Friday, July 4, 2008

PKS Pilih Abstain

PKS Pilih Abstain
Kamis, 03 Juli 2008
ImagePEKANBARU (RP) - Setelah melalui rapat panjang seharian penuh hingga pukul satu dinihari, Rabu (2/30), akhirnya DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau resmi menyatakan tidak ikut mengusung pasangan calon di Pilgubri 2008.

Ada dua pertimbangan keputusan kontroversial yang membuat PKS memilih abstain. Pertama, PKS melihat dari pasangan kepala daerah yang muncul tidak satu pun yang memenuhi satu kesatuan dari tiga kategori yang ditetapkan PKS yaitu kapabilitas calon, dukungan partai dan ongkos politik.

Kedua, keputusan abstain juga untuk menegaskan PKS bukan partai yang bisa diperjualbelikan sehingga secara otomatis menepis isu negatif yang berkembang terhadap PKS.

‘’Tiga kategori ini satu kesatuan. Dari komunikasi politik yang kita jalin selama ini dengan kandidat dan partai lain tak satu pun yang bisa memenuhinya. Sehingga menjadi dasar pertimbangan kita untuk abstain,’’ ujar Ketua DPW PKS Riau, Amin Triawan, dalam jumpa pers, Rabu (2/7).

PKS menilai Pilgubri 2008 yang dianggap sebagai batu loncatan untuk target utama Pemilu Legislatif 2009 tidak cukup kokoh bagi pencapaian target yang dimaksud.

Karena berdasarkan realita politik dan melalui pertimbangan yang matang, dinilai tidak berpotensi untuk membesarkan PKS. Padahal tradisi PKS adalah perjuangan yang maksimal untuk mencapai kemenangan. ‘’Kalau lebih banyak mudharatnya, lebih baik kita tinggalkan,’’ tegasnya.

Amin mengelak jika partainya dianggap banci dan penakut karena tidak ikut Pilgubri. ‘’Abstain ini bukan sifat banci, tapi juga merupakan sikap politik. Jangan disamakan kasus Pilkada di daerah lain, itu kasuistik. Di Riau kita cuma lima kursi, sehingga kita tidak bisa lebih leluasa berpolitik,’’ ujar Amin yang didampingi jajaran pengurus Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS.

Mesin Politik Mati
Karena keputusan abstain di Pilgubri, secara otomatis mesin partai yang dikenal memiliki kader dan simpatisan yang militan dimatikan alias tidak bekerja untuk mendukung pasangan tertentu.

Dikatakan Amin, ketidakhadiran PKS hanyalah bersifat administratif. Karena itu kepada kader, simpatisan dan masyarakat luas dipersilahkan memilih sesuai hati nurani. Bahkan secara serius dirinya mengimbau untuk terlebih dahulu salat istikharah sebelum menentukan pilihannya.

Kemudian ditegaskannya kepada kader dan simpatisan untuk tidak menggunakan atribut PKS ketika melakukan kampanye calon kepala daerah. ‘’Boleh saja ikut kampanye, tapi jangan dibawa atribut partai. Karena secara resmi kita tidak mendukung satu pun calon,’’ ujarnya.

Jual Mahal
Keputusan PKS untuk abstain di Pilgubri, menurut pengamat politik Andi Yusran lebih dikarenakan PKS kelewat pede alias percaya diri karena kemenangan PKS di berbagai Pilkada di daerah lain.

‘’Ada kesan seperti sikap jual mahal. Karena selama ini kita ketahui PKS telah membuka komunikasi dengan banyak calon dan partai. Alasan tidak ada calon yang memenuhi kategori terlalu dibuat-buat,’’ ujar Andi.

Hal itu membuat pengurus PKS Riau menjadi gamang karena partainya menang di daerah lain, sementara di Riau mereka belum juga mendapat kepastian calon yang memenuhi standar. Akhirnya dipilih jalan aman dengan abstain di Pilgubri. Padahal sebagai partai politik sudah menjadi tugas partai untuk menggiring kader dan simpatisannya pada sebuah keputusan politik.

‘’Berarti untuk fungsi partai sebagai penentu sikap politik, PKS gagal memenuhinya. Bisa saja ini akan mempengaruhi imej PKS di mata masyarakat,’’ ingat Andi.(old)

sumber: http://www.riaupos.com/v2/content/view/7489/1/

No comments: