroh (pelajaran) berharga bagi orang-orang beriman. Cukup sekali saja hal itu terjadi. Tidak boleh terulang lagi apalagi sampai berulang-ulang. Oleh karena itu bekal kesabaran dan keteguhan hati perlu terus dipasok jangan sampai berkurang sedikitpun. Panglima Saad bin Abi Waqqas r.a. menyerukan pasukan yang akan menghadapi tentara Persia dengan instruksinya: "Tempati pos kalian dan bersabarlah, karena kesabaran menjadi jalan kemenangan."

Bagi kader dakwah ketika sudah menempati pos tugasnya, ia akan menjaganya dengan baik. Ia tidak akan tergiur sekejappun untuk meninggalkannya. Ia juga tidak tergoda oleh kesenangan material yang mengganggunya. Namun ia akan terus berada pada posnya dengan penuh kesabaran. Sebagaimana Sang Junjungan telah mengingatkan bahwa, "Prajurit yang baik adalah bila ditugaskan di bagian belakang, maka ia ada di tempatnya. Bila ia ditugaskan di barisan terdepan, maka ia pun ada di tempatnya." (HR. An-Nasai).

3. Siap siaga menyongsong tugas (Al Istijabah lil amal)

Bila peluit sang komandan telah dibunyikan, berarti tugas-tugas harus segera diselesaikan. Kesiagaan menyongsong tugas menjadi indikasinya. Dari sana kadang menang dan kalah dapat diperkirakan. Mereka yang siap siaga artinya mereka siap menghadapi situasi apapun. Akan tetapi mereka yang lengah berarti mereka akan menjerumuskan dirinya pada jurang kebinasaan.

Kesiagaan kader dakwah indikasi kesiapannya untuk bertarung. Tentunya, siap di segala sektor. Kesiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan nafsiyah. Dengan kesiapan yang demikian, maka dapat dipetakan kekuatan diri dan musuhnya. Dan seberapa besar kendala yang peluang kemenangan yang akan didapatinya.

Manakala kesiapan itu sudah begitu gamblang di hati kaum muslimin dan kader dakwah secara khusus, maka Allah swt. yang akan memback-upnya. Yang Maha Kuat dan Perkasalah yang akan menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki kader dakwah apabila sudah digerakkan sejak awal.

"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Anfal: 17)

Yang menjadi persoalannya adalah apakah kader dakwah saat ini seluruhnya sudah siap siaga menyongsong tugas atau masih asyik termangu dengan kebingungannya. Semuanya kembali pada diri masing-masing. Akan tetapi yang perlu diingat adalah bila kader dakwah belum siap siaga menyongsong tugas jangan berharap hari esok lebih baik dari kemarin.

Generasi Qur'ani masa lalu menjadi umat terbaik bukan terletak pada keberadaan Rasul bersama mereka. Melainkan sikap mereka terhadap Qur'an dan sikap mereka secara keseluruhan yang siap siaga menerima tugas dan perintah. Bila saat itu disodorkan amanah tugas, maka saat itu pula mereka kerjakan tanpa reserve. Nah, kalau begitu sikap mereka itulah yang perlu kita ulang pada diri kita saat ini. Karena tugas dan instruksi komandan untuk jihad siyasi saat ini begitu sangat jelas.

4. Pantang Mundur (Adamul dubur)

Bila pertarungan sudah di hadapan, hanya satu sikap saja yang dilakukan, yaitu maju ke depan. Tidak boleh ada kata mundur atau balik ke belakang. Karena mundur artinya kekalahan. Dan kekalahan adalah kehinaan bagi kader dakwah di dunia dan akhirat. Allah swt. sudah menegaskan: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya." (QS. Al Anfal: 15 -16)

Bagi kader dakwah tugas mulia menjadi jalan mulus untuk masa depan. Ia tidak akan pernah berpikir balik ke belakang. Ia akan maju terus menyongsong masa depan. Begitulah kemenangan kaum muslimin di berbagai tempat, termasuk di Eropa. Panglima Thariq bin Ziyad menyampaikan pidatonya di hadapan para prajurit, "Wahai kaum muslimin di belakangmu lautan lepas, tidak ada lagi perahu yang akan membawa kalian ke negeri kampung halaman. Dan di depanmu musuh menghadang. Tidak ada pilihan lain untuk kemenangan kecuali maju ke hadapan songsong musuh dengan hati lapang. Sambut tugas dengan ringan."

Menghadapi kenyataan ini, keberanianlah yang perlu kita perbesar. Berani karena benar dan berani karena membawa misi kesucian. Kader dakwah pemberani dalam melaksanakan tugas dapat menjadi pintu kegemilangan. Khususnya kegemilangan dakwah di negeri dambaan ini.

5. Tidak bermaksiat (Adamul Ma'shiyah)

Kemenangan dan kekalahan yang dialami kaum muslimin sangat dipengaruhi oleh perbuatan para prajuritnya. Kemaksiatankah atau ketaatan. Kemaksiatan dapat menjadi penyebab kekalahan dan ketaatan dapat membawa kemenangan.

Para pemimpin Islam selalu mewasiatkan untuk mewaspadai perilaku kemaksiatan kadernya. Karena kemaksiatan yang dilakukan satu orang dapat berakibat buruk bagi yang lainnya. Kemaksiatan yang dilakukan seorang kader dakwah harus lebih ditakuti daripada besarnya jumlah dan kekuatan musuh. Sebab maksiatan membuat Allah swt. menjauhi mereka. Dan tidak akan memberikan bala bantuan-Nya.

Catatan hitam dari kasus Uhud pun terjadi lantaran kemaksiatan sebagian prajurit muslim. Mereka tidak mematuhi perintah Rasulullah saw. karena tergiur dengan rampasan perang yang berserakan di depan mereka. Lalu mereka meninggalkan bukit Uhud dan mengumpulkan ghanimah tersebut. Akhirnya pos yang kosong itu segera diambil alih musuh sebagaimana yang diingatkan Allah swt.

"Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman." (QS. Ali Iman: 152)

Cukuplah Uhud menjadi pelajaran besar bagi kita. Satu hal yang perlu dicamkan. Jangan pernah bermaksiat sedikitpun ketika pertarungan telah di hadapan. Kemaksiatan lobang jurang kebinasaan dan kehinaan dunia dan akhirat.

Manakala anashir-anashir kemenangan tersebut dapat terealisir di jiwa para kader dakwah, maka pertolongan dan bala bantuan yang dijanjikan Allah swt. akan tampak nyata di depan mata. Kemenangan tersebut menjadi hak bagi para pejuang (nashrullah wal futuhat). Sebagaimana kemenangan dan penaklukan Kota Mekkah, banyak musuh-musuh dakwah yang tunduk terhina di hari itu dan segera menjadi pengikut Nabi saw. dan kemuliaan orang beriman sebagai pakaian para pejuang yang dahulu telah memberikan investasinya pada dakwah ini. Dan kita telah memahaminya bahwa hal itu melalui proses yang panjang dan rumit. Wallahu 'alam bishshawab.

Friday, November 14, 2008

PKS Dorong Rekonsiliasi Nasional

sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/14/00155352/pks.dorong.rekonsiliasi.nasional

Kebangsaan
PKS Dorong Rekonsiliasi Nasional
Jumat, 14 November 2008 | 00:15 WIB

Jakarta, Kompas - Problem kebangsaan saat ini sulit diselesaikan jika di antara anak bangsa masih saling menyimpan dendam. Itu sebabnya bangsa ini harus bisa membangun kebersamaan dan melakukan rekonsiliasi nasional pada semua tokoh dan pemimpin bangsa, serta menyelesaikan beban masa lalu.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Anis Matta di Jakarta, Kamis (13/11), seusai bertemu sejumlah tokoh militer di Jakarta.

Sebagai generasi baru, menurut Anis, sudah selayaknya bangsa ini berpikir dengan paradigma baru.

Anis mengingatkan, bangsa ini harus menyikapi masa lalu secara adil, arif, dan proporsional, serta mau berhenti mengadili masa lalu. Bangsa ini harus maju dan menjadikan masa lalu sebagai inspirasi bagi pembangunan masa depan.

Terkait dengan iklan PKS yang mengangkat semua tokoh nasional, menurut Anis, juga menjadi bagian rekonsiliasi yang diusung oleh PKS.

”Pahlawan kita merupakan manusia biasa, tetapi punya kerja yang luar biasa bagi bangsa dan memengaruhi perjalanan hidup kita semua hari ini. Mereka disebut pahlawan atau guru, bukan karena mereka malaikat, tetapi karena kontribusinya yang lebih besar dari kelemahan-kelemahannya,” ujarnya.

Soekarno, menurut Anis, adalah tokoh yang disanjung bangsa ini. Akan tetapi, kata Anis, Soekarno pernah memenjarakan Buya Hamka dan Natsir tanpa pengadilan. Ketua Majelis Syuro PKS KH Hilmi Aminuddin juga pernah dipenjara Soeharto selama dua tahun.

”Namun, kerja mereka untuk bangsa ini lebih besar dari kelemahan yang pernah dilakukan. Kesadaran ini bisa menjadi titik tolak kita untuk membangun bangsa ini,” ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah mengatakan, penokohan Soeharto yang banyak diprotes berbagai kalangan karena mereka tidak tahu esensi pesannya. PKS tidak akan menyalahkan mereka yang salah menangkap pesan ini, tetapi tetap akan menjelaskan bahwa di antara anak bangsa harus berhenti menyimpan dendam. (MAM)

PKS Akui Iklannya Bagian Kampanye Politik

sumber: http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/15/10233590/PKS.Akui.Iklannya.Bagian.Kampanye.Politik

PKS Akui Iklannya Bagian Kampanye Politik

Sabtu, 15 November 2008 | 10:23 WIB

JAKARTA, JUMAT - Setelah dalih rekonsiliasi dijadikan alasan pemunculan tokoh-tokoh bangsa dalam iklan politiknya, akhirnya Sekjen PKS Anis Matta tak mengingkari bahwa iklan tersebut adalah bagian dari kampanye politik. Tujuannya, mencari dan mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya.

Hal itu dikatakan Anis dalam diskusi Radio Trijaya, "Parpol Krisis Tokoh", Sabtu (15/11), di Jakarta. Seperti diketahui, pemunculan tokoh Soekarno, M. Natsir, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Ashari dan Soeharto mengundang kontroversi dan protes dari kelompok yang selama ini identik dengan para tokoh tersebut.

Digunakannya gambar tokoh-tokoh itu, diakui Anis, tak meminta izin kepada keluarga ataupun kelompok-kelompok yang mengklaim 'memiliki' mereka.

"Memang enggak izin, karena itu domain publik. Kita tidak mengingkari (iklan) ini bagian dari kampanye politik untuk meraih dukungan. Kalau partai lain menjual tokoh, kami menjual ide," kata Anis.

Menurut pengamat politik Bachtiar Effendy, iklan PKS biasa-biasa saja. Pesan rekonsiliasi yang didengungkan PKS, menurutnya kamuflase. Tujuannya, tak lain adalah untuk meraih suara dari mereka yang merasa memiliki kedekatan dengan para tokoh itu.

"Rekonsiliasi, itu kan proposal yang diajukan Anis Matta. Tidak pernah parpol punya tujuan rekonsiliasi. Apalagi menjelang pemilu, tujuannya meraih dukungan banyak," ujar Bachtiar.

Menjelang pemilu, partai-partai juga diibaratkan sebagai gerai yang membuka tokonya dan menawarkan barang dagangannya. Bagi peneliti sejarah JJ Rizal, hal yang paling mengusik adalah munculnya tokoh Soeharto dalam iklan partai pimpinan Tifatul Sembiring itu. Sebab, menurutnya PKS lahir dari gerakan anti Soeharto pada masa reformasi.

"Sekarang kok tiba-tiba memunculkan Soeharto, ini tindakan konyol, ahistoris. Iklan PKS, hanyalah iklan semata, bukan pemikiran tentang rekonsiliasi," kata Rizal. (ING)

Inggried Dwi Wedhaswary

Friday, October 31, 2008

LAGI BERITA DIPELINTIR MEDIA (bagian 1)

ini berita yang asli..
=================
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1716&Itemid=10

KPUD Sumsel Terima 17 Laporan Berkas DCS PDF Cetak E-mail
Wednesday, 29 October 2008

3 Mengundurkan Diri, I Meninggal Dunia

PALEMBANG- Untuk meminta penjelasan terhadap laporan yang telah diberikan oleh masyarakat, kemarin (28/10) Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumsel mengumpulkan sebanyak 38 partai politik untuk memberikan tanggapannya terhadap laporan yang masuk ke KPUD Sumsel sebanyak 17 berkas.
Alfiyan Toni, ketua divisi pencalegan KPUD Sumsel saat ditemui oleh Koran ini mengatakan, “Insyaallah besok (hari ini,red) kita akan melakukan rapat pleno untuk menetapkan Daftar Calon sementara (DCS) mnjadi DCT. Dan hingga saat ini, kita telah menerima sebanyak 17 laporan dari masyarakat terkait pencalonan,” ujarnya sesaat setelah memimpin rapat di KPUD Sumsel.
Oleh karena itu, kita berharap setelah ada pertemuan dengan 38 partai, ada penjelasan yang terperinci mengenai laporan yang masuk tersebut. “oleh karena itu, kita sebagai penyelenggara tidak serta merta mencoret caleg yang bersangkutan sebelum ada penjelasan dari partai yang mengusungnya,” lanjutnya.
Dari 17 laporan yang masuk ke KPUD Sumsel, diantaranya mengenai tindakan moral, caleg yang terindikasi menggunakan ijazah palsu, berkas administrasi yang tidak lengkap. Serta ada satu berkas caleg yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Untuk caleg yang telah ditetapkan sebagai tersangka, kita tidak bisa mencoretnya. “berdasarkan azas praduga tidak bersalah, kita tidak bias mencoret nama caleg tersebut selama belum ada keputusan dari pengadilan yang mempunyai kekuatan hokum tetap (inkracht,red),” terangnya.
Sedangkan bagi caleg yang masih tetap berstatus sebagai pegawai negeri maupun BUMN, hendaknya sudah harus mengundurkan diri pada saat mendaftar sebagai calon legislatif. “sebagai fasilitator penyelenggara Pemilu legislative, kita akan tetap menguji laporan yang masuk,” jelasnya.
Sehingga dengan adanya penjelasan dari partai politik mengenai calegnya, kita berharap agar pada saat pengumuman DCT hasil tersebut dapat diterima oleh semua pihak. “semoga pada saat pengumuman nanti, semua caleg yang maju maupun tidak dapat menerima hasil tersebut,” tegasnya.
Dan untuk menghindari terjadinya kesalahan pada saat pengumuman hasil DCT, kita memerintahkan kepada staff untuk lebih teliti dalam melakukan penulisan nama sesuai dengan yang diajukan oleh partai. “karena itu, bila kesalahan terjadi dilakukan oleh KPUD Sumsel masih tetap bisa dilakukan perbaikan. Tapi bila kesalahan tersebut dilakukan oleh parpol, mka kesempatan untuk perbaikan tidak ada,” ulasnya.
Selain dari laporan yang masuk mengenai DCS, kita juga telah menerima surat pengunduran diri dari caleg, dan jumlahnya mencapai 3 orang. “ kita juga telah menerima laporan bahwasanya seorang caleg dari Partai Golkar telah meninggal dunia dari dapil Muara Enim,” urainya.
Sehingga dengan penjelasan tersebut, kita berharap agar pengumuman DCT dapat berjalan tepat waktu. “direncanakan 31 Oktober pengumuman DCT akan dilakukan melalui media. Dan dengan adanya caleg yang mengundurkan diri serta meninggal, maka secara otomatis jumlah DCt yang akan diumumkan menjadi berkurang,” tutupnya.
Erza Saladin, Sekretaris DPW PKS Sumsel mengatakan, “ untuk PKS sendiri, pada saat mendaftarkan diri menjadi caleg, yang bersangkutan harus telah mengundurkan diri menjadi PNS maupun BUMN. Karena bila itu masih ditemukan, maka itu menjadi tanggung jawab dari caleg yang bersangkutan,” tegasnya.
Dari 81 berkas yang kita masukkan ke KPUD Sumsel, ada satu yang bermasalah dan belum keluar dari BUMN. Tapi pada saat kita menjelaskan kepada KPUD Sumsel, bahwa bagi yang belum mengundurkan diri akan menjadi tanggung jawabnya sendiri. Akhirnya permasalahan tersebut sudah tidak ada lagi.
Sedangkan menurut Novran Marjani selaku sekretaris Partai Gerindra saat ditanyakan mengenai salah satu calegnya masih menjabat sebagai karyawan PT KAI mengungkapkan, “ itu merupkan hanya laporan dari masyarakat saja. Karena caleg atas nama Ahmad Syukri telah mengundurkan diri tertanggal 1 Januari yang lalu,” ungkapnya.
“Dan surat penguduran dirinya dari PT KAI telah kita terima bulan Oktober ini. Sehingga caleg tersebut telah pensiun dini pada saat maju dan menjadi caleg dari Partai Gerindra. Sehingga bila ada laporan masyarakat, mungkin itu karena masyarakat belum mengetahuinya saja,” tegasnya. (Mg 23)




Grafis:

17 laporan yang masuk ke KPUD Sumsel dan mengundurkan diri serta meninggal

Nomor Jenis Laporan Keterangan
1 Tindakan Moral KPUD Sumsel
2 Terindikasi ijazah palsu KPUD Sumsel
3 Berkas administrasi tidak lengkap KPUD Sumsel
4 Tersangka tindak pidana 1 caleg
5 Mengundurkan diri 3 caleg
6 Meninggal dunia 1 caleg
Sumber : KPUD Sumsel Divisi Pencalegan

6 PARTAI TIDAK MEMENUHI KUOTA 30 PERSEN

Berita sejenis dari Riau pos tanggal 1 November

Yang melanggar UU adalah yang kurang dari 30% bukan masalah nomor urut 1.

Di antara 38 parpol, enam partai tidak memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan di DPR. Yakni, Partai Peduli Rakyat Nasional (26,39 persen), Partai Gerakan Indonesia Raya (28,94 persen), Partai Amanat Nasional (29,44 persen), Partai Republika Nusantara (28,95 persen), Partai Persatuan Pembangunan (28,78 persen), dan Partai Patriot (17,39 persen).



============

PDIP-PKS Paling Sedikit
Sabtu, 01 November 2008
Caleg Wanita Nomor Urut 1
Laporan JPNN, Jakarta
Daftar Caleg tetap (DCT) untuk anggota DPR mulai diumumkan KPU secara terbuka di media massa hari ini. Di antara 38 partai politik (Parpol) peserta Pemilu 2009, PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang paling sedikit menempatkan Caleg perempuan mereka di nomor puncak.

Masing-masing (PDIP dan PKS) hanya memasang dua Caleg perempuan di nomor satu. Dari total 77 daerah pemilihan (Dapil) di seluruh Indonesia, Partai Nahdlatul Ummah Indonesia (PNUI) yang paling banyak menempatkan Caleg perempuan di urutan puncak, yaitu 28 orang.

”Tidak ada sanksi (buat mereka), KPU hanya berkewajiban mengumumkan agar diketahui masyarakat,” ujar anggota KPU/Ketua Pokja Pencalegan Endang Sulastri di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Jumat (31/10).

Setelah PDIP dan PKS, Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) berada di urutan selanjutnya Parpol yang paling sedikit memasang Caleg perempuan di nomor satu. Masing-masing hanya menempatkan lima Caleg perempuan.

Meski demikian, Endang menyatakan, secara umum persentase Caleg perempuan yang masuk dalam nomor urut 1 sampai 3 masih cukup besar. Dari total 3.894 Caleg perempuan yang masuk di DCT, sekitar 58 persen atau 2.270 Caleg berada di tiga nomor teratas tersebut.

Menurut Endang, representasi perempuan di nomor teratas itu lebih bisa dilihat publik daripada data Parpol yang tidak memenuhi kuota 30 persen perempuan. ”Sebab, ada (Parpol) yang tidak memenuhi 30 persen, tapi posisi perempuan di nomor satunya banyak,” ujarnya.

Di antara 38 parpol, enam partai tidak memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan di DPR. Yakni, Partai Peduli Rakyat Nasional (26,39 persen), Partai Gerakan Indonesia Raya (28,94 persen), Partai Amanat Nasional (29,44 persen), Partai Republika Nusantara (28,95 persen), Partai Persatuan Pembangunan (28,78 persen), dan Partai Patriot (17,39 persen).

Mulai hari ini, DCT Caleg DPR memang sudah dapat diakses di media cetak nasional Republika dan juga media elektronik nasional TVRI. Namun, sejumlah kesalahan masih ditemui. Antara lain, pencantuman lambang partai hingga kesalahan pencantuman nama Caleg.(dyn/jrr)

PKS KEMBALIKAN DANA GRATIFIKASI KE KPK SEMENJAK TAHUN 2006

Sudah saatnya PKS mempunyai media sendiri untuk mengimbangi berita-berita miring yang secara sinis dan sengaja dibuat untuk demarketing selain untuk menarik minat pembaca biasanya ada kepentingan dari wartawan yang condong ke partai tertentu.

di bawah ini cuma beberapa contoh..

=============================
http://www.riaupos.com/v2/content/view/10724/26/


PKS Akui Terima Uang Suap
Selasa, 21 Oktober 2008
Laporan ERISMAN YAHYA, Jakarta erisman-yahya@riaupos.co.idAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI Mahfudz Siddiq mengakui bahwa empat orang anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) yang duduk di Komisi IV DPR ikut menerima uang suap kasus alih fungsi hutan lindung Tanjung Api-api, Sumsel.

Namun, uang suap yang mereka sebut gratifikasi itu telah diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ‘’Sejak 2005 sampai pertengahan 2008, FPKS telah menyetorkan dana gratifikasi ke KPK Rp1,9 miliar. Terkait langsung dengan kasus Tanjung Api-api Rp372.200.000,’’ kata Mahfudz Siddiq kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI RI, Jakarta, Senin (20/10).

Dijelaskan Mahfudz, keempat anggota FPKS yang ikut menerima uang suap kasus Tanjung Api-api itu adalah Ummung Anwar Sanusi, Syamsu Hilal, Suswono dan Tamsil Lindrung. Ummung Anwar Sanusi menerima Rp10 juta berupa cek perjalanan, Syamsu Hilal menerima uang tunai Rp5 juta dan Rp25 juta dalam bentuk cek perjalanan, Tamsil Lindrung uang tunas Rp12,2 juta dan Suswono uang tunas Rp20 juta dan cek perjalan Rp150 juta.

Keempat anggota FPKS itu menerima uang suap pada tanggal yang sama, yaitu 4 September 2006. ‘’Semua yang mereka terima ini sudah disetorkan ke KPK tanggal 24 September 2006,’’ kata Mahfudz lagi.

Kemudian, lanjut Mahfudz, pada 2 Juli 2007, Suswono kembali menerima cek perjalanan senilai Rp120 juta dan disetorkan ke KPK 3 hari kemudian, yaitu tanggal 5 Juli 2007. ‘’Pak Suswono menerima jumlah yang lebih besar dari yang lain mungkin karena beliau duduk sebagai pimpinan Komisi IV,’’ sebut Mahfudz.

Menurut Mahfudz, sesuai dengan aturan yang berlaku, uang gratifikasi yang diterima oleh pejabat harus diserahkan ke KPK dalam jangka waktu 1 bulan sejak diterima.

‘’Jadi dana yang diterima anggota FPKS itu diserahkan ke KPK sebelum jangka waktunya berakhir. Ini ada bukti berita acara penyerahkan gratifikasi itu ke KPK. Kalau mereka ini dipanggil KPK hanya sebagai saksi,’’ terang Mahfudz.

Mengapa uang suap kasus alih fungsi hutan Tanjung Api-api itu diterima anggota FPKS, Mahfudz menjelaskan bahwa jika pemberian uang itu diperkirakan bisa kembali ke sumber pemberi maka uang itu ditolak.

‘’Tapi kalau uang itu ditolak tapi ada kemungkinan besar tidak sampai kembali ke sumbernya, maka uang itu diterima dan kita setorkan ke KPK. Sebab, kita tidak ingin nama anggota kita tetap dicantumkan sebagai penerima tapi mereka sudah menolaknya,’’ pungkasnya.(jrr)

Saturday, October 18, 2008

HAPUSKAN DPRD hemat uang Milyaran atau trilyun


Usulan di judul postingan tadi adalah "ide cemerlang" dari seorang temen yang "jauh" dari hiruk pikuk dunia politik. Ide tadi muncul karena dia apatis dengan kelakuan para anggota dewan yang ada dan "geli" dengan kenyataan di daerahnya bahwa orang-orang yang sekarang jadi caleg kebanyakan adalah kalangan "PENG ACARA" penganggurang gak ada acara :))

bongkar-bongkar folder pemilu2004, dapat tulisan berikut:


========================
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2003
TENTANG
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,
DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

....

Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban
Pasal 79
DPRD Kabupaten/Kota mempunyai hak:
a. interpelasi;
b. angket; dan
c. menyatakan pendapat.

Pasal 80
Anggota DPRD Kabupaten/Kota mempunyai hak:
a. mengajukan rancangan peraturan daerah;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan pendapat;
d. memilih dan dipilih;
e. membela diri;
f. imunitas;
g. protokoler; dan
h. keuangan dan administratif.

Pasal 81
Anggota DPRD Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban:
a. mengamalkan Pancasila;
b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan;
c. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia dan daerah;
e. memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah;
f. menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
g. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
h. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannya;
i. menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten/Kota; dan
j. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait


Kembali ke pertanyaan temen tadi, apa untungnya ada anggota DPRD?

bisa jawab?


gambar: www.jalansutra.com

Tuesday, October 14, 2008

...."Tapi, bisa juga para penentang RUU adalah kaum... === sisi lain mantan penentang RUU Pornografi ===

forward dari milist sd-islam

Surabaya Post, sabtu 11 Oktober 2008.


Politik Pornografi di Indonesia

Sirikit Syah

Seru juga perdebatan pro-kontra pornografi di tanah air. RUU ini sudah dibahas di DPR sejak awal reformasi. Sudah 10 tahun. Betapa besar biayanya. Memangnya tak ada hal lain yang lebih patut dibiayai? Bukankah persoalan susila sudah dibahas di banyak UU atau aturan lain? Sebut saja KUHP, UU Penyiaran, UU Pers, UU Pelindungan Anak. Lalu, mengapa perlu UU Pronografi?

Pada tahun 2006, saya termasuk menentang RUU yang semula bernama APP (Anti Pornografi dan Pornoaksi). Dari segi content, misalnya, sepasang suami istri yang berciuman di bandara untuk mengucapkan selamat tinggal, bisa dikenai pasal "melakukan pornoaksi di depan umum". Keberatan saya juga karena adanya pemborosan anggaran negara untuk hal yang para legislatornya saja kurang mengerti. Tidak seperti para aktivis perempuan dan kaum liberal, saya tidak sedang membela kaum perempuan (saya juga membela anak-anak, laki-laki, orangtua, dan gender ketiga).

Manusia berubah, tak terkecuali saya. Saya sekarang menyatakan mendukung RUU Pornografi. Saya telah mempelajari dokumen-nya dan melihat kesungguh-sungguhan Pansus di DPR untuk menampung semua keberatan dalam perdebatan dua tahun ini. Draft yang tadinya terdiri dari 96 pasal, sekarang tinggal 48 pasal. Hal-hal aneh-aneh seperti "dugaan pornoaksi" banyak dihapus. Perlindungan terhadap kesenian, ritual adat, dan masyarakat tradisional, tersedia dengan manis di Pasal 14. Bila UU dan aturan lain kurang rinci dalam sanksi pelanggaran, RUU Pornografi ini berfungsi sebagai lex specialis yang dapat diterapkan. Tak ada lagi alasan menolak UU Pornografi ini.


Semua UU/aturan yang diajukan para penentang menggunakan istilah "kesusilaan", bukan "pornografi". Dalam praktiknya, pasal ini akan menjadi pasal karet, tarik ulur atas makna "melanggar kesusilaan". Beberapa kali kasus pornografi gagal dihukum dengan Pasal 282 KUHP karena kelonggaran makna "kesusilaan" ini. Tergantung hakim dan saksi ahli. Awal tahun 2007 majalah Playboy menang pengadilan karena para saksi ahli (wartawan, seniman) menyatakan isi majalah sama sekali tidak porno.

RUU Pornografi juga dituduh sebagai ancaman terhadap masyarakat tradisional. Para penentang membawa-bawa nama orang Bali (memangnya orang Bali masih suka bertelanjang dada?), dan rakyat pedalaman Papua yang masih menggunakan koteka. Tentu saja pemakai koteka tak akan ditangkap dan dihukum karena pornografi. Lagipula, mari kita bertanya pada diri sendiri: kita akan melanggengkan primitivisme (manusia tak berbusana), atau memajukan peradaban (mem-busana-kan masyarakat pedalaman)?

Masyarakat Papua tentu saja dijamin hak asasinya bila tetap ingin mengenakan koteka. Namun perkembangan alamiah manusia adalah menuju kemajuan. Rasa malu diturunkan secara manusiawi oleh Nabi Adam dan Siti Hawa (yang menutupi aurat dengan daun-daunan di Taman Surga). Secara natural, manusia memiliki rasa malu. Wajar bila pemakai koteka akan memilih mengenakan sarung, rok, atau pantalon untuk menutupi auratnya, terutama setelah mereka berinteraksi dengan masyarakat luas.

Para penentang juga menuntut "kebebasan memiliki dan memutar video porno" di kalangan manusia dewasa, karena manusia dewasa diharapkan/dipercaya dapat bertanggungjawab. Seandainya klaim itu benar, bahwa semua manusia dewasa bertanggungjawab, betapa amannya dunia ini. Dalam perspektif lain, meskipun ditonton secara pribadi, pernahkah mereka berpikir: siapa yang memainkan adegan porno itu? Jangan-jangan anak di bawah umur, atau perempuan yang diperdagangkan? Dimana empati mereka? Para penggemar video porno (sebagai terapi seks) sebaiknya memfilmkan diri sendiri saja.

Banyak sekali tuduhan sangar pada RUU Pornografi, antara lain "tirani mayoritas atas minoritas", "diskriminatif terhadap perempuan", "memasung kreativitas seni", dan yang paling seram "agenda Islamisasi/Talibanisasi". Ini semua kekuatiran berlebihan. Di alam demokrasi, kemenangan mayoritas sangat wajar, dan tidak berarti tirani terhadap minoritas. UU Pornografi jauh dari menindas perempuan, melainkan menjunjung tinggi derajad dan martabat perempuan.

Akan halnya kreativitas seni, sastrawan Taufik Ismail dalam pidatonya saat Uji Publik RUU Pornografi, 17 September di Jakarta, mengatakan: "Apakah seniman betul-betul kering kreativitas, sehingga tak bisa lagi menulis tentang kemiskinan, kebodohan, penindasan ekonomi, budaya, dll?" Dia secara tajam juga menyerang masyarakat seniman SMS (Sastra Madzab Selangkang) dan FAK (Fiksi Alat Kelamin) yang kini marak di kalangan penulis muda dengan sasaran generasi muda.

Apakah RUU Pornografi ini adalah gerakan Islamisasi/Talibanisasi? Di sinilah letak permainan politik para penentang. Mereka menggunakan berbagai cara, dari isu gender (diskriminasi perempuan), isu kedaerahan (mengancam masyarakat Bali dan Papuan), hingga yang paling sensitif: membenturkan Islam vs non-Islam. Padahal, semua agama dan kitab suci tidak menyetujui pornografi.

Gerakan politik penggagalan UU Pornografi ini keras menggema di berbagai media dan forum, berupa kutipan pernyataan maupun artikel, hingga ke seminar-seminar akademik dan politik. Terakhir, para penentang mengusung unsur paling sederhana, yaitu "definisi pornografi", dan mempersoalkan frasa "menimbulkan hasrat seksual". Di berbagai kamus bahasa Inggris tentang definisi 'pornography', memang unsur "sexual arousal" terdapat di situ, bukan semata karangan Panus UU Pornografi. Akan halnya pertanyaan "siapa yang akan terangsang?", ini tak akan selesai diperdebatkan. Bisa saja para pelapor pornografi adalah kaum yang mudah terangsang. Tapi, bisa juga para penentang RUU adalah kaum frigid atau impoten yang sulit terangsang. Kita serahkan saja pada para ahlinya, melalui proses pengadilan, bila ada kasus yang dilaporkan.

Penulis adalah pengamat media

Saturday, September 27, 2008

Calon DPD tahun 2009 dari RIAU

Inilah daftar calon legislator perseorangan (DPD) Pemilu 2009 dari Dapil RIAU
(Diurut berdasarkan abjad)
1. Abdul Aziz, SH
2. Abdul Gafar Usman, MM., H. (Ka Kanwil Depag Riau)
3. Adlin, SSos., MSi
4. Afridawati Yunita,SH.,Hj
5. Agustian Rasmanto, SE
6. Amer Hamzah, SIp
7. Amril Piliang
8. Andry Muslim
9. Arbi, SH.,MH., H
10. Azwar Aziz,SH., MSi., H (IPHI Riau)
11.Buchari Mahmud, SH., H (Dispenda Pekanbaru ?)
12. Dicky Rinaldy (Panwas Pilkada ?)
13. Dinawati, SAg (Anggota DPD 2004-2009)
14. Edwin Syarif, SSi (Mantan Ketua KNPI Riau)
15. Effendy SE (KPUD INHU 2004)
16. Fachmi Amrie, Drs., H
17. Farouq Alwi, Drs., H (Mantan Walikota Pekanbaru)
18. Gusmiyar Ridwan, SH
19. Haris Jumadi, SE., MM., H
20. Ida Bagiawaty Rachman, SH (KPPI Riau / PDIP)
21. Intsiawati Ayus, SH., MH (Anggota DPD 2004-2009)
22. Johny Setiawan Mundung, SP (Walhi Riau)
23. Khairudin, SHI., MAg
24. Mafirion (Ka Pengda PSSI Riau)
25. Maimanah Umar, MA., Dra., Hj (Anggota DPD 2004-2009)
26. Marbaga Tampubolon
27. Muhamad Amin, Ir.
28. Mohd. Diah, SS
29. Mohd. Irawan
30. Mohd. Yusuf. DM
31. Muhammad Gazali, Lc (Ketua IKADI Riau)
32. Paragian Sinaga, Ir. (DPRD PDS Pekanbaru)
33. Raja Rusdianto, Drs., H (pengusaha)
34. Ramlius., SAg
35. Riza Irianti, Dra., Hj
36. Said Muhammad Ilyas, SmHK
37. Syaifudin, SAg
38. Syamsul Hidayat Kahar, H (DPRD Riau-Golkar)
39. Viator Butar Butar (IKBR)
40. wide Wirawaty, ST
41. Yonnetti Auni
42. Zulhusni Domo (FPI Riau)

Monday, September 8, 2008

Pemilu 2009 Update : Contrengan Dilihat dari Titik Awalnya

Senin, 08/09/2008 21:35 WIB
Cara Mencontreng Yang Benar
Contrengan Dilihat dari Titik Awalnya
Aprizal rahmatullah - detikNews

Jakarta - KPU telah menetapkan pada Pemilu 2009 penandaan surat suara akan dilakukan dengan cara mencontreng. Berbeda dengan coblosan yang tandanya mudah diketahui, contrengan agak sulit karena bentuknya yang panjang. KPU menetapkan, tanda contrengan dilihat dari titik awal contrengan dimulai.

"Menentukan tanda check list yang benar dilihat dari mana check list dimulai. Tanda titik pijak dari check list itu yang dianggap menandai " kata anggota KPU Andi Nurpati kepada wartawan seusai rapat pimpinan KPU dengan KPU Provinsi di Hotel Sahid Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (8/9/2008).

Adapun untuk alat tulisnya, KPU mengaku hingga saat ini belum memutuskan. Namun opsinya hanya ada dua, yakni pulpen dan stabillo. Kecenderungan ke arah stabillo lebih besar.

"Untuk alat mencontreng kemungkinan besar menggunakan stabillo, eh bukan maksud saya marker, dengan opsi warna orange atau biru sesuai dengan lambang KPU," jelas anggota KPU yang lain, Abdul Aziz, pada kesempatan yang sama.

(sho/gah)

sumber : http://www.detiknews.com/read/2008/09/08/213508/1002621/10/contrengan-dilihat-dari-titik-awalnya

PEMILU 2009 Up date : Mencoblos Dianggap Tidak Sah


KPU: Mencoblos Dianggap Tidak Sah

Senin, 8 September 2008 | 21:17 WIB

JAKARTA, SENIN-Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Anshary mengatakan hasil rapat pleno KPU menyetujui penandaan pada surat suara dengan mencoblos dan memberikan tanda titik (.) dianggap tidak sah. "Kalau memberikan tanda titik tidak bisa. Mencoblos juga," kata Ketua KPU, di sela-sela acara rapat pimpinan antara KPU dengan KPU Provinsi, di Jakarta, Senin (8/9).

Namun, KPU masih perlu meminta pertimbangan dari pemerintah dan DPR tentang tanda yang sah untuk digunakan. "Ini masih di tingkat pleno. Nanti akan didiskusikan dengan DPR," katanya.

Hafiz menjelaskan, KPU sedang membahas tanda untuk menandai surat suara. Tanda lain yang dapat digunakan antara lain tanda bintang (*). Namun KPU, katanya tetap menyosialisasikan penandaan surat suara dengan tanda contreng (V). "Contreng tetap disosialisasikan. Tetapi kita mengantisipasi kalau ada yang tidak mengerti bisa menggunakan tanda lain," katanya.

Ia menjelaskan KPU masih terus melakukan pembahasan seputar alat penanda. Menurut Hafiz diwacanakan penandaan dengan menggunakan bolpoin atau pena penanda ("stabilo").

Ditanya tentang kemungkinan ada kecerobohan dalam mencontreng, misalnya tanda yang dibubuhkan mengenai nama calon legislatif lainnya, maka penentuan calon yang dipilih yakni dilihat dari pangkal tanda berada. "Kita ambil dari pangkal tanda kalau ditemukan tanda melebar sampai ke sebelahnya. Kita belum mengatur lebih detail kalau ada ’error’ dalam penandaan," katanya.

Sementara itu, KPU masih terus membahas tentang desain surat suara dengan DPR dan pemerintah. Dijadwalkan KPU akan melangsungkan simulasi penandaan surat suara di tiga provinsi yaitu Aceh, Jawa Timur, dan Papua dengan menggunakan tiga desain surat suara yang berbeda-beda.

ROY
Sumber : Antara

http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/08/21172422/kpu.mencoblos.dianggap.tidak.sah

Sunday, September 7, 2008

DULU COBLOS SEKARANG CONTRENG, PULPEN ATAU STABILLO TETAP PILIH PKS

DULU COBLOS SEKARANG CONTRENG
YANG DIPILIH TETAP PKS

Terbayang anggaran membengkak, kalau dulu cukup dengan paku "gratis"..

bagaimana kalau :
- Tetap dengan cara dicoblos, sah?
- Dicontreng gambar partai saja
- Dicontreng gambar caleg saja
atau kalau-kalau yang lain



=======================
Minggu, 07/09/2008 08:39 WIB
JPPR:
Pulpen Atau Stabillo Sama-sama Bikin Anggaran Membengkak
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Penetapan alat mencontreng yang digunakan untuk menandai surat suara pada Pemilu 2009 mendatang diperkirakan membuat anggaran membengkak. Hingga saat ini KPU masih belum menentukan alat yang akan digunakan dari 2 opsi, yaitu pulpen atau stabillo.

"Kalau pulpen harus ada standar yang sama, karena ini akan rawan improvisasi yang akan menganggu jenis surat suara dan yang pasti dari sisi anggaran juga akan membengkak," ujar Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Jeirry Sumampaw, kepada detikcom, Minggu (7/9/2008).

"Sedangkan stabillo lebih masalah lagi. Harus ada distribusi yang merata ke
semua daerah, karena tidak semua daerah memiliki atau bahkan mengenal
stabillo," imbuhnya.

Dengan prediksi membengkaknya anggaran karena alat tersebut, maka semangat UU yang pada awalnya adalah untuk mempermudah dan menghemat anggaran menjadi tidak sesuai.

"Oleh karena itu anggaran pasti membesar sehingga semangat yang dulu untuk
menghemat tidak terpenuhi, jadi tidak sesuai," tandasnya.(irw/irw)

http://www.detiknews.com/read/2008/09/07/083905/1001636/10/pulpen-atau-stabillo-sama-sama-bikin-anggaran-membengkak

=======================

Sabtu, 06/09/2008 19:24 WIB
Pemilu 2009
Dulu Mencoblos, Kini Mencontreng
Rachmadin Ismail - detikNews


Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan cara baru untuk penandaan surat suara pada Pemilu 2009 mendatang. Pemilih tidak lagi mencoblos, melainkan mencontreng peserta pemilu pilihannya.

"Untuk penandaan surat suara sudah disepakati bentuknya pencontrengan dengan menggunakan dua alat pilihan, tapi ini masih belum disepakati, yaitu ballpoint dan stabilo," ujar ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.

Hal itu disampaikan dia usai rapat pleno di KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Sabtu (6/9/2008).

Anshary menambahkan, sebetulnya ada beberapa opsi alat untuk pencontrengan surat suara. Selain pulpen dan stabilo, ada usulan untuk memakai spidol dan pensil.

"Kalau spidol itu cepat kering, kalau ballpoint berisiko tajam, sedangkan pensil gampang dihapus. Yang paling diusulkan adalah stabilo, karena jelas. Cuma, harganya lebih mahal," imbuh Anshary.
(irw/irw)

http://www.detiknews.com/read/2008/09/06/192451/1001591/10/dulu-mencoblos-kini-mencontreng

=========================
Sabtu, 06/09/2008 21:01 WIB
KPU Adakan Simulasi Pencontrengan Surat Suara Pemilu 2009
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Penandaan surat suara Pemilu 2009 dengan mencontreng menimbulkan tanda tanya tentang bagaimana pelaksanaannya. Namun, tak perlu khawatir. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengadakan simulasi cara baru tersebut.

"Kita akan adakan simulasi mengenai hal ini dengan beberapa design surat suara yang sudah diajukan di daerah Aceh, Jawa Timur, dan Papua," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.

Hal itu disampaikan usai rapat pleno di Sekterariat KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Sabtu (6/9/2008).

KPU, kata Anshary telah membahas tentang sah dan tidaknya surat suara yang dicontreng. "Ini sudah dibahas secara umum, tapi rinciannya belum. Intinya boleh dicontreng digambar atau nomor urut atau nama calon," kata dia.

Bagaimana kalau ketiga-tiganya? "Itu tidak sah," jawab Anshary.

Anshary berharap simulasi pencontrengan surat suara di tiga daerah itu akan mewakili seluruh Indonesia.(irw/irw)

http://www.detiknews.com/read/2008/09/06/210126/1001599/10/kpu-adakan-simulasi-pencontrengan-surat-suara-pemilu-2009

Friday, September 5, 2008

PILGUB RIAU UPDATE

Jum’at, 5 September 2008 21:02
PKS Resmi Dukung Pasangan CS

PKS kembali membuat kejutan politik. Setelah sebelumnya menyatakan abstain pada Pilkada Riau, partai Islam tersebut akhirnya menyatakan dukungan untuk pasangan Chaidir-Suryadi Khusaini (CS).

Riauterkini-PEKANBARU- Pasangan calon Gubernur Riau Chaidir dan pasanganya calon Wakil Gubernur Riau Suryadi Khusaini atau yang lebih akrab dengan sebutan CS mendapat berkah politik setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi menyampaikan dukungan terhadap pasangan yang diusunga PDIP, Partai Bulan Bintang dan PKNU tersebut.

Dukungan PKS untuk CS langsung disampaikan Presiden PKS Tifatul Sembiring di sela-sela acara buka bersama PKS bersama masyarakat, simpatisan dan kader di Hotel Ibis Pekanbaru, Jumat (5/9). Lebih dari 1.000 massa PKS yang hadir membuat Hotel Ibis penuh sesak. Tifatul yang terlambat karena penerbangan mengalami penundaan langsung menggelar jumpa pers usai berbuka dan sholat Maghrib.

“Kami telah melakukan dialog dengan ketiga pasangan peserta Pilkada Riau, namun akhirnya keputusannya kami memberikan dukungan, bukan mengusung, karena partai kami tak tercatat di KPU, tapi sekali lagi sekedar memberikan dukungan kepada pasangan Pak Chaidir dengan Pak Suryadi atau yang disingkat dengan CS,” ujarnya didampingi Chaidir, Ketua DPW PKS Riau Amin Triawan dan anggota DPR RI dari PKS asal daerah pemilihan Riau Khairul Anwar.

Dijelaskan Tifatul alasan PKS mendukung CS karena PKS melihat pasangan ini punya potensi melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi Riau. “Riau ini kaya raya, sudah mestinya sumber daya alamnya, di atas minyak dan di bawah minyak dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat Riau, dan kami melihat CS mampu melakukan itu,” tegasnya.

Ketika ditanya mengenai indikasi CS memiliki kapasitas dan kapabilitas melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi Riau, Tifatul menyebut pengalaman bertahun-tahun Chadiri menjadi Ketua DPRD Riau dan pengalaman selama in menjadi politisi senior di partai sebesar Golkar.

Lebih lanjut Tifatul menegaskan bahwa keputusan mendukung CS bersifat mengikat kepada seluruh kader. Karena itu, jika ada kader PKS yang membelot memberi dukungan pada pasangan lain, keanggotanyaan di PKS akan dievalusi.

Sementara itu Chaidir kepada wartawan mengatakan, dukungan PKS merupakan wujud dari kesamaan visi antara dirinya dan PKS. “Saya piker karena persamaan visi antara saya dan PKS. Sama-sama menginginkan perubahan ka arah yang lebih baik. Selain itu juga kesederhanaan. Saya dan PKS sama-sama menyukai kesederhanaan,” tuturnya.

Lebih lanjut Chaidir menilai dukungan PKS sangat besar artinya bagi CS. Karena itu ia semakin optimis bisa memenangi Pilkada Riau yang akan digelar pada 22 September mendatang.***(mad)


sumber: http://riauterkini.com/politik.php?arr=20761

=====================
Jum’at, 5 September 2008 20:48
Tersinggung Mambang, PPP Ancam Tarik Dukungan untuk RZ-MM

Pasangan RZ-MM mendapat masalah serius. Sebagian ucapan Mambang Mit dalam pemaparan visi dan misi menyinggung PPP. Partai tersebut mengancam mencabut dukungan.

Riauterkini-PEKANBARU- Saat mendampingi calon Gubernur Riau M Rusli Zainal menyampaikan visi dan misi dalam rapat paripurna istimewa DPRD Riau, Jumat (5/9), calon Wakil Gubernur Riau Raja Mambang Mit mengeluarkan penyataan yang dinilai mendeskreditkan Gubri Wan Abubakar ketika masih menjadi Wakil Gubernur Riau. Mambang mengatakan, tidak mungkin seseorang menjadi wakil gubernur kalau tidak mengerti pemerintahan dan kenyataan sudah terjadi.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Riau sangat tersinggung dan sangat menyesalkannya. Atas dasar itu Mambang diultimatum untuk mencabut pertanyaan dan meyampaikan permohonan maaf di seluruh media massa di Provinsi Riau. Bahkan PPP mengancam akan menarik dukungan dari koalisi yang mengusung Rusli Zainal – Mambang Mit.
Dalam penyampaian visi misi Cagub/Cawagubri, Jumat (5/9) dalam ruang paripurna DPRD Riau yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Riau, Sofyan Hamzah, Mambang pada awal pemaparannya sempat menyinggung soal perlunya hubungan yang baik dan harmonis antara gubernur dan wakil gubernur. Menurut Bambang, seorang wakil gubernur harus mengerti pemerintahan dan sebaliknya tidak mungkin seorang menjadi wakil gubernur jika tidak mengerti pemrintahan. “Bagaimana menjadi seorang wakil gubernur kalau tidak mengerti pemerintahan,“ ujarnya dengan semangat dengan diiringi tepuk tangan pendukung RZ-MM.

Bahkan Mambang berjanji tidak akan mengucapkan hal yang sama. “Saya tidak mau lagi mengulangi kata-kata ini karena memang kenyataannya sudah terjadi,” lanjutnya seraya mengatakan dalam UU No 32/2006 tentang pemerintah daerah tugas dari seorang wakil gubernur adalah koordinasi instansi, dan ke kabupaten/kota dalam rangka membangu tugas gubernur.

Perkataan inilah yang menyinggung perasaan PPP. Menurut PPP, hal itu sangat menyudutkan Wan Abubakar dan PPP sebagai lembaga. “Saya selaku ketua DPW PPP Riau juga penasehat Fraksi PPP Plus serta anggota Komisi A DPRD Riau sangat keberatan dengan pertanyaan Mambang Mit itu yaitu Wagub yang lalu tidak berpengalaman. Itu tidak benar. Pak Wan itu, tiga periode menjadi wakil rakyat yang dua periode terakhir menjadi wakil ketua DPRD, jadi dalam pemerintah daerah sangat berpengalaman,” tegas Rusli Effendi didampingi Ketua Fraksi, Syairf Hidayat dan anggota Fraksi lainya, Azwir Alimuddin, Zanzibar Nong dan Azhar Salim.

Menurut Rusli, pertanyaan Mambang tersebut ditambah lagi dengan pertanyaan bahwa seorang gubernur dan wakil gubernur harus saling melengkapi, tidak mungkin seorang gubernur dan wakil gubernur itu saling bertentang, sangat tidak etis disampaikan seorang calon wakil gubernur bahkan sudah masuk dalam kategori penghinaan dan pelecehan.

Atas dasar itu kata Rusli maka Mambang Mit diultimatum membuat pernyataan mencabut dan permintaan maaf di media massa baik cetak maupun elektronik yang ada di Provinsi Riau dalam waktu satu kali 24 jam. “Kalau tidak kami akan mencabut dukungan kepada RZ – MM. Harus diingat pula bahwa Pak Mambang yang merupakan mantan Sekda adalah bawahan Pak Wan Abubakar,” jelasnya seraya mengakui sudah konsultasi dengan DPP PPP.

Konsultasi itu sendiri disaksikan langsung sejumlah wartawan dengan Sekjen DPP. DPP sendiri melalui Sekjen menyatakan hal itu tidak diterima DPP dan sangat keliru karena Wan saat ini selain menjadi Gubri juga salah seorang Wakil Ketua DPP PPP. Di ruang Fraksi PPP, Syarif sendiri menambahkan, semua anggota Fraksi PPP merasa sangat kecewa. “Bagi kami satu musibah mendengarkan bersama-sama terjadi pelecahan dan penghinaan terhadap Wan Abubakar apalagi dia saat ini menjadi Gubernur Riau,” katanya.

Dikatakan juga pihaknya akan protes dan sekaligus mempelajari kebijakan politik yang diambil PPP. “Sebab, pernyataan itu bisa membunuh karakter seseorang,” lanjut Syarif yang ditambah Zanzibar Nong, mereka belum mengetahui sikap Wan Abubakar secara pribadi terhadap hal itu.***(mad)

sumber: http://riauterkini.com/politik.php?arr=20757

=====================

Thursday, September 4, 2008

ORANG-ORANG YANG KONSISTEN*)

sumber : http://www.detiknews.com/read/2008/09/04/161604/1000425/10/jk-minta-revisi-terbatas-uu-pemilu

Kamis, 04/09/2008 16:16 WIB
JK Minta Revisi Terbatas UU Pemilu
Alfian Banajaransari - detikNews

Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla ternyata menghendaki revisi terbatas UU Pemilu. Yang dikehendaki salah satunya mengenai aturan suara terbanyak Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Golkar Priyo Budi Santoso.

"5 Hari lalu Pak Ketua Umum nelepon saya, (menanyakan) ada kemungkinan masih bisa direvisi enggak UU pemilu," kata Priyo dalam jumpa pers di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Nelly Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (4/9/2008).

Lebih lanjut Priyo menjelaskan, suara terbanyak ini penting karena sesuai suara rakyat dan dirinya berani mengambil risiko bila tidak terpilih.

"Caleg dari partai golkar harus berjibaku siap all out karena memakai suara terbanyak," tandasnya.

Seperti diketahui dalam UU pemilu, untuk penetapan calon legislatif ditetapkan berdasarkan nomor urut.(ndr/iy)

===================================

Berita sebelumnya :
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/28/time/204915/idnews/901712/idkanal/10

Kamis, 28/02/2008 20:49 WIB
Lobi Fraksi Alot, Sidang Paripurna RUU Pemilu Molor
Ramdhan Muhaimin - detikNews
Jakarta - Seperti diperkirakan sebelumnya, perjalanan sidang paripurna RUU Pemilu berjalan alot. Lobi-lobi yang digelar, saat masa skorsing pun sepertinya belum kunjung membuahkan hasil.

Meski anggota DPR sudah berdatangan, namun kursi-kursi masih banyak yang terlihat kosong.

Hingga pukul 20.30 WIB, Kamis (28/2/2008), suasana di ruang sidang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, masih tampak kosong. Padahal semestinya sidang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Kursi-kursi belum terlihat ditempati para wakil rakyat, demikian pula di balkon pemerintah.

Pemandangan yang sama terlihat di kursi pimpinan sidang dan fraksi-fraksi partai politik. Tampaknya mereka masih alot membahas 2 poin krusial mengenai penentuan calon terpilih dan penghitungan sisa suara.

Dari pandangan 10 fraksi, saat sebelum sidang diskors, pandangan mereka terpecah dalam opsi untuk penentuan calon terpilih 30 persen BPP (bilangan pembagi pemilih), berdasarkan calon suara terbanyak atau berdasarkan nomor urut.

Adapun fraksi-fraksi yang memilih opsi penentuan calon terpilih dengan suara terbanyak yaitu PAN, PPP, PKB, PKS, FBPD, dan FPBR. Sedangkan opsi yang memilih nomor urut yakni FPDS, FPDIP, Golkar, dan Demokrat.

Sedang poin untuk sisa suara, perdebatan masih berkutat pada di dapil (daerah pemilihan) atau provinsi. FPAN dan Demokrat masih ngotot untuk menghitung sisa suara di Dapil, sementara fraksi lainnya bertahan pada pendapat penghitungan sisa suara ditarik ke provinsi.(ndr/mly)

================================


Rabu, 27/08/2008 14:24 WIB
FPKS Kecam Fraksi Yang Usulkan Revisi UU Pemilu
Muhammad Nur Hayid - detikNews
Jakarta - Usulan 5 fraksi untuk merevisi UU No 10/2008 tentang Pemilu DPR, DPRD dan DPD disesalkan FPKS. Usulan revisi terbatas UU yang baru berumur 5 bulan itu merupakan bukti nyata inkonsistensi fraksi-fraksi yang selama ini tidak mendukung suara terbanyak.

"Usulan 5 fraksi untuk merevisi UU No 10/2008 soal penentuan perolehan kursi berdasarkan suara terbanyak menunjukkan inkonsistensi partai-partai, khususnya yang sejak awal pembahasan tak setuju suara terbanyak," kata ketua FPKS Mahfudz Sidiq pada wartawan di gedung DPPR Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2008).

menurut anggota Komisi II DPR ini, usulan 5 fraksi tersebut menunjukkan bahwa partai-partai tak mampu mengelola konflik kepentingan dalam pencalegan sehingga dikompensasi dalam bentuk revisi terbatas UU yang baru disahkan.

"Usulan ini terkesan kuat ketidakmampuan partai dalam mengelola konflik kepentingan dalam pencalegan. Jika begini, UU seperti barang mainan. Ini akan mengakibatkan pemborosan anggaran, " kata Mahfudz.

Pengurus DPP PKS ini meminta koleganya di DPR lebih jeli dan hati-hati dalam mengambil sikap politik terkait UU. PKS siap dengan model mana pun, tapi setiap UU yang dihasilkan harus dilaksanakan dengan konsisten. Ini perlu ditegaskan karena selama ini PKS sudah berupaya konsisten menjalankan UU meski dulu usulan suara terbanyak ditolak fraksi-fraksi besar.

"Di saat PKS tunduk menjalankan UU, sekarang mereka balik badan dan mengutak-atik UU. Bahaya sekali jika republik ini dikelola dengan cara seperti ini. Namun pada prinsipnya FPKS sngat siap dengan konsep itu dan senang jika kembali pada suara terbanyak," demikian Mahfudz.(yid/nrl)





Berita lain:
http://www.detiknews.com/read/2008/08/16/162235/989774/10/tetapkan-caleg-dari-suara-terbanyak-golkar-pan-dapat-digugat

http://www.detiknews.com/read/2008/08/26/153917/994944/10/butuh-legitimasi-suara-terbanyak-5-fraksi-usulkan-revisi-uu-pemilu

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/28/time/172541/idnews/901644/idkanal/10

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/03/tgl/03/time/103202/idnews/902818/idkanal/10

http://www.detiknews.com/read/2008/02/28/081033/901182/10/jelang-paripurna-lobi-ruu-pemilu-berlanjut-di-gedung-dpr

http://www.detiknews.com/read/2008/02/28/215017/901732/10/2-materi-ruu-pemilu-masih-alot-paripurna-pilih-voting

http://www.antara.co.id/arc/2008/8/14/suara-terbanyak-ubah-peta-politik-pemilu-2009/



====================

*) Maaf konsisten dalam ketidakkonsistenan

Monday, August 25, 2008

UPDATE CALEG DPR PKS RIAU DAN KEPRI

Riau - 01
1 Chairul Anwar, Drs., Apt. (L) Komisi IX (A-246)
2 Veny Zano (L)
3 Aida Malikha, S.Psi (P)
4 Alfaisal Jayuska (L)
5 Ir. H. Abdul Ghafar (L)
6 Ir. H. Erwandy Saleh, MM (L)
Riau - 02 1 Abdul Jabbar, MA (L)
2 Hidayat Rohim (L)
3 Ir. H. Arkeno (L)
4 Asih Drajad Lumintu, S.Pd (P)
5 Tyas Soekarsono Utomo, Dr. (L)


Kepulauan Riau - 01
1 Ruly Tisna Yuliansa, Ir. (L)
1 Herlini Amran, MA. (1) (P)
2 Janawir, dr (L)
2 Sa'id Iqbal (L)
3 Khusnul Inayati (P)
3 Desy (P)
4 Suryadi, Lc.S.Ag (L)
5 Rina Novita, Amd (P)
6 Drs. Abu Mandaha (L)

SUMBER : WWW. PK-SEJAHTERA.ORG

Sunday, August 24, 2008

Profil Bakal Calon Angggota Dewan DPD PKS INHU










Pemilu tahun 2009 terdapat kenaikan jumlah "kursi" di DPRD Kabupaten Indragiri Hulu menjadi 35, sebelumnya -tahun 2004- hanya 30 kursi dengan jumlah Dapil tetap (4 Dapil).

Dapil 1 (Kuala Cenaku, Rengat, Rengat Barat)
Dapil 2 (Seberida, Batang Cenaku, Batang Gangsal)
Dapil 3 (Peranap, Batang Peranap, Kelayang, Rakit Kulim)
Dapil 4 (Lirik, Pasir Penyu, Lubuk Batu Jaya, Sei Lala)

Tersisa 35 orang kader dan tokoh yang bersedia diajukan sebagai BCAD -Bakal Calon Anggota Dewan- dari 43 yang sebelumnya diajukan. Karena BCAD adalah tugas dan amanah yang berat dan bukan "suatu kemuliaan".

H-2 (tanggal 17 Agustus 2008) jam 02.30 WIB tim DPD berhasil menyelesaikan hampir semua berkas persyaratan Caleg, besoknya dibawa ke KPUD. Alhamdulillah PKS INHU 1 diantara 2 partai awal yang menyerahkan berkas.

Rekapitulasi Profil BCAD Pemilu 2009 PKS INHU:
1. Berdasarkan Pendidikan BCAD
S2: 3%
S1: 67%
Diploma:8%
SLTA: 22%

2. Berdasarkan Gender / Keterwakilan Perempuan
laki-laki: 60%
Perempuan: 40%

Dapil-1 : 36%
Dapil-2 : 50%
Dapil-3 : 33%
Dapil-4 : 44%

3. Usia BCAD
<25 tahun: 6%
25-40 tahun: 83 %
>40 tahun: 11%


Admin

Friday, August 22, 2008

Nomor Urut Caleg dan Upaya Memelihara Keikhlasan

Tulisan lama yang masih sangat relevan dengan situasi sekarang:

http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=6&storyid=2316
Rabu, 11 Pebruari 2004 11:04 WIB (Taujih Pemilu 2004)

Nomor Urut Caleg dan Upaya Memelihara Keikhlasan

Sampai hari ini, berita tentang ungkapan ketidakpuasan dan kekecewaan
soal nomor urut caleg di partai-partai masih terus saja bergulir. Sejak
29 Desember 2003 sebagai batas akhir partai peserta pemilu menyerahkan
daftar calegnya ke KPU, sejak hari itulah protes yang berbuah
kekecewaan, kecaman hingga pengerahan massa yang memicu api kerusuhan
dan tindak brutal terjadi. Para kader 5 partai besar di daerah-daerah
menyoal nomor urut caleg keputusan DPP yang mereka anggap tidak
aspiratif dengan suara bawah.

Mereka kecewa lantaran tokoh-tokoh yang mereka jagokan di lapangan
ternyata menempati posisi nomor sepatu alias posisi penggembira yang
logikanya sulit bisa lolos ke kursi legislatif. Kita tidak tahu, pengerahan massa yang melakukan aksi protes itu murni muncul secara spontanitas dari kader partai di daerah, atau dimotivasi oleh para caleg yang mendapat nomor tidak jadi itu.

Bagaimana dengan PK Sejahtera? Segala puji hanya milik Allah SWT, hingga
hari ini PK Sejahtera sunyi dari pergolakan yang menerpa partai-partai iu.

PK Sejahtera, bila dilihat dari raihan suara yang diperoleh hinga
termasuk partai yang menduduki 6 besar pada pemilu 1999 lalu, sebenarnya
juga bisa mengundang kekisruhan sebagaimana partai-partai besar lainnya.
Terlebih untuk pemilu 2004 mendatang, PK Sejahtera dinilai banyak
pengamat bakal mengalami peningkatan perolehan dukungan. Sekjend PK
Sejahtera, M Anis Matta, pernah mengatakan ada beberapa tafsiran
penyebab ribut-ribut soal caleg. Pertama, motivasi orang berpolitik
adalah untuk menjadi kaya, bukan untuk beribadah. Dan kenyataan saat
ini, dalam lima tahun terakhir orang kaya baru di Indonesia, lahir dari
jalur politik. Kemudian penyebab lainnya adalah system administrasi,
atau system internal partai. Kebanyakan partai tidak memiliki mekanisme
penetapan caleg. Hal ini dikarenakan sebagian besar partai tenggelam
oleh kebesaran nama ketua partai. Sehingga penentuan caleg, tidak
didasarkan pada mekanisme organisasi yang jelas. Hal yang berbeda
terjadi di PK Sejahtera, motif umum para caleg adalah untuk beribadah.
Sehingga jadi caleg atau pun tidak, ongkos pemilu untuk Partai akan
ditanggung bersama-sama. Benarkah seperti itu? Mari kita renungi masing-masing.

Benarkah tak ada pergolakan apapun terkait nomor urut caleg PK yang
makin banyak menjadi tambatan harapan rakyat Indonesia ini? Sebagai
sebuah taushiyah, tema itu tentu layak kita jadikan bahan sebagai bahan tadzkirah.

Abaikan sementara anggapan bahwa para kader yang menjadi caleg PK Sejahtera itu adalah orang-orang yang sudah sekian lama terbina dalam
mekanisme pendidikan yang intensif. Karena berdasarkan petunjuk Al Quran
dan hadits Rasulullah SAW, manusia mempunyai kecenderungan terhadap
harta, wanita dan kekuasaan atau jabatan. Di zaman Rasulullah SAW pun,
sejumlah sahabat diceritakan ada yang terpeleset dan tergiur saat
berurusan dengan salah satu dari tiga titik kritis itu. Dalam urusan
politik dan kekuasaan seperti sekarang, mungkin saja ada perasaan hubbur
riasah, hubbul jah (cinta jabatan dan cinta kedudukan) yang mulai
menghampiri kita. Ruang interaksi kita yang mulai menyentuh titik-titik
kritis itu, sangat rentan bagi penyimpangan niat.

Apa indikasi penyimpangan niat? Mari kita ambil salah satu saja dari
sabda Rasulullah SAW tentang hal ini. "Maukah kalian saya beritahu
tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya takuti daripada Al Masih Ad Dajjal?

Kami katakan: Ya," Ia berkata: "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Syirik khafiyy (yang tersembunyi) yaitu seseorang
mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki shalatnya karena ia mengetahui
ada orang yang melihatnya." (Shahih Sunan Ibni Majah 2/310).

Dalam konteks pencalegan dan nomor urut caleg, ketergelinciran dan
penyimpangan orientasi itu bisa muncul bagi mereka yang kebetulan berada
di papan nomor caleg jadi, maupun bagi mereka yang berada di papan nomor urut bawah.

Bagi kelompok pertama, yakni untuk mereka yang berada di nomor urut
atas, penyimpangan yang terjadi terkait dengan hadits Rasulullah SAW,
adalah ketika amal-amal dakwah mereka menguat hanya saat mereka
mengetahui bahwa amal-amalnya kini diperhatikan dan menjadi sorotan
orang banyak. Merasa bangga dengan posisinya menjadi nomor urut jadi.
Merasa berada di atas caleg-caleg yang lain yang ada di bawahnya. Merasa
amal-amalnya selama ini ternyata berbuah pada posisinya berada pada
nomor urut atas. Memajukan dirinya, bukan organisasinya dan bukan jamaah
dakwahnya, sebagai orang yang memang layak dipilih. Menganggap bahwa
posisinya sebagai caleg jadi, adalah gerbang yang akan membawanya pada
lembar kehidupan yang baru, yang paling tidak mapan secara finansial dan
dihormati orang. Sensitif sekali memang, dan sulit sekali sekali membedakannya.

Bagi mereka yang kebetulan berada di posisi caleg nomor urut tidak jadi.
Konteks hadits ini bisa bermakna penyimpangan mereka tatkala mereka
menjadi lemah dalam bergerak, berdakwah, dan beramal secara umum untuk
kepentingan dakwahnya. Merasa hasil kerja dakwahnya selama ini nyaris
sia-sia karena tidak berada di urutan caleg jadi. Merasa bahwa
orang-orang yang berada di atasnya, sebenarnya tidak layak menempati
posisi itu. Merasa sungkan untuk lebih banyak berjuang dan berdakwah
karena suaranya akan masuk pada mereka yang ada di atasnya. Mulai
hitung-hitungan dalam berkorban karena menilai diri sendiri yang kurang
mendapat apresiasi yang seharusnya. Menganggap bahwa posisinya yang
tidak pada nomor urut caleg jadi, sebagai masalah yang menjadikan
peluang kehidupannya tidak membaik sebagaimana mereka yang akan menjadi
anggota legislatif. Sensitif sekali memang, dan sulit sekali membedakannya.

Apa jalan keluar yang paling penting kita lakukan? Terus menerus
memperbaharui niat dan memantau keikhlasan dalam beramal dan bekerja.
Itu juga yang menjadi inti pesan panjang Presiden Partai Keadilan
Sejahtera Dr. Hidayat Nurwahid saat berbicara di hadapan para caleg di
gedung YTKI kurang lebih satu bulan lalu. Berulangkali beliau menasihati
para caleg untuk sama sekali tidak memandang soal nomor urut. Beliau
menjelaskan betapa dalam sejarahnya Partai Keadilan Sejahtera tidak
pernah mengenal yang bernama karir politik. Karena pada dasarnya motif
masuknya PK Sejahtera dalam lapangan politik adalah masalah pertanggung
jawaban terhadap publik. Dan, itu merupakan amanah yang sangat berat.
Lalu siapa sebenarnya orang yang mau menanggung amanah berat ini? Di
situlah pentingnya keikhlasan.

Ketergelinciran hati, penyimpangan orientasi itu memang sangat tipis dan
sulit membedakannya. Rasulullah SAW bahkan pernah menyebut riya itu
seperti seekor semut hitam yang ada di dalam gelap malam. Yusuf bin Al-
Husain berkata. "Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas.
Berapa banyak aku mengenyahkan riya' dari hatiku, tapi seakan-akan ia
tumbuh dalam rupa yang lain." Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata,
"Ikhlas artinya membersihkan amal dari segala campuran." Dengan kata
lain, amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya karena
kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin memperlihatkan amal itu
tampak indah di mata orang-orang, mencari pujian, tidak ingin dicela,
mencari pengagungan dan sanjungan, karena ingin mendapatkan harta dari
mereka atau pun alasan-alasan lain yang berupa cela dan cacat, yang
secara keseluruhan dapat disatukan sebagai kehendak untuk selain Allah,
apa pun dan siapa pun."

Ingat, takut tidak ikhlas tidak akan pernah menjadikan kita berhenti
dari bekerja. Kekhawatiran tidak ikhlas harus menambah amal dan kerja
dakwah kita lebih besar lagi agar kekhawatiran tidak ikhlas itu luruh.

Karenanya, mari saling bantu meluruskan dan mengikhlaskan niat. Karena
keikhlasan adalah inti kekuatan dan ketidakikhlasan adalah inti kelemahan
dan kekalahan. [M Lili Nur Aulia]



Berita terkait:
• Nomor Urut Turun, YUDI CHRISNANDI Ancam Mundur Jadi Caleg
suarasurabaya.net| YUDI CHRISNANDI anggota Partai Golkar, mengancam mundur dari pencalegan, kalau nomor urut pencalegannya diturunkan tanpa alasan yang jelas. http://www.suarasurabaya.net/v05/politik/?id=3b2fe3c9924750c6128444342ab2bbb1200855321

• Medan (SIB) Kisruh Nomor Caleg Sekretaris PDIP Medan disandera
Kisruh dalam penetapan nomor urut calon legsilatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Medan berbuntut penyanderaan. Sekretaris PDIP Kota Medan, Arifin, disandera massanya sendiri.
Aksi penyanderaan yang berlangsung, Selasa (19/8) itu merupakan bagian dari demonstrasi yang dilakukan puluhan kader PDIP di Kantor PDIP Medan, Jl. Sekip Baru, Medan. Massa merupakan kader dari pimpinan anak cabang PDIP di Medan.
Massa mengaku kecewa dengan hasil penetapan nomor urut caleg yang sudah disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan. Ada indikasi, kecurangan di internal partai dalam penetapan nomor tersebut dan berkaitan dengan permintaan uang. http://hariansib.com/2008/08/20/kisruh-nomor-caleg-sekretaris-pdip-medan-disandera/

• Sejumlah Caleg PDIP Mengundurkan Diri
Rabu, 20 Agustus 2008 - 14:07 wib
Rahmat J - Okezone
KUPANG - Sejumlah calon anggota DPRD di Nusa Tenggara Timur dari PDI Perjuangan memilih untuk mengundurkan diri dari daftar pencalonan yang telah di serahkan ke KPUD.

Pengunduran diri ini dilakukan karena ada dugaan terjadi kolusi dalam penentuan nomor urut yang dilakukan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT Frans Leburaya yang juga Gubernur NTT dengan pengurus DPP di Jakarta. http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/20/1/138414

• Drs Muh Yahya Dituding Jual Nomor Urut Partai Hanura Kota .:. Nomor Urut 1 Dihargai Sebesar Rp 30 Juta
Kendari, KP
Harapan Jend (Purn) Wiranto untuk membesarkan partai hati Nurani Rakyat (Hanura) bentukannya nampaknya bakal kandas di Kota Kendari. Pasalnya, dalam penentuan nomor urut Calon Legislatif (Caleg) partai tersebut, tidak lagi berpedoman pada sepuluh poin penting yang digariskan partai. Tetapi, yang menjadi pertimbangan utama adalah besarnya kontribusi materi yang diberikan setiap Caleg.
Salah satu Caleg Partai Hanura Kota Kendari Ir Teddy Ticoalu kepada Kendari Pos mengatakan, tim seleksi di bawah komando Drs Muh Yahya, tidak lagi mempertimbangkan 10 kriteria yang sudah digariskan partai. Misalnya di poin pertama adalah jabatan di partai serta latar belakang intelektual.
http://www.kendaripos.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=4542
• DI PEKANBARU TIGA PARTAI BERCALEG GANDA
Pekanbaru, TR.Com - Perseteruan internal sejumlah partai yang memicu terjadinya kepengurusan ganda berlanjut hingga saat penyerahan daftar bakal calon legislatif (Bacaleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kepengurusan ganda hingga ke Bacaleg ganda tak terjadi di tingkat pusat, tetapi juga sampai ke teingkat daerah.

Di KPU Provinsi Riau terdapat satu partai, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sama-sama menyerahkan daftar Bacaleg. Satu kubu dibawa pimpinan M Rizal Akbar dan kedua di Riki Hariansyah.

Jika di KPU Riau hanya terdapat satu partai dengan Bacaleg ganda, justru di KPU Kota Pekanbaru ada tiga partai, uniknya dari tiga partai tersebut tidak termasuk PKB.

Ketiga partai tersebut adalah Partai Demokrat (PD), Partai Penegak Demokrasi Indoensia (PPDI) dan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB).

Untuk mengatasi kepengurusan ganda tersebut, KPU akan mengirimkan surat kepada pengurus pusat masing-masing partai. "Jawaban DPP masing-masing partai akan kita jadikan dasar untuk memutuskan kepengurusan yang mana yang sah dan berhak mengikuti Pemilu," ujar ketua KPU Pekanbaru Yusri Manaf kepada wartawan kemarin.(riauterkini). http://www.transparansi-riau.com/cutenews/example2.htm?subaction=showfull&id=1219285250&archive=&start_from=&ucat=15&category=15

• Kamis, 21 Agustus 2008 17:23 WIB. Kader PPP Malang Bakar Atribut Parpol
Penulis : Bagus Suryo

MALANG--MI: Puluhan kader dan simpatisan Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Malang, Jatim, membakar atribut partai sebagai protes atas ditempatkannya calon anggota legislatif dari Medan di nomor urut satu pada daerah pemilihan 4.

Pembakaran atribut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dilakukan, Kamis (21/8), di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Malang. Sedangkan penempatan calon anggota legislatif (caleg) dari Mrdan, Sumtra Utara, itu diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP.

"Kami protes terhadap DPP karena caleg DPR untuk daerah pemilihan 4 (Malang dan sekitarnya) diisi Asrul Harahap dari Medan. Padahal sejumlah kiai merekomendasikan Syaifuddin untuk menempati urutan pertama," kata Dahri, Ketua Angkatan Muda Ka'bah, organisasi sayap PPP, Kabupaten Malang, Kamis. http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MjQ3ODA=

• Kader PDIP Malang Protes Nama Caleg
Selasa, 06 Januari 2004 | 17:25 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Puluhan kader PDIP dari DPC Malang, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/1). Mereka memprotes daftar nama calon legislatif (caleg) yang disusun oleh DPP, yang menempatkan Pramono Anung di nomor urut pertama caleg dari Malang Raya.

Ditemui di sela aksi, Koordinat wilayah Peduli Konstitusi Malang, Gatot, mengatakan penempatan nama Pramono Anung itu tidak sesuai dengan aspirasi kader PDIP Malang. Sebab, mereka telah memutuskan dua nama untuk diajukan sebagai caleg, yaitu Kus Haryadi dan Marsudi Fandi Negara.

Menurut Gatot, kedua nama itu merupakan hasil keputusan konfercab. Namun, setelah diajukan ke DPP, nama-nama tersebut justru dicoret. Karena itu, mereka menuntut agar konstitusi partai ditegakkan dalam penyusunan caleg, berdasarkan aspirasi dari bawah. "Biarkan semua bottom up, bukan top down," kata dia. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/01/06/brk,20040106-29,id.html

• Selasa , 19 Agustus 2008 , 21:04:18 wib
Caleg Hanura Protes Minta Suara Terbanyak
Johnson Simanjuntak
JAKARTA, TRIBUN-Sedikitnya 109 orang calon legislatif (caleg) dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menyampaikan surat 'protes' kepada Ketua Umum DPP Hanura Wiranto.


Mereka mendesak agar Hanura menetapkan kebijakan suara terbanyak untuk menjadi legislatif (DPR/DPR RI) dan bukan berdasarkan nomor urut.

Protes tersebut disampaikan melalui surat tertanggal 7 Agustus 2008 dan ditandatangani oleh 109 caleg Hanura dari berbagai daerah pemilihan (dapil).

"Kami sebagai kader Hanura menyampaikan beberapa masukan dalam rangka rekrutmen bakal calon legislatif baik DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, dimana semua kader berharap mendapat nomor urut satu, namun hal itu tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu solusinya apabila dimungkinkan Partai Hanura menentukan kebijakan internal dengan menghilangkan nomor urut dan menggantinya dengan suara terbanyak pada setiap dapil, sehingga kader yang mendapatkan suara terbanyaklah yang berhak duduk sebagai anggota legislatif tanpa batasan kuota minimal," demikian bunyi surat tersebut.

http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=17952&kategori=13
• Penempatan Caleg PAN Disorot
RENGAT-Penempatan nama calon legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) Inhu mendapat sorotan dari pengurus DPAC. Hal itu disebabkan penempatan tersebut dinilai tidak demokratis.
Seperti dituturkan Ketua DPAC PAN Rengat Barat, Kasrinal, Senin (18/8). Pihaknya menilai, penempatan Caleg tersebut tidak memenuhi keadilan, karena menempatkan orang yang baru saja bergabung dengan partai menempati nomor urut pertama di setiap daerah pemilihan (Dapil). Sementara anggota PAN yang sudah sejak 2004 lalu berjuang, ditempatkan pada nomor sesudahnya. Selain itu, penempatan tersebut dinilai tidak berdasarkan musyawarah dengan DPAC.
"Beberapa DPAC seperti Rengat Barat, Seberida dan lainnya telah sepakat untuk membuat mosi tidak percaya. Hal ini telah kita rapatkan hari ini (Senin kemarin)," ungkap Kasrinal.
Kasrinal menganggap jika hal ini dibiarkan terjadi sama saja dengan mengajarkan proses pencalonan menjadi tidak bersih, selain keputusan yang tidak sesuai dengan aturan juga tidak melalui kesepakatan anggota partai itu sendiri. Pihaknya juga berencana membawa persoalan ini ke DPW PAN Riau agar ditindaklanjuti. Menurutnya, hal ini perlu dituntaskan untuk menjaga kepercayaan kader partai. (eka)
http://www.riaumandiri.net/indexben.php?id=25900

• Biang Ribut Nomor Urut

REPUTASI Pramono Anung Wibowo, 40 tahun, sebagai politikus tangkas, energik, dan sepi gosip miring, diseruduk di kandang sendiri. Sekumpulan aktivis partai dari Malang, Jawa Timur, datang ke Jakarta dan melabraknya.

"Ir. Pramono Anung, Selamat Menikmati Kekuasaan dan Menginjak-injak Perasaan Orang Seperjuangan."
PDI Perjuangan Kabupaten Malang

Ungkapan nyinyir berhuruf hitam itu terpampang pada spanduk warna merah. Selasa siang lalu, 48 kader asal Malang membentangkan kain lima meteran itu pada dua tiang di lapangan parkir yang menghadap kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Siang itu bertepatan dengan rapat rutin pengurus pusat, yang dipimpin langsung oleh Megawati Soekarnoputri.
http://www.gatra.com/artikel.php?id=33008&pil=23





• Merasa Dizalimi, Kader PDIP Protes
Jumat, 01 Agustus 2008|08:29:59WIB
BATAM (BP) - Belasan orang dari unsur anak ranting PDIP se-Kecamatan Nongsa mendatangi Kantor DPC PDIP Batam, Kamis (31/7) sore. Mereka protes atas keputusan partai yang dianggap menzalimi Ketua PAC PDIP Nongsa, Ernawati. Pasalnya, Erna hanya ditempatkan pada nomor urut empat di Daerah Pemilihan (Dapil) II Lubukbaja, Batam Kota dan Nongsa.
Ketua Anak Ranting PDIP Batubesar, M Pahala menjelaskan, meski belum resmi diumumkan, namun pihaknya sudah mengetahui Ernawati hanya menempati nomor urut IV, di bawah Rekaveny Soerya, Angelinus dan Supriadi.
http://batampos.co.id/Metropolis/Merasa_Dizalimi_Kader_PDIP_Protes

Sunday, August 10, 2008

Bersiaga Menanti Tugas

22/4/2008 | 15 Rabiul Akhir 1429 H | Hits: 1.360

Bersiaga Menanti Tugas

http://www.dakwatuna.com/2008/bersiaga-menanti-tugas-istidad-lil-amal/

Oleh: Drs. DH Al Yusni

dakwatuna.com - Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al Anfal: 60)

Kemenangan merupakan anugerah Allah swt. yang sangat berharga. Ia juga menjadi harapan orang yang sedang berjuang. Bagi mereka yang berada di medan juang kemenangan amat dinanti-nanti segera tiba. Mereka ingin kemenangan itu jadi dekat. Akan tetapi perlu diketahui bahwa kemenangan tidak akan datang secara ujug-ujug. Melainkan ada beberapa persoalan yang patut untuk dilakukan agar bisa menghadirkannya.

Kemenangan bagian dari ketentuan Allah swt. atas urusan hamba-Nya (Qudratullah). Dia yang Maha Tahu akan nasib yang dialami ciptaan-Nya. Dia pula yang berhak untuk memberikan kemenangan ataupun menundanya. Kemenangan dari Allah swt. pasti datangnya baik di dunia ataupun akhirat. Sehingga tidak ada kamus kekalahan di hati para pejuang.

Namun kemenangan itu datang dengan jalan-jalan yang akan memuluskan kehadirannya. Melalui upaya maksimalitas manusia (ikhtiyar basyariyah). Adapun mereka yang telah melakukan upaya yang maksimal untuk mencapai prasyarat kemenangan, maka kemenangan menjadi haknya. Oleh karena itu ikhtiyar basyariyah juga menjadi bagian yang harus diperhitungkan oleh mereka yang menunggu-nunggu kemenangan. Ikhtiyar basyariyah yang optimallah yang perlu dibangun dalam perjuangan ini agar kememangan itu menjadi hak yang mutlak.

Bila para dai yang sedang berada di barisan terdepan dalam medan perjuangan ini memahami akan hakikat kemenangan dari dua hal di atas, maka sikap utama dari diri mereka tidak lain adalah sikap siap untuk digerakkan dalam menunaikan sebuah operasionalisasi dakwah ini (isti’dad lil amal). Adapun upaya yang mesti dilakukannya sebagai berikut:

1. Kesanggupan untuk dimobilisasi (Al Qudrah li tanfidz)

Kesanggupan dimobilisasi dengan cepat dalam berbagai keadaan merupakan watak para pahlawan Islam dalam memenangkan dakwah di medan peperangan. Sikap ini secara umum memang perilaku prajurit sejati. Kesanggupan diri membuat mereka berani maju menghadapi tugas dan amanah dakwah sekalipun berat rasanya. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kemenangan yang hakiki. Hidup mulia atau mati syahid.

Bagi seorang prajurit yang siap, memikul tugas dan tanggung jawab adalah kemuliaan. Sehingga mereka akan mengerahkan segenap kemampuan untuk tetap berada di garis tugasnya. Berbalik ke belakang sama artinya dengan mewariskan keburukan dan kekalahan. Karena itu mereka berupaya untuk menunaikannya dengan sebaik-baiknya.

Semangat Abdullah bin Rawahah RA. yang berapi-api di Perang Muktah memacu keberanian para sahabat sehingga mampu mengobarkan kepahlawanan mereka. Membuat jiwa para sahabat lebih mencintai harumnya syurga dari pada pulang kembali ke Madinah. Padahal mereka harus menghadapi musuh dengan jumlah dan kekuatan yang besar. Kecintaan pada hari akhirat menjadi landasan sikap mereka menyongsong tugas mulia. Dan modal itulah kaum muslimin memenangkan pertarungan dan mewariskan perilaku keimanan yang sebenar-benarnya kepada generasi berikutnya.

Hari yang kita lalui saat ini tampak sangat jelas. Karena jelasnya tugas dan amanah yang mesti kita tunaikan. Bila kita runut tugas itu satu persatu maka akan kita dapati begitu banyak tugas yang menanti kita. Tugas itu sedang antri untuk diselesaikan. Masalahnya adalah siapakah gerangan yang akan menunaikannya. Apalagi jika ditinjau dari waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya, maka ia memerlukan kader dakwah yang amat banyak.

Dalam situasi dan kondisi yang pelik dimana tugas dan waktu saling berlomba. Maka perilaku dai sejati untuk selalu siap dimobilisasi harus dikedepankan dari pada sikap gamang untuk menunaikannya. Karena kegamangan dalam melaksanakan tugas sering menghambat kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam menunaikan tugas mulia tersebut. Sikap gamang bagi kader dakwah merupakan batu sandungan yang harus segera disingkirkan. Dan yang perlu dihidupkan adalah sikap untuk selalu sanggup dimobilisasi dengan cepat dalam berbagai situasi. Selanjutnya menempati pos-pos yang lowong dengan sabar dan disiplin.

Pada jihad siyasi banyak pos-pos dakwah yang perlu diisi dengan segera. Karena waktu dan tugas yang perlu diselesaikan saling mendahului. Kader dakwah mesti tanggap dengan kemampuannya dan pos yang ada. Sehingga bisa segera mengistijabahi tugas-tugas mulia tersebut.

2. Bersabar berada di pos-pos dakwah (As Shabru fi ‘aba’i ad da’wah)

Berada pada pos dakwah terkadang banyak kendala dan cobaan. Baik yang menyenangkan maupun yang menyulitkan. Ini memang ujian dakwah yang diberikan Allah swt. pada kita untuk menilai sejauh mana tingkat kesabaran dan kesetiaan prajurit sejati pada tugasnya. Serta keberhasilannya dalam menjalankan amanah yang diberikan padanya.

Adakalanya berada pada pos-pos tugas membosankan bahkan menegangkan karena beban yang berat. Namun adakalanya juga menyenangkan karena fasilitas dan pendapatan yang menggiurkan. Tidak jarang kita jumpai orang yang minta dipindahkan ke pos lain karena tidak suka pada tugas yang harus dikerjakan sehari-hari. Ada pula yang minta terus berada pada posnya karena penghasilan dan fasilitas yang ia dapatkan. Akhirnya tugas itu dinilai dari kesenangan material.

Kaum muslimin pernah mengalami pelajaran pahit di medan Uhud. Ini mesti menjadi catatan mahal umat Islam. Tatkala pos-pos tugas itu dinilai dengan pandangan kesenangan material maka berakibat fatal bagi mereka. Sebab pos-pos yang harusnya dijaga dengan sabar dan disiplin, akhirnya ditinggalkan begitu saja. Kekosongan pos tugas itu menjadi peluang musuh untuk mengkocar-kacir barisan kaum muslimin hingga porak poranda. Dan kerugianlah yang diperolehnya.

Padahal Rasululah saw. mengingatkan mereka dengan komandonya: “Berjagalah di pos kalian ini dan lindungilah pasukan kita dari belakang. Bila kalian melihat pasukan kita berhasil mendesak dan menjarah musuh, janganlah sekali-kali kalian turut serta menjarah. Demikian pula andai kalian melihat pasukan kita banyak yang gugur, janganlah kalian bergerak membantu.” (HR. Bukhari)

Kasus Uhud menjadi ibroh (pelajaran) berharga bagi orang-orang beriman. Cukup sekali saja hal itu terjadi. Tidak boleh terulang lagi apalagi sampai berulang-ulang. Oleh karena itu bekal kesabaran dan keteguhan hati perlu terus dipasok jangan sampai berkurang sedikitpun. Panglima Saad bin Abi Waqqas r.a. menyerukan pasukan yang akan menghadapi tentara Persia dengan instruksinya: “Tempati pos kalian dan bersabarlah, karena kesabaran menjadi jalan kemenangan.”

Bagi kader dakwah ketika sudah menempati pos tugasnya, ia akan menjaganya dengan baik. Ia tidak akan tergiur sekejappun untuk meninggalkannya. Ia juga tidak tergoda oleh kesenangan material yang mengganggunya. Namun ia akan terus berada pada posnya dengan penuh kesabaran. Sebagaimana Sang Junjungan telah mengingatkan bahwa, “Prajurit yang baik adalah bila ditugaskan di bagian belakang, maka ia ada di tempatnya. Bila ia ditugaskan di barisan terdepan, maka ia pun ada di tempatnya.” (HR. An-Nasai).

3. Siap siaga menyongsong tugas (Al Istijabah lil amal)

Bila peluit sang komandan telah dibunyikan, berarti tugas-tugas harus segera diselesaikan. Kesiagaan menyongsong tugas menjadi indikasinya. Dari sana kadang menang dan kalah dapat diperkirakan. Mereka yang siap siaga artinya mereka siap menghadapi situasi apapun. Akan tetapi mereka yang lengah berarti mereka akan menjerumuskan dirinya pada jurang kebinasaan.

Kesiagaan kader dakwah indikasi kesiapannya untuk bertarung. Tentunya, siap di segala sektor. Kesiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan nafsiyah. Dengan kesiapan yang demikian, maka dapat dipetakan kekuatan diri dan musuhnya. Dan seberapa besar kendala yang peluang kemenangan yang akan didapatinya.

Manakala kesiapan itu sudah begitu gamblang di hati kaum muslimin dan kader dakwah secara khusus, maka Allah swt. yang akan memback-upnya. Yang Maha Kuat dan Perkasalah yang akan menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki kader dakwah apabila sudah digerakkan sejak awal.

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Anfal: 17)

Yang menjadi persoalannya adalah apakah kader dakwah saat ini seluruhnya sudah siap siaga menyongsong tugas atau masih asyik termangu dengan kebingungannya. Semuanya kembali pada diri masing-masing. Akan tetapi yang perlu diingat adalah bila kader dakwah belum siap siaga menyongsong tugas jangan berharap hari esok lebih baik dari kemarin.

Generasi Qur’ani masa lalu menjadi umat terbaik bukan terletak pada keberadaan Rasul bersama mereka. Melainkan sikap mereka terhadap Qur’an dan sikap mereka secara keseluruhan yang siap siaga menerima tugas dan perintah. Bila saat itu disodorkan amanah tugas, maka saat itu pula mereka kerjakan tanpa reserve. Nah, kalau begitu sikap mereka itulah yang perlu kita ulang pada diri kita saat ini. Karena tugas dan instruksi komandan untuk jihad siyasi saat ini begitu sangat jelas.

4. Pantang Mundur (Adamul dubur)

Bila pertarungan sudah di hadapan, hanya satu sikap saja yang dilakukan, yaitu maju ke depan. Tidak boleh ada kata mundur atau balik ke belakang. Karena mundur artinya kekalahan. Dan kekalahan adalah kehinaan bagi kader dakwah di dunia dan akhirat. Allah swt. sudah menegaskan: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al Anfal: 15 -16)

Bagi kader dakwah tugas mulia menjadi jalan mulus untuk masa depan. Ia tidak akan pernah berpikir balik ke belakang. Ia akan maju terus menyongsong masa depan. Begitulah kemenangan kaum muslimin di berbagai tempat, termasuk di Eropa. Panglima Thariq bin Ziyad menyampaikan pidatonya di hadapan para prajurit, “Wahai kaum muslimin di belakangmu lautan lepas, tidak ada lagi perahu yang akan membawa kalian ke negeri kampung halaman. Dan di depanmu musuh menghadang. Tidak ada pilihan lain untuk kemenangan kecuali maju ke hadapan songsong musuh dengan hati lapang. Sambut tugas dengan ringan.”

Menghadapi kenyataan ini, keberanianlah yang perlu kita perbesar. Berani karena benar dan berani karena membawa misi kesucian. Kader dakwah pemberani dalam melaksanakan tugas dapat menjadi pintu kegemilangan. Khususnya kegemilangan dakwah di negeri dambaan ini.

5. Tidak bermaksiat (Adamul Ma’shiyah)

Kemenangan dan kekalahan yang dialami kaum muslimin sangat dipengaruhi oleh perbuatan para prajuritnya. Kemaksiatankah atau ketaatan. Kemaksiatan dapat menjadi penyebab kekalahan dan ketaatan dapat membawa kemenangan.

Para pemimpin Islam selalu mewasiatkan untuk mewaspadai perilaku kemaksiatan kadernya. Karena kemaksiatan yang dilakukan satu orang dapat berakibat buruk bagi yang lainnya. Kemaksiatan yang dilakukan seorang kader dakwah harus lebih ditakuti daripada besarnya jumlah dan kekuatan musuh. Sebab maksiatan membuat Allah swt. menjauhi mereka. Dan tidak akan memberikan bala bantuan-Nya.

Catatan hitam dari kasus Uhud pun terjadi lantaran kemaksiatan sebagian prajurit muslim. Mereka tidak mematuhi perintah Rasulullah saw. karena tergiur dengan rampasan perang yang berserakan di depan mereka. Lalu mereka meninggalkan bukit Uhud dan mengumpulkan ghanimah tersebut. Akhirnya pos yang kosong itu segera diambil alih musuh sebagaimana yang diingatkan Allah swt.

“Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Iman: 152)

Cukuplah Uhud menjadi pelajaran besar bagi kita. Satu hal yang perlu dicamkan. Jangan pernah bermaksiat sedikitpun ketika pertarungan telah di hadapan. Kemaksiatan lobang jurang kebinasaan dan kehinaan dunia dan akhirat.

Manakala anashir-anashir kemenangan tersebut dapat terealisir di jiwa para kader dakwah, maka pertolongan dan bala bantuan yang dijanjikan Allah swt. akan tampak nyata di depan mata. Kemenangan tersebut menjadi hak bagi para pejuang (nashrullah wal futuhat). Sebagaimana kemenangan dan penaklukan Kota Mekkah, banyak musuh-musuh dakwah yang tunduk terhina di hari itu dan segera menjadi pengikut Nabi saw. dan kemuliaan orang beriman sebagai pakaian para pejuang yang dahulu telah memberikan investasinya pada dakwah ini. Dan kita telah memahaminya bahwa hal itu melalui proses yang panjang dan rumit. Wallahu ‘alam bishshawab.

Bookmark This