Friday, August 22, 2008

Nomor Urut Caleg dan Upaya Memelihara Keikhlasan

Tulisan lama yang masih sangat relevan dengan situasi sekarang:

http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=6&storyid=2316
Rabu, 11 Pebruari 2004 11:04 WIB (Taujih Pemilu 2004)

Nomor Urut Caleg dan Upaya Memelihara Keikhlasan

Sampai hari ini, berita tentang ungkapan ketidakpuasan dan kekecewaan
soal nomor urut caleg di partai-partai masih terus saja bergulir. Sejak
29 Desember 2003 sebagai batas akhir partai peserta pemilu menyerahkan
daftar calegnya ke KPU, sejak hari itulah protes yang berbuah
kekecewaan, kecaman hingga pengerahan massa yang memicu api kerusuhan
dan tindak brutal terjadi. Para kader 5 partai besar di daerah-daerah
menyoal nomor urut caleg keputusan DPP yang mereka anggap tidak
aspiratif dengan suara bawah.

Mereka kecewa lantaran tokoh-tokoh yang mereka jagokan di lapangan
ternyata menempati posisi nomor sepatu alias posisi penggembira yang
logikanya sulit bisa lolos ke kursi legislatif. Kita tidak tahu, pengerahan massa yang melakukan aksi protes itu murni muncul secara spontanitas dari kader partai di daerah, atau dimotivasi oleh para caleg yang mendapat nomor tidak jadi itu.

Bagaimana dengan PK Sejahtera? Segala puji hanya milik Allah SWT, hingga
hari ini PK Sejahtera sunyi dari pergolakan yang menerpa partai-partai iu.

PK Sejahtera, bila dilihat dari raihan suara yang diperoleh hinga
termasuk partai yang menduduki 6 besar pada pemilu 1999 lalu, sebenarnya
juga bisa mengundang kekisruhan sebagaimana partai-partai besar lainnya.
Terlebih untuk pemilu 2004 mendatang, PK Sejahtera dinilai banyak
pengamat bakal mengalami peningkatan perolehan dukungan. Sekjend PK
Sejahtera, M Anis Matta, pernah mengatakan ada beberapa tafsiran
penyebab ribut-ribut soal caleg. Pertama, motivasi orang berpolitik
adalah untuk menjadi kaya, bukan untuk beribadah. Dan kenyataan saat
ini, dalam lima tahun terakhir orang kaya baru di Indonesia, lahir dari
jalur politik. Kemudian penyebab lainnya adalah system administrasi,
atau system internal partai. Kebanyakan partai tidak memiliki mekanisme
penetapan caleg. Hal ini dikarenakan sebagian besar partai tenggelam
oleh kebesaran nama ketua partai. Sehingga penentuan caleg, tidak
didasarkan pada mekanisme organisasi yang jelas. Hal yang berbeda
terjadi di PK Sejahtera, motif umum para caleg adalah untuk beribadah.
Sehingga jadi caleg atau pun tidak, ongkos pemilu untuk Partai akan
ditanggung bersama-sama. Benarkah seperti itu? Mari kita renungi masing-masing.

Benarkah tak ada pergolakan apapun terkait nomor urut caleg PK yang
makin banyak menjadi tambatan harapan rakyat Indonesia ini? Sebagai
sebuah taushiyah, tema itu tentu layak kita jadikan bahan sebagai bahan tadzkirah.

Abaikan sementara anggapan bahwa para kader yang menjadi caleg PK Sejahtera itu adalah orang-orang yang sudah sekian lama terbina dalam
mekanisme pendidikan yang intensif. Karena berdasarkan petunjuk Al Quran
dan hadits Rasulullah SAW, manusia mempunyai kecenderungan terhadap
harta, wanita dan kekuasaan atau jabatan. Di zaman Rasulullah SAW pun,
sejumlah sahabat diceritakan ada yang terpeleset dan tergiur saat
berurusan dengan salah satu dari tiga titik kritis itu. Dalam urusan
politik dan kekuasaan seperti sekarang, mungkin saja ada perasaan hubbur
riasah, hubbul jah (cinta jabatan dan cinta kedudukan) yang mulai
menghampiri kita. Ruang interaksi kita yang mulai menyentuh titik-titik
kritis itu, sangat rentan bagi penyimpangan niat.

Apa indikasi penyimpangan niat? Mari kita ambil salah satu saja dari
sabda Rasulullah SAW tentang hal ini. "Maukah kalian saya beritahu
tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya takuti daripada Al Masih Ad Dajjal?

Kami katakan: Ya," Ia berkata: "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Syirik khafiyy (yang tersembunyi) yaitu seseorang
mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki shalatnya karena ia mengetahui
ada orang yang melihatnya." (Shahih Sunan Ibni Majah 2/310).

Dalam konteks pencalegan dan nomor urut caleg, ketergelinciran dan
penyimpangan orientasi itu bisa muncul bagi mereka yang kebetulan berada
di papan nomor caleg jadi, maupun bagi mereka yang berada di papan nomor urut bawah.

Bagi kelompok pertama, yakni untuk mereka yang berada di nomor urut
atas, penyimpangan yang terjadi terkait dengan hadits Rasulullah SAW,
adalah ketika amal-amal dakwah mereka menguat hanya saat mereka
mengetahui bahwa amal-amalnya kini diperhatikan dan menjadi sorotan
orang banyak. Merasa bangga dengan posisinya menjadi nomor urut jadi.
Merasa berada di atas caleg-caleg yang lain yang ada di bawahnya. Merasa
amal-amalnya selama ini ternyata berbuah pada posisinya berada pada
nomor urut atas. Memajukan dirinya, bukan organisasinya dan bukan jamaah
dakwahnya, sebagai orang yang memang layak dipilih. Menganggap bahwa
posisinya sebagai caleg jadi, adalah gerbang yang akan membawanya pada
lembar kehidupan yang baru, yang paling tidak mapan secara finansial dan
dihormati orang. Sensitif sekali memang, dan sulit sekali sekali membedakannya.

Bagi mereka yang kebetulan berada di posisi caleg nomor urut tidak jadi.
Konteks hadits ini bisa bermakna penyimpangan mereka tatkala mereka
menjadi lemah dalam bergerak, berdakwah, dan beramal secara umum untuk
kepentingan dakwahnya. Merasa hasil kerja dakwahnya selama ini nyaris
sia-sia karena tidak berada di urutan caleg jadi. Merasa bahwa
orang-orang yang berada di atasnya, sebenarnya tidak layak menempati
posisi itu. Merasa sungkan untuk lebih banyak berjuang dan berdakwah
karena suaranya akan masuk pada mereka yang ada di atasnya. Mulai
hitung-hitungan dalam berkorban karena menilai diri sendiri yang kurang
mendapat apresiasi yang seharusnya. Menganggap bahwa posisinya yang
tidak pada nomor urut caleg jadi, sebagai masalah yang menjadikan
peluang kehidupannya tidak membaik sebagaimana mereka yang akan menjadi
anggota legislatif. Sensitif sekali memang, dan sulit sekali membedakannya.

Apa jalan keluar yang paling penting kita lakukan? Terus menerus
memperbaharui niat dan memantau keikhlasan dalam beramal dan bekerja.
Itu juga yang menjadi inti pesan panjang Presiden Partai Keadilan
Sejahtera Dr. Hidayat Nurwahid saat berbicara di hadapan para caleg di
gedung YTKI kurang lebih satu bulan lalu. Berulangkali beliau menasihati
para caleg untuk sama sekali tidak memandang soal nomor urut. Beliau
menjelaskan betapa dalam sejarahnya Partai Keadilan Sejahtera tidak
pernah mengenal yang bernama karir politik. Karena pada dasarnya motif
masuknya PK Sejahtera dalam lapangan politik adalah masalah pertanggung
jawaban terhadap publik. Dan, itu merupakan amanah yang sangat berat.
Lalu siapa sebenarnya orang yang mau menanggung amanah berat ini? Di
situlah pentingnya keikhlasan.

Ketergelinciran hati, penyimpangan orientasi itu memang sangat tipis dan
sulit membedakannya. Rasulullah SAW bahkan pernah menyebut riya itu
seperti seekor semut hitam yang ada di dalam gelap malam. Yusuf bin Al-
Husain berkata. "Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas.
Berapa banyak aku mengenyahkan riya' dari hatiku, tapi seakan-akan ia
tumbuh dalam rupa yang lain." Pengarang Manazilus-Sa'irin berkata,
"Ikhlas artinya membersihkan amal dari segala campuran." Dengan kata
lain, amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya karena
kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin memperlihatkan amal itu
tampak indah di mata orang-orang, mencari pujian, tidak ingin dicela,
mencari pengagungan dan sanjungan, karena ingin mendapatkan harta dari
mereka atau pun alasan-alasan lain yang berupa cela dan cacat, yang
secara keseluruhan dapat disatukan sebagai kehendak untuk selain Allah,
apa pun dan siapa pun."

Ingat, takut tidak ikhlas tidak akan pernah menjadikan kita berhenti
dari bekerja. Kekhawatiran tidak ikhlas harus menambah amal dan kerja
dakwah kita lebih besar lagi agar kekhawatiran tidak ikhlas itu luruh.

Karenanya, mari saling bantu meluruskan dan mengikhlaskan niat. Karena
keikhlasan adalah inti kekuatan dan ketidakikhlasan adalah inti kelemahan
dan kekalahan. [M Lili Nur Aulia]



Berita terkait:
• Nomor Urut Turun, YUDI CHRISNANDI Ancam Mundur Jadi Caleg
suarasurabaya.net| YUDI CHRISNANDI anggota Partai Golkar, mengancam mundur dari pencalegan, kalau nomor urut pencalegannya diturunkan tanpa alasan yang jelas. http://www.suarasurabaya.net/v05/politik/?id=3b2fe3c9924750c6128444342ab2bbb1200855321

• Medan (SIB) Kisruh Nomor Caleg Sekretaris PDIP Medan disandera
Kisruh dalam penetapan nomor urut calon legsilatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Medan berbuntut penyanderaan. Sekretaris PDIP Kota Medan, Arifin, disandera massanya sendiri.
Aksi penyanderaan yang berlangsung, Selasa (19/8) itu merupakan bagian dari demonstrasi yang dilakukan puluhan kader PDIP di Kantor PDIP Medan, Jl. Sekip Baru, Medan. Massa merupakan kader dari pimpinan anak cabang PDIP di Medan.
Massa mengaku kecewa dengan hasil penetapan nomor urut caleg yang sudah disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan. Ada indikasi, kecurangan di internal partai dalam penetapan nomor tersebut dan berkaitan dengan permintaan uang. http://hariansib.com/2008/08/20/kisruh-nomor-caleg-sekretaris-pdip-medan-disandera/

• Sejumlah Caleg PDIP Mengundurkan Diri
Rabu, 20 Agustus 2008 - 14:07 wib
Rahmat J - Okezone
KUPANG - Sejumlah calon anggota DPRD di Nusa Tenggara Timur dari PDI Perjuangan memilih untuk mengundurkan diri dari daftar pencalonan yang telah di serahkan ke KPUD.

Pengunduran diri ini dilakukan karena ada dugaan terjadi kolusi dalam penentuan nomor urut yang dilakukan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT Frans Leburaya yang juga Gubernur NTT dengan pengurus DPP di Jakarta. http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/20/1/138414

• Drs Muh Yahya Dituding Jual Nomor Urut Partai Hanura Kota .:. Nomor Urut 1 Dihargai Sebesar Rp 30 Juta
Kendari, KP
Harapan Jend (Purn) Wiranto untuk membesarkan partai hati Nurani Rakyat (Hanura) bentukannya nampaknya bakal kandas di Kota Kendari. Pasalnya, dalam penentuan nomor urut Calon Legislatif (Caleg) partai tersebut, tidak lagi berpedoman pada sepuluh poin penting yang digariskan partai. Tetapi, yang menjadi pertimbangan utama adalah besarnya kontribusi materi yang diberikan setiap Caleg.
Salah satu Caleg Partai Hanura Kota Kendari Ir Teddy Ticoalu kepada Kendari Pos mengatakan, tim seleksi di bawah komando Drs Muh Yahya, tidak lagi mempertimbangkan 10 kriteria yang sudah digariskan partai. Misalnya di poin pertama adalah jabatan di partai serta latar belakang intelektual.
http://www.kendaripos.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=4542
• DI PEKANBARU TIGA PARTAI BERCALEG GANDA
Pekanbaru, TR.Com - Perseteruan internal sejumlah partai yang memicu terjadinya kepengurusan ganda berlanjut hingga saat penyerahan daftar bakal calon legislatif (Bacaleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kepengurusan ganda hingga ke Bacaleg ganda tak terjadi di tingkat pusat, tetapi juga sampai ke teingkat daerah.

Di KPU Provinsi Riau terdapat satu partai, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sama-sama menyerahkan daftar Bacaleg. Satu kubu dibawa pimpinan M Rizal Akbar dan kedua di Riki Hariansyah.

Jika di KPU Riau hanya terdapat satu partai dengan Bacaleg ganda, justru di KPU Kota Pekanbaru ada tiga partai, uniknya dari tiga partai tersebut tidak termasuk PKB.

Ketiga partai tersebut adalah Partai Demokrat (PD), Partai Penegak Demokrasi Indoensia (PPDI) dan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB).

Untuk mengatasi kepengurusan ganda tersebut, KPU akan mengirimkan surat kepada pengurus pusat masing-masing partai. "Jawaban DPP masing-masing partai akan kita jadikan dasar untuk memutuskan kepengurusan yang mana yang sah dan berhak mengikuti Pemilu," ujar ketua KPU Pekanbaru Yusri Manaf kepada wartawan kemarin.(riauterkini). http://www.transparansi-riau.com/cutenews/example2.htm?subaction=showfull&id=1219285250&archive=&start_from=&ucat=15&category=15

• Kamis, 21 Agustus 2008 17:23 WIB. Kader PPP Malang Bakar Atribut Parpol
Penulis : Bagus Suryo

MALANG--MI: Puluhan kader dan simpatisan Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Malang, Jatim, membakar atribut partai sebagai protes atas ditempatkannya calon anggota legislatif dari Medan di nomor urut satu pada daerah pemilihan 4.

Pembakaran atribut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dilakukan, Kamis (21/8), di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Malang. Sedangkan penempatan calon anggota legislatif (caleg) dari Mrdan, Sumtra Utara, itu diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP.

"Kami protes terhadap DPP karena caleg DPR untuk daerah pemilihan 4 (Malang dan sekitarnya) diisi Asrul Harahap dari Medan. Padahal sejumlah kiai merekomendasikan Syaifuddin untuk menempati urutan pertama," kata Dahri, Ketua Angkatan Muda Ka'bah, organisasi sayap PPP, Kabupaten Malang, Kamis. http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MjQ3ODA=

• Kader PDIP Malang Protes Nama Caleg
Selasa, 06 Januari 2004 | 17:25 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Puluhan kader PDIP dari DPC Malang, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/1). Mereka memprotes daftar nama calon legislatif (caleg) yang disusun oleh DPP, yang menempatkan Pramono Anung di nomor urut pertama caleg dari Malang Raya.

Ditemui di sela aksi, Koordinat wilayah Peduli Konstitusi Malang, Gatot, mengatakan penempatan nama Pramono Anung itu tidak sesuai dengan aspirasi kader PDIP Malang. Sebab, mereka telah memutuskan dua nama untuk diajukan sebagai caleg, yaitu Kus Haryadi dan Marsudi Fandi Negara.

Menurut Gatot, kedua nama itu merupakan hasil keputusan konfercab. Namun, setelah diajukan ke DPP, nama-nama tersebut justru dicoret. Karena itu, mereka menuntut agar konstitusi partai ditegakkan dalam penyusunan caleg, berdasarkan aspirasi dari bawah. "Biarkan semua bottom up, bukan top down," kata dia. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/01/06/brk,20040106-29,id.html

• Selasa , 19 Agustus 2008 , 21:04:18 wib
Caleg Hanura Protes Minta Suara Terbanyak
Johnson Simanjuntak
JAKARTA, TRIBUN-Sedikitnya 109 orang calon legislatif (caleg) dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menyampaikan surat 'protes' kepada Ketua Umum DPP Hanura Wiranto.


Mereka mendesak agar Hanura menetapkan kebijakan suara terbanyak untuk menjadi legislatif (DPR/DPR RI) dan bukan berdasarkan nomor urut.

Protes tersebut disampaikan melalui surat tertanggal 7 Agustus 2008 dan ditandatangani oleh 109 caleg Hanura dari berbagai daerah pemilihan (dapil).

"Kami sebagai kader Hanura menyampaikan beberapa masukan dalam rangka rekrutmen bakal calon legislatif baik DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, dimana semua kader berharap mendapat nomor urut satu, namun hal itu tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu solusinya apabila dimungkinkan Partai Hanura menentukan kebijakan internal dengan menghilangkan nomor urut dan menggantinya dengan suara terbanyak pada setiap dapil, sehingga kader yang mendapatkan suara terbanyaklah yang berhak duduk sebagai anggota legislatif tanpa batasan kuota minimal," demikian bunyi surat tersebut.

http://tribunjabar.co.id/artikel_view.php?id=17952&kategori=13
• Penempatan Caleg PAN Disorot
RENGAT-Penempatan nama calon legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) Inhu mendapat sorotan dari pengurus DPAC. Hal itu disebabkan penempatan tersebut dinilai tidak demokratis.
Seperti dituturkan Ketua DPAC PAN Rengat Barat, Kasrinal, Senin (18/8). Pihaknya menilai, penempatan Caleg tersebut tidak memenuhi keadilan, karena menempatkan orang yang baru saja bergabung dengan partai menempati nomor urut pertama di setiap daerah pemilihan (Dapil). Sementara anggota PAN yang sudah sejak 2004 lalu berjuang, ditempatkan pada nomor sesudahnya. Selain itu, penempatan tersebut dinilai tidak berdasarkan musyawarah dengan DPAC.
"Beberapa DPAC seperti Rengat Barat, Seberida dan lainnya telah sepakat untuk membuat mosi tidak percaya. Hal ini telah kita rapatkan hari ini (Senin kemarin)," ungkap Kasrinal.
Kasrinal menganggap jika hal ini dibiarkan terjadi sama saja dengan mengajarkan proses pencalonan menjadi tidak bersih, selain keputusan yang tidak sesuai dengan aturan juga tidak melalui kesepakatan anggota partai itu sendiri. Pihaknya juga berencana membawa persoalan ini ke DPW PAN Riau agar ditindaklanjuti. Menurutnya, hal ini perlu dituntaskan untuk menjaga kepercayaan kader partai. (eka)
http://www.riaumandiri.net/indexben.php?id=25900

• Biang Ribut Nomor Urut

REPUTASI Pramono Anung Wibowo, 40 tahun, sebagai politikus tangkas, energik, dan sepi gosip miring, diseruduk di kandang sendiri. Sekumpulan aktivis partai dari Malang, Jawa Timur, datang ke Jakarta dan melabraknya.

"Ir. Pramono Anung, Selamat Menikmati Kekuasaan dan Menginjak-injak Perasaan Orang Seperjuangan."
PDI Perjuangan Kabupaten Malang

Ungkapan nyinyir berhuruf hitam itu terpampang pada spanduk warna merah. Selasa siang lalu, 48 kader asal Malang membentangkan kain lima meteran itu pada dua tiang di lapangan parkir yang menghadap kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Siang itu bertepatan dengan rapat rutin pengurus pusat, yang dipimpin langsung oleh Megawati Soekarnoputri.
http://www.gatra.com/artikel.php?id=33008&pil=23





• Merasa Dizalimi, Kader PDIP Protes
Jumat, 01 Agustus 2008|08:29:59WIB
BATAM (BP) - Belasan orang dari unsur anak ranting PDIP se-Kecamatan Nongsa mendatangi Kantor DPC PDIP Batam, Kamis (31/7) sore. Mereka protes atas keputusan partai yang dianggap menzalimi Ketua PAC PDIP Nongsa, Ernawati. Pasalnya, Erna hanya ditempatkan pada nomor urut empat di Daerah Pemilihan (Dapil) II Lubukbaja, Batam Kota dan Nongsa.
Ketua Anak Ranting PDIP Batubesar, M Pahala menjelaskan, meski belum resmi diumumkan, namun pihaknya sudah mengetahui Ernawati hanya menempati nomor urut IV, di bawah Rekaveny Soerya, Angelinus dan Supriadi.
http://batampos.co.id/Metropolis/Merasa_Dizalimi_Kader_PDIP_Protes

No comments: