Friday, November 14, 2008

PKS Akui Iklannya Bagian Kampanye Politik

sumber: http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/15/10233590/PKS.Akui.Iklannya.Bagian.Kampanye.Politik

PKS Akui Iklannya Bagian Kampanye Politik

Sabtu, 15 November 2008 | 10:23 WIB

JAKARTA, JUMAT - Setelah dalih rekonsiliasi dijadikan alasan pemunculan tokoh-tokoh bangsa dalam iklan politiknya, akhirnya Sekjen PKS Anis Matta tak mengingkari bahwa iklan tersebut adalah bagian dari kampanye politik. Tujuannya, mencari dan mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya.

Hal itu dikatakan Anis dalam diskusi Radio Trijaya, "Parpol Krisis Tokoh", Sabtu (15/11), di Jakarta. Seperti diketahui, pemunculan tokoh Soekarno, M. Natsir, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Ashari dan Soeharto mengundang kontroversi dan protes dari kelompok yang selama ini identik dengan para tokoh tersebut.

Digunakannya gambar tokoh-tokoh itu, diakui Anis, tak meminta izin kepada keluarga ataupun kelompok-kelompok yang mengklaim 'memiliki' mereka.

"Memang enggak izin, karena itu domain publik. Kita tidak mengingkari (iklan) ini bagian dari kampanye politik untuk meraih dukungan. Kalau partai lain menjual tokoh, kami menjual ide," kata Anis.

Menurut pengamat politik Bachtiar Effendy, iklan PKS biasa-biasa saja. Pesan rekonsiliasi yang didengungkan PKS, menurutnya kamuflase. Tujuannya, tak lain adalah untuk meraih suara dari mereka yang merasa memiliki kedekatan dengan para tokoh itu.

"Rekonsiliasi, itu kan proposal yang diajukan Anis Matta. Tidak pernah parpol punya tujuan rekonsiliasi. Apalagi menjelang pemilu, tujuannya meraih dukungan banyak," ujar Bachtiar.

Menjelang pemilu, partai-partai juga diibaratkan sebagai gerai yang membuka tokonya dan menawarkan barang dagangannya. Bagi peneliti sejarah JJ Rizal, hal yang paling mengusik adalah munculnya tokoh Soeharto dalam iklan partai pimpinan Tifatul Sembiring itu. Sebab, menurutnya PKS lahir dari gerakan anti Soeharto pada masa reformasi.

"Sekarang kok tiba-tiba memunculkan Soeharto, ini tindakan konyol, ahistoris. Iklan PKS, hanyalah iklan semata, bukan pemikiran tentang rekonsiliasi," kata Rizal. (ING)

Inggried Dwi Wedhaswary

No comments: